tag:blogger.com,1999:blog-4133853419266277232024-03-19T09:52:20.774+07:00Sharing Artikel Agama IslamDedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.comBlogger181125tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-72360967787908656742021-03-28T06:16:00.004+07:002022-09-28T01:44:47.761+07:00 Apakah Efek Kemaksiatan itu<p><span style="background-color: white; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada makhluk termulia, Muhammad bin Abdullah beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Amma ba'du :</span></span></p><div class="post-body entry-content" style="background-color: white;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Sungguh dosa dan kemaksiatan itu akan dibayar spontan di dunia sesuai dengan masyiatillah. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi telah menghitung dan ternyata ada kurang lebih 40 balasan bagi pelaku sebuah kemaksiatan. Saya kutip dan tulis dalam sebuah bulletin mungil, agar seluruh lapisan mengetahuinya dengan mudah. Ibnul Qayyim Al Jauzi menuturkan, bahwa efek kemaksiatan itu sebagaimana berikut :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">1. Tidak mendapatkan ilmu. Sebab ilmu itu adalah nur yang diberikan Allah ke suatu hati, sedangkan maksiat itu berfungsi mematikan nyala nur tersebut. Imam Malik pernah berkata kepada Imam Syafi'i muridnya: Sungguh aku telah melihat Allah memberikan nur ke hatimu, maka jangan engkau matikan dengan kemaksiatan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">2. Kehilangan jatah rizkinya. Nabi bersabda: "Sungguh seseorang bisa tidak mendapatkan rizkinya sebab dosa yang dilakukannya." (HR. Ahmad dan Hakim dari Tsauban)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">3. Pelaku maksiat akan mengalami kegersangan jiwa terhadap Rabbnya. Dia akan kehilangan kelezatan ma'iyatillah, padahal hal ini tidak bisa dinilai dengan kenikmatan duniawi. Jika semua kelezatan duniawi disatukan tidak akan bisa mengobati kekeringan jiwa seseorang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">4. Dia juga akan merasa buas dengan sesama, utamanya dengan para pelaku kebaikan. Semakin kuat rasa kebuasannya semakin jauh dia dengan manusia baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">5. Semua perkaranya menjadi semakin susah. Maka dari itu, ia akan selalu mendapati pintu tertutup dalam segala hal. Kebalikannya, orang yang menjauhi dosa akan selalu menemukan way out dari segala urusannya. Allah berfirman yang artinya: " Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, maka Allah mejadikan segala urusanya menjadi lebih mudah." (...l</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">6. Pendosa ini akan mendapati kegelapan hati. Ia merasakannya seperti saat berjalan pada malam kelam. Pertama kali akan tampak secara lahiriyah di matanya, lalu menjalar ke mukanya dan akhirnya akan diketahui oleh semua orang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">7. Kemaksiatan bisa melemahkan badan dan hati seseorang. Maka dari itu, ia tidak memiliki keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo saat kegentingan yang memerlukannya walau kelihatan tegap badan dan ototnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">8. Kehilangan ketaatan dan banyak pahala. Karena dengan dosa tersebut, ia terhalang untuk melakukan berbagai ketaatan. Padahal sebuah amal ketaatan itu jauh lebih baik daripada dunia seisinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">9. Kemaksiatan mengurangi jatah umur dan menghilangkan keberkahannya. Karena amal kebajikan itu menambah umur seseorang maka kemaksiatan (amal bejat) dapat mengurangi usia. Rahasianya, usia seseorang adalah waktu hidupnya. Sedangkan hidup tidak berarti kecuali dengan berbakti (beribadah) kepada Penciptanya, merasa nikmat dengan mencintai dan mengingatNya serta lebih mendahulukan ridhaNya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">10. Kemaksiatan menumbuhkan benih-benih dosa. Sebagian ulama berkomentar: Termasuk balasan amal buruk (maksiat) adalah amal buruk berikutnya. Sedangkan balasan amal baik (hasanat) ialah amalan baik selanjutnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">11. Kemaksiatan melemahkan keinginan pelakunya. Karena maksiat itu akan menguatkan keinginan berbuat dosa dan melemahkan keinginan bertobat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">12. Menganggap kemaksiatan sebagai hal yang biasa. Lalu lenyaplah rasa benci kepadanya dan bahkan berubah menjadi suatu tradisi. Pelakunya menjadi apatis tidak menghiraukan suara dan pandangan masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">13. Kemaksiatan salah satu faktor jatuhnya di mata Tuhan dan masyarakatnya. Allah berfirman yang artinya: " Dan siapa saja yang dihinakan oleh Allah, maka tidak ada lagi yang memuliakannya." (QS. Al-Hajj: 18)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">14. Kesialan akan menghantui pelakunya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">15. Kemaksiatan mewariskan kehinaan. Karena kehormatan dan kemuliaan itu berada pada naungan taat kepada Allah. Allah berfirman yang artinya: " Siapa saja yang menginginkan kemuliaan, sesungguhnya seluruh kemuliaan itu hanya milik Allah." (QS. Fathir: 10)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">16. Kemaksiatan merusak otak. Karena pikiran itu memiliki nur sedangkan maksiat fungsinya adalah memadamkan nur tersebut. Jika nur pikiran padam maka berkuranglah kebriliannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">17. Jika dosa-dosa banyak menumpuk, maka akan lengket di hati pelakunya dan menjadikannya orang yang lalai. Sebagian ulama menafsirkan ayat yang artinya: " ... " (QS. Al-Muthoffifin: 14) dengan: Dosa di atas dosa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">18. Pelaku kemaksiatan masuk dalam rangkaian laknat Rasulullah . Maka sungguh amat merugi manusia yang didoakan buruk oleh orang yang amat mustajab doanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">19. Dia juga kehilangan peluang untuk mendapatkan doa baik dari Rasulullah dan para malaikat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">20. Dosa dan kemaksiatan itu termasuk faktor utama dalam kerusakan bumi. Allah berfirman yang artinya: " Sungguh telah tampak jelas kerusakan di daratan dan lautan sebab tingkah polah manusia (dengan dosanya) agar merasakan akibat tindakannya tersebut dan mau kembali." (QS. Ar-Rum: 11)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">21. Juga bisa mematikan api kecemburuan dalam hati. Padahal ghirah itu merupakan energi dan penawar hati. Manusia termulai adalah yang paling hebat kadar ghirahnya, utamanya pada diri sendiri , keluarga dan seluruh umat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">22. Kemaksiatan bisa menghilangkan sifat malu. Malu merupakan inti kehidupan hati seseorang dan pangkal segala kebaikan. Jika hilang, maka ia kehilangan banyak hal. Nabi bersabda: "Rasa malu itu adalah kebaikan seluruhnya." (HR. Muslim)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">23. Demikian pula dapat melemahkan rasa pengagungan terhadap Allah dalam hati seseorang dan menghilangkan kewibawaanya di mata manusia. Karena termasuk balasan dari meremehkan Allah adalah dicabutnya kewibawaan di mata orang lain, baik ia rela atau tidak. Akhirnya ia tidak memiliki harga di mata mereka.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">24. Kemaksiatan termasuk salah satu faktor dilupakan Allah dan dibiarkan bergelimang dengan hawa nafsu dan setannya. Maka dari itu, kebinasaan dan kehancuran saja yang akan didapat. Allah berfirman yang artinya: " Waha orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah, hendaknya seseorang itu melihat apa yang telah dipersembahkan untuk esok dan sekali lagi bertakwalah kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah Maha Tahu mengenai apa saja yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah melupakan jiwa mereka. Mereka itu adalah orang-orang fasik." (QS. Al-Hasyr: 18-19)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">25. Dosa dan maksiatu itu memperlemah jalan seseorang menuju Allah dan akhirat dan bahkan menyebabkannya terputus.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">26. Dosa-dosa itu juga bisa menyingkirkan nikmat dan mendatangkan bencana. Karena termasuk balasan buruk bagi pelakunya adalah menghilangkan kenimatan yang datang dan memutus aliran nikmat yang akan diterima. Oleh karenanya, seorang hamba selalu dalam kenikmatan selama tidak melanggar dosa dan tidak mendapati malapetakan melainkan karena dosa pula. Allah berfirman yang artinya: "... " (QS. Al-Anfal: 53) seorang penyair bersenandung:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">27. Jika anda dalam kenikmatan maka peliharalah</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">28. karena kemaksiatan itu menghilangkan kenikmatan-kenikmatan</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">29. Hapuslah kemaksiatan tersebut dengan menaatiNya</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">30. karena siksa dan ancamanNya amatlah cepat</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">31. Sebab kemaksiatan, Allah menimpakan ketakutan dan rasa kecut di hati pelakunya. Karena ketaatan itu adalah benteng Allah yang agung, siapa saja yang memasukinya akan mendapati jaminan keamanan dari siksa dunia dan akhirat. Sedangkan pelaku kemaksiatan tidak terlihat kecuali dalam kondisi penuh ketakutan dan kehawatiran, sebab dihantui perasaan dosanya terus menerus.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">32. Kemaksiatan itu membelokkan hati seseorang dari komitmen dan konsisten kepada inhiraf (melenceng) dan sakit. Sungguh, pengaruh hati itu amat besar seperti sakit atas badan seseorang. Bahkan dosa-dosa itu pada hakikatnya adalah penyakit hati yang hanya bisa sembuh dengan meninggalkannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">33. Kemaksiatan itu mematikan mata hati, meredupkan cahayanya, menutup jalan ilmu dan menghalangi pintu hidayah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">34. Kemaksiatan mengkerdilakan jiwa dan menjadikannya hina dina. Sebaliknya amal taat mengembangkan jiwa, membersihkan dan membesarkannya. Allah berfirman yang artinya: " Sungguh telah berbahagia orang yang ..." (QS. As-Syams: 9-10)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">35. Dosa juga menjatuhkan kedudukan seseorang di sisi Allah dan di mata manusia. Karena orang termulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa, sedangkan yang paling dekat denganNya ialah orang yang paling taat kepadaNya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">36. Kemaksiatan merampas nama terpuji dan kemuliaan. Maka ia kehilangan predikat mukmin, pelaku kebaikan dan orang yang bertaqwa. Tapi mendapatkan predikat pendurhaka, fasik, penzina, pemabok dll.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">37. Kemaksiatan memutus tali hubungan seseorang dengan Rabbnya. Jika hal itu terputus, maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya menemui semua faktor keburukan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">38. Kemaksiatan menghapuskan keberkahan-keberkahan, baik keberkahan umur, rizki, ilmu, pekerjaan dan ketaatan. Secara keseluruhan menghilangkan keberkahan agami dan duniawi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">39. Kemaksiatan menjadikan pelakunya hina dina. Padahal memiliki peluang menjadi lebih terhormat. Nabi bersabda: "Aku diutus dihadapan hari Kiamat. Rzkiku berada di bawah tombakku dan ditimpakan orang yang tidak menaatiku kehinaan dan kekerdilan." (HR. Ahmad dari Abdullah bin Amr)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">40. Kemaksiatan menarik makhluk lain untuk lebih berani kepada pelakunya. Maka dari itu, setan lebih berani menimpakan penyakit, kesesatan, waswas, kesedihan dan kesusahan. Demikian pula setan manusia dan hewan lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">41. Kemaksiatan itu menghianati pelakunya dalam hal yang amat diperlukannya. Baik itu dalam mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu yang remeh daripada yang lebih mulia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">42. Maksiat bisa menjadikan lupa pelakunya terhadap dirinya sendiri. Jika ia melupakannya maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan menghancurkannya. Allah berfirman yang artinya: " Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah lalu Allah lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang fasik." (Al-Hasyr: 19). Juga dalam ayat: "Mereka lupa Allah, maka Allah lupa mereka." (At-Taubah: 67)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">43. Maksiat menjauhkan diri pelakunya dari para penolongnya. Maka ia akan lebih dekat kepada setan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">44. Termasuk efek maksiat adalah kehidupan sulit di dunia, kubur dan siksa pedih di akhirat. Allah berfirman yang artinya: " Dan siapa saja yang berpaling dari mengingatKu, maka sungguh ia akan menemui kehidupan susah." (Thoha: 124)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Ini semua adalah aneka efek maksiat dan dosa. Orang yang menggunakan akalnya akan merasa cukup untuk bertaubat dan kembali kepada Allah dengan salah satunya saja. Maka sungguh amat layak untuk seorang muslim untuk segera bertobat secara benar. Allah berfirman yang artinya: " Katakanlah, Waha para hambaKu yang telah menzalimi dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun dan Maha penyayang." (az-Zumar: 53)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Nabi bersabda: "Bahwasanya Allah membentangkan kedua Tangannya pada malam hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa di siang hari. Dan membukanya pada siang hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa pada malam hari."</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Jauhilah tobat yang bohong yang hanya dibibir saja, sementara hatinya selalu ingin melakukan kemaksiatan. Jangan anda anggap remah suatu kemaksiatan, karena sebab kemaksiatanlah bapak dan ibu kita dikeluarkan dari Surga. Juga penyebab Iblis dikeluarkan dari lingkungan malaikat. Demikian pula yang menyebabkan disiksanya kaum 'Ad, kaum Tsamud dengan suatu teriakan, kaum Luth, kaum Nabi Syu'aib, Fir'aun dan pengikutnya serta maksiat merupakan penyebab segala bencana yang menimpa manusia. Maksiat itu menyeru, saudariku saudariku. Begitu pula kebaikan. Hanya saja maksiat menyeru dan menyeru saudarinya hingga terkumpul pada seseorang dan akhirnya menghancurkannya. Maka dari itu, marilah kita memohon kepada Allah agar selalu diberi ampunan dan keselamatan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Dan akhirnya, wa shallallaahu 'alaa Muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Mari kita berfikir, mengingat kembali tentang sebuah penyakit yang apabila kita biarkan maka akan membuat kehancuran bagi kehidupan seorang hamba di dunia maupun di akhirat, sepatutnya kita sadar dan mengetahui bahwa perbuatan dosa dan ma’siat adalah sumber dari malapetaka yang membahayakan. bahayanya terhadap hati seperti racun dalam tubuh sesuai dengan tingkatan beda kemudharatan, tidak ada keburukan dan penyakit melainkan penyebab dari semua itu adalah bermuara dari dosa dan ma’siat. apa penyebab bapak-ibu kita keluar dari surga rumah kelezatan, kenikmatan dan kebahagia’an kepada rumah kesengsara’an, kesusahan serta tempat dari segala musibah? tak lain adalah dosa dan ma’siat. apa penyebab iblis di usir dari keraja’an langit, di usir dan di laknat. bentuknya dirubah luar – dalam hingga berubah menjadi bentuk yang sangat buruk lagi menyeramkan, dan batinya lebih buruk lagi lebih menyeramkan daripada bentuk luarnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Dari dekat berubah menjadi jauh, dari rahmat menjadi laknat, dari indah menjadi jelek, dari surga menjadi keneraka, dari iman menjadi kufur, dari pemimpin yang di cintai menjadi seorang musuh yang paling di benci, dari yang suka bertasbih dan mensucikan allah dan bertahlil, berubah menjadi kekufuran,kemusyrikan, kema’siatan, kepalsuan, kebohongan, serta keburukan. maka terhina di hadapan ALLAH di puncak kehina’an, jatuh di mata ALLAH di dasar jurang kenista’an, kebohonganya adalah kebohongan yang paling besar, dan jadilah ia pemimpin dari orang-orang fasiq dan penjahat yang rela dipimpin oleh iblis setelah mereka menjadi seorang hamba yang terhormat, maka jauhkan kami wahai Tuhan dari menyelisih perintahmu dan melakukan laranganmu. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Apa penyebab tenggelamnya penduduk bumi sampai air menjulung tinggi ke puncak gunung-gunung? apa penyebab datangnya angin badai ke kaum aad sehingga mereka di campakkan ke permuka’an bumi dengan keadaan mati mengenaskan bak daun kurma gugur berjatuhan? rumah, ladang, tumpanganya di luluh lantakkan, sehingga ia menjadi palajaran bagi ummat sampai hari kiamat. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Semua itu tak lain adalah bermuara dari perbuatan dosa dan maksiat. wahai tuhan kami kami akui telah banyak dosa yang kami perbuat . maka ampunilah telah bnyak pelanggaran yang kami lakukan maka jangan sampai itu menjadi penghalang nikmatmu, penghalang dari terkabulkan doa kami … bukakanlah pintu magfirahmu sehingga kami bersimpuh di hadapanmu dengan segala pengakuan… astagfirullah robbal baraya, astagfirullah minal khothoya . robbi zidni ilman naafi’an wa waffiqni amalan maqbulan</span></div></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-40941933460989620532021-03-28T04:29:00.005+07:002022-09-28T01:55:39.472+07:00Persiapan Muslimah Menjelang Pernikahan Permasalahan dan Kiat-kiat<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Sebagai seorang muslimah, kita semua tentu mengharapkan pada saatnya nanti akan bertemu dengan pendamping yang akan menjadi pemimpin dalam rumah tangga kita. Harapannya adalah, dapat membentuk sebuah keluarga yang sakinah, mawwadah warrahmah. Berikut ini adalah sebuah artikel yang bagus untuk disimak yang insya Allah bisa menjadi bekal bagi para muslimah pada khususnya, juga seluruh muslimin dan muslimat dimanapun berada pada umumnya, mengenai apa yang harus dipersiapkan menjelang pernikahan. Silahkan disimak.</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Pendahuluan. </div><div style="text-align: justify;">Allah telah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan, tetumbuhan, pepohonan, hewan, semua Allah ciptakan dalam sunnah keseimbangan dan keserasian. Begitupun dengan manusia, pada diri manusia berjenis laki-laki terdapat sifat kejantanan/ketegara</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan pada manusia yang berjenis wanita terkandung sifat kelembutan/kepengasihan. Sudah menjadi sunatullah bahwa antara kedua sifat tersebut terdapat unsur tarik menarik dan kebutuhan untuk saling melengkapi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk merealisasikan terjadinya kesatuan dari dua sifat tersebut menjadi sebuah hubungan yang benar-benar manusiawi maka Islam telah datang dengan membawa ajaran pernikahan Islam menjadikan lembaga pernikahan sebagai sarana untuk memadu kasih sayang diantara dua jenis manusia. Dengan jalan pernikahan itu pula akan lahir keturunan secara terhormat. Maka adalah suatu hal yang wajar jika pernikahan dikatakan sebagai suatu peristiwa yang sangat diharapkan oleh mereka yang ingin menjaga kesucian fitrah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan bahkan Rosulullah SAW dalam sebuah hadits secara tegas memberikan ultimatum kepada ummatnya: “Barang siapa telah mempunyai kemampuan menikah kemudian ia tidak menikah maka ia bukan termasuk umatku” (H.R. Thabrani dan Baihaqi).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Persiapan Pra Nikah bagi Muslimah. </div><div style="text-align: justify;">Seorang muslimah sholihah yang mengetahui urgensi dan ibadah pernikahan tentu saja suatu hari nanti ingin dapat bersanding dengan seorang laki-laki sholih dalam ikatan suci pernikahan. Pernikahan menuju rumah tangga samara (sakinah, mawaddah dan rahmah) tidak tercipta begitu saja, melainkan butuh persiapan-persiapan yang memadai sebelum muslimah melangkah memasuki gerbang pernikahan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nikah adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat penting, suatu mitsaqan ghalizan (perjanjian yang sangat berat). Banyak konsekwensi yang harus dijalani pasangan suami-isteri dalam berumah tangga. Terutama bagi seorang muslimah, salah satu ujian dalam kehidupan diri seorang muslimah adalah bernama pernikahan. Karena salah satu syarat yang dapat menghantarkan seorang isteri masuk surga adalah mendapatkan ridho suami. Oleh sebab itu seorang muslimah harus mengetahui secara mendalam tentang berbagai hal yang berhubungan dengan persiapan-persiapan menjelang memasuki lembaga pernikahan. Hal tersebut antara lain :</div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">A. Persiapan Spiritual/Moral (Kematangan visi keislaman) </div><div style="text-align: justify;">Dalam tiap diri muslimah, selalu terdapat keinginan, bahwa suatu hari nanti akan dipinang oleh seorang lelaki sholih, yang taat beribadah dan dapat diharapkan menjadi qowwam/pemimpin dalam mengarungi kehidupan di dunia, sebagai bekal dalam menuju akhirat. Tetapi, bila kita ingat firman Allah dalam Al Quran bahwa wanita yang keji, adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik. Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik….” (QS An-Nuur: 26).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bila dalam diri seorang muslimah memiliki keinginan untuk mendapatkan seorang suami yang sholih, maka harus diupayakan agar dirinya menjadi sholihah terlebih dahulu. Untuk menjadikan diri seorang muslimah sholihah, maka bekalilah diri dengan ilmu-ilmu agama, hiasilah dengan akhlaq islami, tujuan nya bukan hanya semata untuk mencari jodoh, tetapi lebih kepada untuk beribadah mendapatkan ridhoNya. Dan media pernikahan adalah sebagai salah satu sarana untuk beribadah pula.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">B. Persiapan konsepsional (memahami konsep tentang lembaga pernikahan)</div><div style="text-align: justify;">Pernikahan sebagai ajang untuk menambah ibadah dan pahala : meningkatkan pahala dari Allah, terutama dalam Shalat Dua rokaat dari orang yang telah menikah lebih baik daripada delapan puluh dua rokaatnya orang yang bujang” (HR. Tamam).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernikahan sebagai wadah terciptanya generasi robbani, penerus perjuangan menegakkan dienullah. Adapun dengan lahirnya anak yang sholih/sholihah maka akan menjadi penyelamat bagi kedua orang tuanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernikahan sebagai sarana tarbiyah (pendidikan) dan ladang dakwah. Dengan menikah, maka akan banyak diperoleh pelajaran-pelajaran dan hal hal yang baru. Selain itu pernikahan juga menjadi salah satu sarana dalam berdakwah, baik dakwah ke keluarga, maupun ke masyarakat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">C. Persiapan kepribadian</div><div style="text-align: justify;">Penerimaan adanya seorang pemimpin. Seorang muslimah harus faham dan sadar betul bila menikah nanti akan ada seseorang yang baru kita kenal, tetapi langsung menempati posisi sebagai seorang qowwam/pemimpin kita yang senantiasa harus kita hormati dan taati. Disinilah nanti salah satu ujian pernikahan itu. Sebagai muslimah yang sudah terbiasa mandiri, maka pemahaman konsep kepemimpinan yang baik sesuai dengan syariat Islam akan menjadi modal dalam berinteraksi dengan suami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Belajar untuk mengenal (bukan untuk dikenal). Seorang laki-laki yang menjadi suami kita, sesungguhnya adalah orang asing bagi kita. Latar belakang, suku, kebiasaan semuanya sangat jauh berbeda dengan kita menjadi pemicu timbulnya perbedaan. Dan bila perbedaan tersebut</div><div style="text-align: justify;">tidak di atur dengan baik melalui komunikasi, keterbukaan dan kepercayaan, maka bisa jadi timbul persoalan dalam pernikahan. Untuk itu harus ada persiapan jiwa yang besar dalam menerima & berusaha mengenali suami kita.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">D. Persiapan Fisik </div><div style="text-align: justify;">Kesiapan fisik ini ditandai dengan kesehatan yang memadai sehingga kedua belah pihak akan mampu melaksanakan fungsi diri sebagai suami ataupun isteri secara optimal. Saat sebelum menikah, ada baiknya bila memeriksakan kesehatan tubuh, terutama faktor yang mempengaruhi masalah reproduksi. Apakah organ-organ reproduksi dapat berfungsi baik, atau adakah penyakit tertentu yang diderita yang dapat berpengaruh pada kesehatan janin yang kelak dikandung. Bila ditemukan penyakit atau kelainan tertentu, segeralah berobat.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">E. Persiapan Material </div><div style="text-align: justify;">Islam tidak menghendaki kita berfikiran materialistis, yaitu hidup yang hanya berorientasi pada materi. Akan tetapi bagi seorang suami, yang akan mengemban amanah sebagai kepala keluarga, maka diutamakan adanya kesiapan calon suami untuk menafkahi. Dan bagi fihak wanita, adanya kesiapan untuk mengelola keuangan keluarga. Insyallah bila suami berikhtiar untuk menafkahi maka Allah akan mencukupkan rizki kepadanya. Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni’mat Allah? (QS. 16:72) ” Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang- orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. 24:32)”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">F. Persiapan Sosial </div><div style="text-align: justify;">Setelah sepasang manusia menikah berarti status sosialnya dimasyarakatpun berubah. Mereka bukan lagi gadis dan lajang tetapi telah berubah menjadi sebuah keluarga. Sehingga mereka pun harus mulai membiasakan diri untuk terlibat dalam kegiatan di kedua belah pihak keluarga maupun di masyarakat. “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu. Dan berbuat baiklah terhadap kedua orang tua, kerabat-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,”Q.S. An-Nissa: 36).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun persiapan-persiapan menjelang pernikahan (A hingga F) yang tersebut di atas itu tidak dapat dengan begitu saja kita raih. Melainkan perlu waktu dan proses belajar untuk mengkajinya. Untuk itu maka saat kita kini masih memiliki banyak waktu, belum terikat oleh kesibukan rumah tangga, maka upayakan untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya guna persiapan menghadapi rumah tangga kelak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3. Pemahaman kriteria dalam memilih atau menyeleksi calon suami</div><div style="text-align: justify;">- Utamakan laki-laki yang memiliki pemahaman agama yang baik</div><div style="text-align: justify;">- Bagaimana ibadah wajib laki-laki yang dimaksud</div><div style="text-align: justify;">- Sejauh mana konsistensi dan semangatnya dalam menjalankan syariat Islam</div><div style="text-align: justify;">- Bagaimana akhlaq dan kepribadiannya</div><div style="text-align: justify;">- Bagaimana lingkungan keluarga dan teman-temannya</div><div style="text-align: justify;">Catatan : Seorang laki-laki yang sholih akan membawa kehidupan seorang wanita menjadi lebih baik, baik di dunia maupun kelak di akhirat .</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekufu</div><div style="text-align: justify;">- Memudahkan proses dalam beradaptasi</div><div style="text-align: justify;">- Tapi ini tidak mutlak sifatnya, karena jodoh adalah rahasia Allah</div><div style="text-align: justify;">- Batasan-batasan siapa yang yang terlarang untuk menjadi suami (QS 4:23-24; QS2: 221)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4. Langkah-langkah yang ditempuh dalam kaitannya untuk memilih calon</div><div style="text-align: justify;">a. Menentukan kriteria calon pendamping (suami ). Diutamakan lelaki yang baik agamanya.</div><div style="text-align: justify;">b. Mengkondisikan orang tua dan keluarga , Kadang ketidaksiapan orang tua dan keluarga bila anak gadisnya menikah menjadi suatu kendala tersendiri bagi seorang muslimah untuk menuju proses pernikahan. Penyebab ketidak siapan itu kadang justru berasal dari diri muslimah itu sendiri, misalnya masih menunjukkan sikap kekanak- kanakan, belum dapat bertanggung jawab dsb. Atau kadang dapat juga pengaruh dari lingkungan, seperti belum selesai kuliah (sarjana) tetapi sudah akan menikah. Hal-hal seperti ini harus diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya, agar pelaksanaan menuju pernikahan menjadi lancar.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">c. Mengkomunikasikan kesiapan untuk menikah dengan pihak-pihak yang dipercaya Kesiapan seorang muslimah dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang dipercaya, agar dapat turut membantu langkah- langkah menuju proses selanjutnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">d. Taâ’aruf (Berkenalan), Proses taâ’aruf sebaiknya dilakukandengan cara Islami. Dalam Islam proses taâ’aruf tidak sama dengan istilah pacaran. Dalam berpacaran sudah pasti tidak bisa dihindarkan kondisi dua insan berlainan jenis yang khalwat atau berduaan. Yang mana dapat membuka peluang terjadinya saling pandang atau bahkan saling sentuh, yang sudah jelas semuanya tidak diatur dalam Islam. Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” QS 17:32).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah SAW bersabda : “Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim).</div><div style="text-align: justify;">Bila kita menginginkan pernikahan kita terbingkai dalam ajaran Islami, maka semua proses yang menyertainya, seperti mulai dari mencari pasangan haruslah diupayakan dengan cara yang ihsan dan islami.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">e. Bermusyawarah dengan pihak-pihak terkait , Bila setelah proses taâ’aruf terlewati, dan hendak dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka selanjutnya dapat melangkah untuk mulai bermusyawarah dengan pihak- pihak yang terkait.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">f. Istikhoroh, Daya nalar manusia dalam menilai sesuatu dapat salah, untuk itu sebagai seorang msulimah yang senantiasa bersandar pada ketentuan Allah, sudah sebaiknya bila meminta petunjuk dari Allah SWT. Bila calon tersebut baik bagi diri muslimah, agama dan penghidupannya, Allah akan mendekatkan, dan bila sebaliknya maka akan dijauhkan. Dalam hal ini, apapun kelak yang terjadi, maka sikap berprasangka baik (husnuzhon) terhadap taqdir Allah harus diutamakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">g. Khitbah, Jika keputusan telah diambil, dan sebelum menginjak pelaksanaan nikah, maka harus didahului oleh pelaksanaan khitbah. Yaitu penawaran atau permintaan dari laki-laki kepada wali dan keluarga fihak wanita. Dalam Islam, wanita yang sudah dikhitbah oleh seorang lelaki, maka tidak boleh untuk dikhitbah oleh lelaki yang lain. Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Janganlah kamu mengkhitbah wanita yang sudah dikhitbah saudaranya, sampai yang mengkhitbah itu meninggalkannya atau memberinya izin “(HR. Muttafaq alaihi).</div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">5. Pentingnya mempelajari tata cara nikah sesuai dengan anjuran dan syariat Islam</div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya tata cara pernikahan dalam Islam sangatlah sederhana dibandingkan tata cara pernikahan adata atau agama lain. Karena Islam sangat menginginkan kemudahan bagi pelakunya. Untuk itu memahami tata cara pernikahan yg islami menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi calon pasangan muslim. Dengan melaksanakan secara Islami, maka sebisa mungkin untuk menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan tata cara pernikahan yang berbau syirik menyekutukan Allah). Karena hanya kepada Allah SWT sajalah kita memohon kelancaran, kemudahan, keselamatan dan kelanggengan pernikahan nanti. Untuk beberapa hal yang harus kita ketahui tentang tata cara nikah adalah masalah sbb:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">a. Dewasa (baligh) dan Sadar</div><div style="text-align: justify;">b. Wali, “Tidak ada nikah kecuali dengan wali” (HR.Tirmidzi J.II Bukhari Muslim dalam Kitabu Nikah),</div><div style="text-align: justify;">c. Mahar, “Berikanlah mahar kepada wanita-wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan” (QS: 4:4)</div><div style="text-align: justify;">- Semakin ringan mahar semakin baik. Seperti sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dari Uqbah bin Amir : “Sebaik-baiknya mahar adalah paling ringan (nilainya).”</div><div style="text-align: justify;">- Bila tak memiliki materi, boleh berupa jasa. Semisal jasa mengajarkan beberapa ayat al-Qur’an atau ilmu-ilmu agama lainnya. Dalam sebuah hadis Rasulullah berkata kepada seorang pemuda yang</div><div style="text-align: justify;">dinikahkannya : “Telah aku nikahkan engkau dengannya (wanita) dengan mahar apa yang engkau miliki dari Al-Quran” (HR. Bukhari dan Muslim)</div><div style="text-align: justify;">d. Adanya dua orang saksi</div><div style="text-align: justify;">e. Proses Ijab Qobul</div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;">Proses Ijab Qabul adalah proses perpindahan </span><span style="font-family: georgia;">perwalian dari Ayah/Wali wanita kepada suaminya. Dan untuk </span><span style="font-family: georgia;">kedepannya makan yang bertanggung jawab terhadap diri wanita itu </span><span style="font-family: georgia;">adalah suaminya. Syarat-syarat diatas adalah ketentuan yang harus </span><span style="font-family: georgia;">dipenuhi dalam syarat sahnya prosesi suatu pernikahan. Selain itu </span><span style="font-family: georgia;">dianjurkan untuk mengadakan walimatul `ursy, dimana pasangan </span><span style="font-family: georgia;">mempelai sebaiknya diperkenalkan kepada keluarga dan lingkungan </span><span style="font-family: georgia;">sekitar bahwa mereka telah resmi menjadi pasangan suami isteri, </span><span style="font-family: georgia;">sebagai antisipasi terjadinya fitnah.</span></span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">6. Permasalahan seputar masalah persiapan nikah</div><div style="text-align: justify;">a. Sudah siap, tetapi jodoh tidak kunjung datang Rahasia jodoh adalah hanya milik Allah, tidak ada satu orangpun yang dapat meramalkan bila jodohnya datang. Sikap husnuzhon amat diutamakan dalam fase menunggu ini. Sembari terus berikhtiar dengan cara meminta bantuan orang-orang yang terpercaya dan berdo’a memohon pertolongan Allah. Juga upayakan senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Hindari diri dari berangan-angan, isilah waktu oleh kegiatan-kegiatan positif .</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">b. Belum siap, tetapi sudah datang tawaran Introspeksi diri, apakah yang membuat diri belum siap ?. Cari penyebab ketidak siapan itu, tingkatkan kepercayaan diri dan fikirkan solusinya. Sangat baik bila</div><div style="text-align: justify;">mengkomunikasikan masalah ini dengan orang-orang yang dipercaya, sehingga diharapkan dapat membantu proses penyiapan diri. Sembari terus banyak mengkaji urgensi tentang pernikahan berikut hikmah-hikmah yang ada di dalamnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">7. Penutup</div><div style="text-align: justify;">Agama Islam sudah sedemikian dimudahkan oleh Allah SWT, tetap masih saja ada orang yang merasakan berat dalam melaksanakannya karena ketidak tahuan mereka. Allah Taâ’ala telah berfirman: “Allah menghendaki kemmudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu” (Q.S. Al-Baqarah : 185)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita lihat, betapa Islam menghendaki kemudahan dalam proses pernikahan. Proses pemilihan jodoh, dalam peminangan, dalam urusan mahar dan juga dalam melaksanakan akad nikah. Demikianlah beberapa pandangan tentang persiapan pernikahan dan berbagai problematikanya, juga beberapa kiat untuk mengantisipasinya. Insyallah, jika ummat Islam mengikuti jalan yang telah digariskan Allah SWT kepadanya, niscaya mereka akan hidup dibawah naungan Islam yang mulia ini dengan penuh ketenangan dan kedamaian.</div></span><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><div style="text-align: justify;">Wallahuâ’alamu bi showab.</div></span></div></div></div></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-236933581023483522012-07-27T21:41:00.045+07:002022-09-28T03:38:22.076+07:00Doa Niat Makan Sahur dan Penjelasannya<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbkHzdqwCMyxUTTwVicLoIczxul5_FK9XvpbHbXX0uIOCvoR1DQgVutpeGoQlcYMjr51uF_Udfel29ZREbBqP4hyKtsdXYdPendrCuOAKP5N87sbDI4q4EActsPUeHwYooL1HWCkrgYMc/s2048/IMG_20200905_094626.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbkHzdqwCMyxUTTwVicLoIczxul5_FK9XvpbHbXX0uIOCvoR1DQgVutpeGoQlcYMjr51uF_Udfel29ZREbBqP4hyKtsdXYdPendrCuOAKP5N87sbDI4q4EActsPUeHwYooL1HWCkrgYMc/w640-h480/IMG_20200905_094626.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Pembaca blog yang disayang Allah Taa'alla, saat kita berpuasa ada beberapa tata cara yang harus kita kerjakaan salah satunya saat berbuka puasa dan saat sahur. Karena tidak ada hadits shahih yang menunjukkan doa khusus makan sahur, maka doa makan sahur sama dengan doa makan secara umum, yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><b>Doa makan sahur 1</b></span></div><div style="text-align: left;"><i><b><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></b></i></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Nawaitu shauma gadhin ‘an adaai fardhu syahri ramadhaan </span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">haadzihis sanati lillahi ta’aalaa.</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">
<b>Artinya:</b><br />
</span><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Dengan nama Allah yg maha Pengasih maha Penyayang saya berniat berpuasa sehari penuh besok dalam bulan ini bulan Ramadhan, karena Engkau ya Allah.</span></i></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
<br />
<b>Doa makan sahur 2 </b><br />
<br />
</span><div style="text-align: right;"><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><span><span><b> اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ</b></span></span><br />
<span><span><b> </b></span></span></span></div></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Alloohumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa waqinaa 'adzaaban naar</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
Artinya :<br />
Ya Allah, berkahilah untuk kami apa yang Engkau karuniakan kepada kami dan peliharalah kami dari adzab neraka<br />
<br />
Keterangan :<br />
Doa ini diambil dari hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam Al Muwatha'<br />
<br />
<b>Doa makan sahur 3 </b><br />
</span><div style="text-align: right;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
</span><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><span><span><b> بِسْمِ اللَّهِ اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا </b></span></span><br />
<span><span><b> </b></span></span></span></div></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Bismillaahi, Alloohumma baariklanaa fiimaa rozaqtanaa</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><span><br />
Artinya :<br />
Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, berkahilah untuk kami apa yang Engkau karuniakan kepada kami </span><br />
<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Pembaca blog yang disayang Allah Taa'alla ketahuilah bahwa dalam makan sahur terdapat keberkahan, artinya kebaikan yang banyak dan tetap terus ada. Makan sahur adalah suatu hal yang disunnahkan dan dianjurkan untuk diakhirkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span id="sasText" style="left: -9999px; position: fixed; top: 0px;"></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,</span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div align="center"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"> <b>تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً</b></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.”</span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"> (Muttafaqun ‘alaih)</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
<span>Beberapa faedah dari hadits di atas:</span><br />
</span><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Anjuran untuk makan sahur.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Makan asalnya mubah (boleh). Namun jika makan seperti ini diniatkan untuk <i>taqarrub</i> (mendekatkan diri) pada Allah, maka bisa berubah menjadi hal yang disunnahkan. Intinya, perkara mubah bisa berubah menjadi sunnah dengan niat seperti dalam makan sahur.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Hadits ini menunjukkan dianjurkannya mengakhirkan makan sahur karena kata sahur dalam bahasa Arab dimaksudkan untuk akhir malam.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Kata ‘<i>sahuur</i>‘ berbeda dengan kata ‘<i>suhuur</i>‘. <i>Sahuur</i> berarti makanan yang dimakan di waktu sahur. Sedangkan <i>suhuur</i> bermakna aktivitas makan sahur. Jadi yang satu berarti makanan dan yang lain berarti (aktivitas) makan.</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Yang dimaksud dengan barokah adalah bertambah dan tumbuh. Hadits ini menerangkan barokah itu ada pada makan sahur. Dan yang menetapkan barokah seperti ini adalah Allah. Sehingga barokah itu bukan datang dari benda itu sendiri, namun dianugerahkan oleh Allah.</span></li>
</ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Demikian di antara faedah dari hadits anjuran makan sahur. Semoga bermanfaat. Semoga Allah senantiasa memberi taufik dalam ilmu dan amal.</span></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">-----------------</span></i></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;">Sumber : Syarh ‘Umdatul Ahkam, Syaikhuna Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsri, terbitan Dar Kunuz </span><span style="font-family: georgia;">thn 1429 H</span></span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-23614472861492398542012-07-27T18:51:00.026+07:002022-09-28T03:39:27.231+07:00Doa Berbuka Puasa dan Penjelasannya<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnMN6SC02aJRu4sLPlfxFSKE-3lGNtGAL5gk85Rlqs7mIJ2iFVkbLcyg6TDRnn1pm00BNvCLdjECJhvxuMrjpDZOtAKH5dgek_zbQkYbFRT1cbQ3lThTMaVKQqwmyZ2NOFWVVmekwCiV4/s720/Photo+Editor-20180819_222415.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="716" data-original-width="720" height="636" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnMN6SC02aJRu4sLPlfxFSKE-3lGNtGAL5gk85Rlqs7mIJ2iFVkbLcyg6TDRnn1pm00BNvCLdjECJhvxuMrjpDZOtAKH5dgek_zbQkYbFRT1cbQ3lThTMaVKQqwmyZ2NOFWVVmekwCiV4/w640-h636/Photo+Editor-20180819_222415.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Sahabat yang di sayang Allah Taa'alla sedang mencari doa berbuka puasa lewat internet. nah kali ini akan berbagi tentang buka puasa. sebelum sobat berbuka pasti sobat sedang menyiapkan menu buka puasa. kalau bisa berbuka minum dan makan yang manis manis dan jangan kebanyakan</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
1. <b>Doa buka puasa 1</b> <br />
</span><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
</span></div><div style="text-align: center;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihCCBqPZ2E1g4-QwuO0n0Xpr_mFUh4lYnnP2l5RZKJ2d6tSxA2C3nOlDemRwCOAhfkeCieUCB3i_6X7h2_dlncjtX1iXnZeUj7pye9-kq5_o2MNYbyX6bTQzouyAnFLE84HivRVAP6_nI/s1600/Doa+Niat+sahur.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><img border="0" height="385" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihCCBqPZ2E1g4-QwuO0n0Xpr_mFUh4lYnnP2l5RZKJ2d6tSxA2C3nOlDemRwCOAhfkeCieUCB3i_6X7h2_dlncjtX1iXnZeUj7pye9-kq5_o2MNYbyX6bTQzouyAnFLE84HivRVAP6_nI/w640-h385/Doa+Niat+sahur.png" width="640" /></span></a></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /><div style="text-align: justify;">Allahumma laka Shumtu wabika aamantu wa’ala risqika afthartu birahmatika yaa arhamar raahimiin.</div></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Artinya: Ya Allah untukMu aku berpuasa, kepadaMu aku beriman dan dengan rizki dariMu aku berbuka, dengan rahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Penyayang. </span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br />
2. <b>Doa buka puasa 2</b>: <br />
</span><h4 style="text-align: right;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ، ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ ال</span></h4><h4 style="font-weight: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">“Ya Allah, untuk Mu aku puasa, kepada Mu aku beriman, dan dengan rezeki Mu aku berbuka. Hilanglah rasa dahaga, tenggorokan pun basah, dan sudah pasti berpahala jika Allah menghendaki.”<b> </b></span></h4><h4 style="font-weight: normal; text-align: left;"><b><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Catatan</span></b></h4><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Doa buka puasa yang masyhur ini adalah gabungan dari dua hadits, yaitu:</span></div><h4 style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ</span></h4><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><div style="text-align: center;">dan,</div>
</span><h4 style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"> ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ</span></h4><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Adapun kalimat “ وَبِكَ آمَنْتُ ” adalah tambahan yang sama sekali tidak ada dasarnya, meski maknanya bagus.</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><br />
<b>Hadits Pertama</b><br />
Apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam buka puasa, beliau berdoa,<br />
</span><h4 style="text-align: right;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ</span></h4><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">“Ya Allah, untuk Mu aku puasa, dan dengan rezeki Mu aku berbuka.”<br /><br />
<b>Takhrij</b><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Hadits ini diriwayatkan Imam Ath Thabarani dalam Al Ausath (7762) dan Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan (1756) dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Ibnu Abi Syaibah (109/1) dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Abu Dawud (2011), Al Baihaqi dalam Asy Syu’ab (3747), Al Baghawi (1761), Adh Dhabbi dalam Ad Du’a` (67), dan Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd (1390); dari Mu’adz bin Zuhrah At Tabi’i.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Ibnu Sa’ad dalam Ath Thabaqat Al Kubra pada biografi Abul Ahwash dari Ar Rabi’ bin Khutsaim At Tabi’i.</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">
<b>Derajat Hadits: Dha’if</b></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Al Haitsami berkata,”Diriwayatkan Ath Thabarani dalam Al Ausath. Di dalam sanadnya ada Dawud bin Az Zibriqan. Dia adalah dha’if.”[1]</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Imam An Nawawi berkata, “Demikian diriwayatkan secara mursal.”[2]</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Al Burhanfuri dalam Kanzu Al ‘Ummal (18056), “Hadits mursal.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Ar Rafi’i berkata tentang hadits Abu Dawud, “Dia adalah hadits mursal.” Dan tentang hadits Ath Thabarani, “Sanadnya lemah. Di dalamnya terdapat Dawud bin Az Zibriqan, dia itu matruk (ditinggalkan).”[3]</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Al Albani mendha’ifkan hadits ini dalam Dha’if Sunan Abi Dawud (2358) dan Dha’if Al Jami’ Ash Shaghir (9831).</span></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Catatan</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Ibnul Mulaqqin berkata, “Hadits ini diriwayatkan Abu Dawud dengan sanad hasan (bagus) tetapi mursal. Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in.”[4]</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Al Albani menghasankan hadits ini dalam Misykat Al Mashabih (1994).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Syaikh Abdul Qadir Al Arna`uth berkata, “Mursal, namun ia mempunyai syawahid (beberapa penguat) yang menguatkannya.”[5]</span></div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><br />
<b>Hadits Kedua</b><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma mengatakan, jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam buka puasa, beliau membaca:</span></div><h4 style="text-align: right;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ</span></h4><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">“Hilanglah rasa dahaga, tenggorokan pun basah, dan sudah pasti berpahala jika Allah menghendaki.”</span><div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span><div><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">
<b>Takhrij</b><br />
Hadits ini diriwayatkan Imam Abu Dawud dari Abdullah bin Muhammad dari Ali bin Al Husain dari Al Husain bin Waqid dari Marwan bin Salim Al Muqaffa’ dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.[6]<br />
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam An Nasa`i dalam As Sunan Al Kubra (3329), Al Baihaqi dalam Syu’ab Al Iman (3748), Ad Daraquthni (2302), Al Hakim (1484), Ibnu As Sunni dalam ‘Amal Al Yaum wa Al Lailah (477), dan Ibnu Abi Ad Dunia (29); juga dari Ibnu Umar.<br />
<b>Derajat Hadits: Hasan</b><br />
Al Hakim (1484) berkata, “Ini adalah hadits shahih sesuai syarat Al Bukhari dan Muslim.”<br />
Al Albani menghasankan hadits ini dalam Mukhtashar Irwa` Al Ghalil (920), Misykat Al Mashabih (1993), Shahih Sunan Abi Dawud (2357), dan Shahih Al Jami’ Ash Shaghir (8807).<br />
<br />
<b>Kesimpulan</b><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Doa buka puasa pada hadits pertama, meski ada yang mendha’ifkan, namun juga ada yang menghasankan. Artinya, derajat kedha’ifannya tidaklah “terlalu.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Sebaiknya doa buka puasa yang dibaca cukup hadits yang kedua saja. Selain lebih ringkas, ialah yang paling shahih di antara hadits hadits doa buka puasa yang lain.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Jika hendak menggabungkan doa buka puasa, sebaiknya tidak menyertakan kalimat “ وَبِكَ آمَنْتُ ”, karena ia hanyalah tambahan dan tidak termasuk dalam hadits doa buka puasa ini. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Wallahu a’lam bish shawab.</span></div><span style="font-family: georgia;">_______________________________<br />
[1]<i> Ma’jma’ Az Zawa`id (4892).</i><br />
[2]<i> Al Adzkar (545).</i><br />
[3]<i> At Talkhish Al Habir (912).</i><br />
[4]<i> Khulashatu Al Badr Al Munir (1126).</i><br />
[5]<i> Raudhatu Al Muhadditsin (4729).</i><br />
[6]<i> Sunan Abi Dawud, Kitab Ash Shaum, Bab Al Qaul ‘Inda Al Ifthar</i>, hadits nomor 2010.</span></div></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-82052751300677033342012-07-27T05:58:00.052+07:002022-09-28T03:40:01.724+07:00Doa Harian Selama Bulan Ramadhan<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4uzdS37kgYFdq_xfNkAQSno5KGH9y_h23r_COYWnYwh1o7-Fc14H9S_rP5KCSgJy4fSSE5bdqZk7WVs7HsL8i-9Tzfn9wBoM_-gpNorpoGjiIKZ7eF0vETvIhMG-xssnGPe4w-6uflsU/s1795/Photo+Editor-20180817_185815.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1795" data-original-width="1795" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4uzdS37kgYFdq_xfNkAQSno5KGH9y_h23r_COYWnYwh1o7-Fc14H9S_rP5KCSgJy4fSSE5bdqZk7WVs7HsL8i-9Tzfn9wBoM_-gpNorpoGjiIKZ7eF0vETvIhMG-xssnGPe4w-6uflsU/w640-h640/Photo+Editor-20180817_185815.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">Doa adalah memohon atau meminta sesuatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan, rizki yang banyak dan halal, anak yang sholeh, keampunan atas segala kesalahan, keteguhan iman dan bentuk permintaan lainya. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar olehNya, lebih utama lagi jika diperbanyak pada bulan Ramadhan.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"> Sabda Rasulullah SAW :<br />
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini. " [H.R.Ath-Thabrani].</span></blockquote><span style="font-family: georgia; font-size: medium;">
Berdoa tidak harus dalam bahasa arab, kita diperbolehkan mengucapkanya dalam bahasa sehari-hari. Apa doa harian yang dianjurkan dalam bulan ramadhan? </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: medium;"><br /></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 1 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Jadikanlah Puasa Ku Sebagai Puasa Orang-Orang Yang Benar-benar Berpuasa. Dan Ibadah Malam Ku Sebagai Ibadah Orang-Orang Yang Benar-Benar Melakukan Ibadah Malam. Dan Jagalah aku dan Tidurnya Orang-Orang Yang Lalai. Hapuskanlah Dosa Ku ... Wahai Tuhan Sekalian Alam, Ampunilah aku, Wahai Pengampun Para Pembuat Dosa.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 2 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Dekatkanlah aku Kepada Keridhoan-Mu dan Jauhkanlah aku dan Kemurkaan Serta Balasan-Mu. Berilah aku Kemampuan Untuk Membaca Ayat-Ayat-Mu Dengan Rahmat-Mu, Wahai Maha Pengasih dari Semua Pengasih.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 3 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Berikanlah aku Rezki Akal dan Kewaspadaan dan Jauhkanlah aku Dari Kebodohan dan Kesesatan. Sediakanlah Bagian Untuk Ku Dari Segala Kebaikan Yang Kau Turunkan, Demi Kemurahan-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Dermawan Dari Semua Dermawan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 4 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Berikanlah Kekuatan Kepada Ku, Untuk Menegakkan Perintah- Perintah-Mu, dan Berilah aku Manisnya Berdzikir Mengingat-Mu. Berilah aku Kekuatan Untuk Menunaikan Syukur Kepada-Mu, Dengan Kemuliaan-Mu. Dan Jagalah aku Dengan Penjagaan-Mu dan Perlindungan- Mu, Wahai Dzat Yang Maha Melihat.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 5 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Jadikanlah aku Diantara Orang-Orang Yang Memohon Ampunan, dan Jadikanlah aku Sebagai Hamba-Mu Yang Sholeh dan Setia Serta Jadikanlah aku Diantara Auliya'-Mu Yang Dekat Disisi-Mu, Dengan Kelembutan-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih Di Antara Semua Pengasih.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 6 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Janganlah Engkau Hinakan aku Karena Perbuatan Maksiat Terhadap-Mu, dan Janganlah Engkau Pukul aku Dengan Cambuk Balasan- Mu. Jauhkanlah aku Dari Hal-Hal Yang Dapat Menyebabkan Kemurkaan-Mu, Dengan Anugerah dan Bantuan-Mu, Wahai Puncak Keinginan Orang-Orang Yang Berkeinginan!</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 7 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Bantulah aku Untuk Melaksanakan Puasanya, dan Ibadah Malamnya. Jauhkanlah aku Dari Kelalaian dan Dosa-Dosa Nya. Dan Berikanlah aku Dzikir Berupa Dzikir Mengingat-Mu Secara Berkesinambungan, Dengan Taufiq- Mu, Wahai Pemberi Petunjuk Orang- Orang Yang Sesat.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 8 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Berilah aku Rezki Berupa Kasih Sayang Terhadap Anak-Anak Yatim dan Pemberian Makan, Serta Penyebaran Salam, dan Pergaulan Dengan Orang-Orang Mulia, Dengan Kemuliaan-Mu, Wahai Tempat Berlindung Bagi Orang-Orang Yang Berharap</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 9 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Sediakanlah Untuk Ku Sebagian Dari Rahmat-Mu Yang Luas, dan Berikanlah aku Petunjuk Kepada Ajaran-Ajaran-Mu Yang Terang, dan Bimbinglah aku Menuju Kepada Kerelaan-Mu Yang Penuh Dengan Kecintaan- Mu, Wahai Harapan Orang-Orang Yang Rindu.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 10 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Jadikanlah aku Diantara Orang-Orang Yang Bertawakkal Kepada-Mu, dan Jadikanlah aku Diantara Orang- Orang Yang Menang Disisi-Mu, dan Jadikanlah aku Diantara Orang-Orang Yang Dekat Kepada- Mu Dengan Ihsan-Mu, Wahai Tujuan Orang-Orang Yang Memohon.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 11 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Tanamkanlah Dalam Diriku Kecintaan Kepada Perbuatan Baik, dan Tanamkanlah Dalam Diriku Kebencian Terhadap Kemaksiatan dan Kefasikan. Jauhkanlah Dariku Kemurkaan-Mu dan Api Neraka Dengan Pertolongan-Mu, Wahai Penolong Orang-Orang Yang Meminta Pertolongan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 12 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Hiasilah Diriku Dengan Penutup dan Kesucian. Tutupilah Diriku Dengan Pakaian Qana'ah dan Kerelaan. Tempatkanlah aku Di Atas Jalan Keadilan dan Sikap Tulus. Amankanlah Diriku Dari Setiap Yang aku Takuti Dengan Penjagaan-Mu, Wahai Penjaga Orang-Orang Yang Takut.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 13 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Sucikanlah Diriku Dari Kekotoran dan Kejelekan. Berilah Kesabaran Padaku Untuk Menerima Segala Ketentuan. Dan Berilah Kemampuan Kepadaku Untuk Bertaqwa, dan Bergaul Dengan Orang-Orang Yang Baik Dengan Bantuan-Mu, Wahai Dambaan Orang-Orang Miskin.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 14 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Janganlah. Engkau Hukum aku, Karena Kekeliruan Yang Ku lakukan. Dan Ampunilah aku Dari Kesalahan-Kesalahan dan Kebodohan. Janganlah Engkau Jadikan Diriku Sebagai Sasaran Bala' dan Malapetaka Dengan Kemuliaan-Mu, Wahai Kemuliaan Kaum Muslimin.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 15 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Berilah aku Rezki Berupa Ketaatan Orang-Orang Yang Khusyu'. Dan Lapangkanlah Dadaku Dengan Taubatnya Orang-Orang Yang Menyesal, Dengan Keamanan-Mu, Wahai Keamanan Untuk Orang-Orang Yang Takut.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 16 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Berilah aku Kemampuan Untuk Hidup Sebagaimana Kehidupan Orang-Orang Yang Baik. Dan Jauhkanlah aku Dari Kehidupan Bersama Orang-Orang Yang Jahat. Dan Naungilah aku Dengan Rahmat-Mu Hingga Sampai Kepada Alam Akhirat. Demi Ketuhanan-Mu Wahai Tuhan Seru Sekalian Alam.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 17 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Tunjukkanlah aku Kepada Amal Kebajikan dan Penuhilah Hajat Serta Cita-Cita Ku. Wahai Yang Maha Mengetahui Keperluan, Tanpa Pengungkapan Permohonan. Wahai Yang Maha Mengetahui Segala Yang Ada Didalam Hati Seluruh Isi Alam. Sholawat Atas Muhammad dan Keluarganya Yang Suci.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 18 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Sedarkanlah aku Akan Berkah-Berkah Yang Terdapat Di Saat Saharnya. Dan Sinarilah Hatiku Dengan Terang Cahayanya dan Bimbinglah aku dan Seluruh Anggota Tubuhku Untuk Dapat Mengikuti Ajaran-Ajarannya, Demi Cahaya-Mu Wahai Penerang Hati Para Arifin.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 19 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Penuhilah Bagianku Dengan Berkah-Berkahnya, dan Mudahkanlah Jalanku Menuju Kebaikan-Kebaikannya. Janganlah Kau Jauhkan aku Dari Ketertedmaan Kebaikan- Kebaikannya, Wahai Pembed Petunjuk Kepada Kebenaran Yang Terang.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 20 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Bukakanlah Bagiku Pintu-Pintu Sorga dan Tutupkanlah Bagiku Pintu-Pintu Neraka, dan Berikanlah Kemampuan Padaku Untuk Membaca Ai-Quran Wahai Penurun Ketenangan Di Dalam Hati Orang-Orang Mu'min.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 21 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Berilah aku Petunjuk Menuju Kepada Keridhoan- Mu. Dan Janganlah Engkau Bed Jalan Kepada Setan Untuk Menguasaiku. Jadikanlah Sorga Bagiku Sebagai Tempat Tinggal dan Peristirahatan, Wahai Pemenuh Keperluan Orang- Orang Yang Meminta.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 22 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Bukakanlah Bagiku Pintu-Pintu Karunia-Mu, Turunkan Untuk ku Berkah-Berkah Mu. Berilah Kemampuan Untuk ku Kepada Penyebab- Penyebab Keridhoan-Mu, dan Tempatkanlah aku Di Dalam Sorga-Mu Yang Luas, Wahai Penjawab Doa Orang-Orang Yang Dalam Kesempitan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 23 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Sucikanlah aku Dari Dosa-Dosa, dan Bersihkanlah Diriku Dari Segala Aib. Tanamkanlah Ketaqwaan Di Dalam Hatiku, Wahai Penghapus Kesalahan Orang-Orang Yang Berdosa.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 24 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, aku Memohon Kepada-Mu Hal-Hal Yang Mendatangkan Keridhoan- Mu, dan aku Berlindung Dengan- Mu dan Hal-Hal Yang Mendatangkan Kemarahan-Mu, dan aku Memohon Kepada-Mu Kemampuan Untuk Mentaati-Mu Serta Menghindari Kemaksiatan Terhadap-Mu, Wahai Pemberi Para Peminta.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 25 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Jadikanlah aku Orang-.Orang Yang Menyintai Auliya-Mu dan Memusuhi Musuh-Musuh Mu. Jadikanlah aku Pengikut Sunnah-Sunnah Penutup Nabi-Mu, Wahai Penjaga Hati Para Nabi.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 26 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Jadikanlah Usaha ku Sebagai Usaha Yang Di syukuri, dan Dosa-Dosa ku Di ampuni, Amal Perbuatan Ku Diterima, dan Seluruh Aib ku Di tutupi, Wahai Maha Pendengar dan Semua Yang Mendengar.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 27 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Rizkikanlah Kepadaku Keutamaan Lailatul Qadr, dan Ubahlah Perkara-Perkara ku Yang Sulit Menjadi Mudah. Terimalah Permintaan Maafku, dan Hapuskanlah Dosa dan Keslahanku, Wahai Yang Maha Penyayang Terhadap Hamba- HambaNya Yang Sholeh.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 28 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Penuhkanlah Hidupku Dengan Amalan-Amalan Sunnah, dan Muliakanlah aku Dengan Terkabulnya Semua Permintaan. Dekatkanlah Perantaraanku Kepada-Mu Diantara Semua Perantara, Wahai Yang Tidak Tersibukkan Oleh Permintaan Orang-Orang Yang Meminta.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 29 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Liputilah aku Dengan Rahmat dan Berikanlah Kepadaku Taufiq dan Penjagaan. Sucikanlah Hatiku dan Noda-Noda Fitnah Wahai Pengasih Terhadap Hamba- HambaNya Yang Mu'min.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-family: georgia;">Doa Hari ke 30 Ramadhan<br /></span><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, Jadikanlah Puasa ku Disertai Dengan Syukur dan Penerima Di Atas Jalan Keridhoan-Mu dan Keridhoan Rasul. Cabang-Cabangnya Kokoh dan Kuat Berkat Pokok-Pokoknya, Demi Kenabian Muhammad dan Keluarganya Yang Suci, dan Segala Puji Bagi Allah Tuhan Sekalian</span></span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Salam Santun</span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-90530038002513318272012-07-27T05:55:00.010+07:002021-03-27T19:12:28.164+07:00Sms, Kata-Kata Bijak Untuk Ucapan Puasa Bulan Ramadhan<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxD9G3qSrUSx6dsL0yM3dHnVGSh7VneIkQfzUIAw5oNRbrOCCbmT-HrntKYVDT3PlzQz5HxR6a4Ny0MljeMwh_DV7lvBQrAAblzP8ipiMjCrjbem88cLAhscHNyhsMw5znHCmc7K5RBow/s720/Photo+Editor-20190108_214427.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxD9G3qSrUSx6dsL0yM3dHnVGSh7VneIkQfzUIAw5oNRbrOCCbmT-HrntKYVDT3PlzQz5HxR6a4Ny0MljeMwh_DV7lvBQrAAblzP8ipiMjCrjbem88cLAhscHNyhsMw5znHCmc7K5RBow/s320/Photo+Editor-20190108_214427.jpg" /></a></div><br />Nafaspun menjadi tasbih, tidurpun menjadi ibadah, amal diterima dan doa-doa diijabah bagi orang yang shaum dan rajin membaca Kitab-Nya di bulan ramadhan. Marhaban ya Ramadhan, maaf lahir dan bathin, selamat menjalankan ibadah PUASA</span></div><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Ibarat roda yang terus berputar, tak terasa debu dan kerikil mengotori dan menggoresnya. Begitulah perjalanan hdup kita berbagai kesalahan telah menodainya. Maka di bulan yang suci dan penuh rahmat ini mari kita maksimalkan ibadah kita. Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan 1433 H.</span></div><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Di bulan yang suci ini, ijinkanlah temanmu yang ganteng dan imut ini buat ngucapin met puasa ramadhan 1433 H. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekhilafan yang belum sempat termaafkan.</span></div><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Sahabatku, jangan lupa bangun buat sahur yak.. karena aku gak mo liat kamu pingsan karena jujur aja badanmu gede banget.. berat sob, hehehe.. Met puasa ya..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Wahai saudaraku yang beriman. mari kita laksanakan ibadah puasa 1433H ini dengan penuh semangat dan kekompakan. Jangan pas buka-nya aja kompak yach.. hahaha..</span></div><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci. Seperti embun pagi yang membasahi dedaunan di kala pagi. Embun sejuk yang akan membasuh dan membersihkan jiwa kita dari segala dosa. Selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan 2012.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Semoga puasaku, puasamu dan semua ibadah kita diterima oleh ALLAH SWT., dan semua dosa kita dihapus oleh-NYA.. AAMMIIN..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Aku tak pandai berkata-kata.. Namun dengan segala ketulusan dan kerendahan hati. Kuingin mengucapkan selamat berpuasa kepadamu temanku.</span></div><span style="font-family: helvetica;"><br />
Kalau cewek pinter dandan<br />
Pinter masak dan sebagainya<br />
Selamat datang bulan ramadhan<br />
Selamat puasa teman-teman semua!<br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Jika puasa tahun lalu masih ada yang bolong. Maka puasa tahun ini ayo usahakan full. Met puasa buat semuanya., semoga tahun ini lebih baik dari sebelumnya</span></div><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Di jaman penjajahan para pahlawan berjuang mati-matian melawan kompeni dan tentara jepang. Sementara di bulan ramadhan ini kita umat Muslim berperang sekuat tenaga melawan hawa nafsu. Semoga ramadhan 1433 H ini kita semua dapat mengalahkan hawa nafsu dan menuju kemerdekaan dalam Idul Fitri .</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Secara fitrah manusia itu bersih dan suci. Kedengkian dan kebencian membuat manusia menjadi kotor. Maka di bulan suci ini, mari kembali kita membersihkan jiwa, agar kita dapat kembali kepada fitrah.</span></div><span style="font-family: helvetica;"><br />
Putus cinta bikin galau<br />
Status lucu bikin ketawa<br />
Walau puasa di musim kemarau<br />
Tetap semangat dan tak putus asa!<br />
Makan bubur semangkuk berdua<br />
Pagi sahur sorenya buka<br />
Lauk telur enak rasanya<br />
Niatnya luhur jalankan puasa<br /><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Bedug ditabuh mengawali datangnya bulan suci. Bulan penuh berkah dan ampunan-NYA. Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga kembali suci dihari Idul Fitri nanti.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Puasa Ramadhan telah tiba, semua ummat menyambut gembira. Berharap mendapatkan pahala dan ampunan-NYA. Agar kelak dapat masuk syurga.., aamiin..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Met puasa yak. Smoga gak ada bolongnya. Semoga dilancarkan rejekinya. Semoga diampuni semua dosanya. Semoga dimudahkan jodohnya.., aamiin, Yaa Allah, aamiin..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">jadi kalau di bulan puasa ini jangan galau lagi, mari kita beramal yang baik-baik. Seperti membaca AL Quran, beribadah lainnya yang banyak sekali. Lha kita tidur saja sudah di anggap ibadah oleh Allah. Pokok jangan berbuat yang negatif-negatif saja </span></div><span style="font-family: helvetica;"><br />
<br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Marhaban Ya Ramadhan 1433 Hijriyah… saya turut mengucapkan selamat menyambut bulan puasa romadhon yg penuh barokah, rohmah dan maghfiroh. Semoga amal ibadah kita di bulan ramadhan ini diterima di sisi Allahu rabbi alamin</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;"><br /></span></div>
<span style="font-family: helvetica;">Bila dalam kata perbuatan tergores salah dan khilaf, dengan segala kerendahan hati terucap mohon maaf setulus-tulusnya. Selamat menunaikan ibadah puasa 1433 H.<br /><br />
Ya Allah, muliakan dan sayangilah saudaraku ini, bahagiakan keluarganya, berkahi rizkinya, kuatkan imannya. Berikanlah kenikmatan ibadahnya, jauhkan dari segala fitnah.<br />
“AHLAN WA SAHLAN YA RAMADHAN 1433 H” mohon maaf lahir dan batin<br /><br />
Selembut embun dipagi hari, tengadah tangan sepuluh jari, ucapkan salam setulus hati, selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan, mohon maaf lahir bathin<br /><br />
Marhaban yaa Ramadhan,<br />
pucuk selasih bertunas menjulang, dahannya patah tolong betulkan,<br />
puasa Ramadhan kembali menjelang, salah dan khilaf mohon dimaafkan.<br />
Selamat Menunaikan Ibadah puasa ramadhan 1433H<br /><br />
Buka hati dapat CINTA<br />
buka fikiran dapat ILMU<br />
buka mata…….cari Rizki…<br />
dan buka Handphone 1 pesan diterima<br />
selamat menjalankan ibadah puasa, wish Allah give U the Best lives.<br />
I Pray… N Mohon dimaafin segala kesalahan-kesalahanku<br /><br />
Sebelum lidah keluh,<br />
sebelum hati keabali membeku,<br />
sebelum jempol kaku dan sulit hanya untuk sekedar minta maaf lewat sms<br />
sebelum semua operator sibuk..<br />
MOHON Maaf atas semua khilaf yangg ku lakukan<br />
Selamat menyambut bulan puasa ramadhan 1433H<br /><br />
Marhaban yang ramadhan..<br />
bulan suci kembali tiba..<br />
saat tepat menyucikan diri dari segala dosa..<br />
tanpa basa basi mohon dimaafkan segala kesalahan.<br /><br />
Pergilah keluh, ku tak mau berteman dengamu. Silahkan kesah, kau bukan takdirku… mujahadah adalah temanku, dakwah adalah nafasku, dan Allah adalah kasihku… Maafkan segala kesalahan.<br /><br />
Mengingat Kata yang Salah, Hati yang Berprasangka, janji yang terlupakan, Sikap dan Sifat yang menyakitkan, di hari ini ijinkanlah ku juga mengucapkan mohon maaf LAHIR DAN BATHIN.<br /><br />
Pelanggan yang terhormat. Selamat menunaikan ibadah puasa 1433 H. Mohon maaf lahir dan batin.<br /><br />
Sebelum HCl jadi basa, NaOH jadi asam, NaCl jadi manis n glukosa jadi asin, hati selalu tertengadah mengharap titrasi maaf dari buret hatimu. Marhaban Ya Ramadhan.<br /><br />
Anak melayu mengail ikan, perahu berlabuh ditengah lautan, sambil menunggu datangnya ramadhan jari ku susun mohon ampunan, selamat menyambut bulan suci ramadhan bagi semua umat muslim.<br /><br />
Mungkin hari-hari yang lewat telah menyisakan sebersit kenangan yang tak terlupan…..,ada salah, ada khilaf, ada dosa yang mengikuti perjalanan hari ? hari itu.<br />
agar tak ada sesal, tak ada dendam, tak ada penyesalan ….<br />
mari kita sama-sama sucikan hati,diri,dan jiwa kita.<br />
Marhaban Yaa Ramadhan……<br /><br />
Jika hati ini seringkali jengkel,<br />
Jadikan ia jernih sejernih XL,<br />
Jika hati ini seringkali iri,<br />
Jadikan ia cerah secerah MENTARI,<br />
Jika hati ini seringkali dendam<br />
Jadikan ia penuh kemesraan FREN<br />
Jika hati ini seringkali dengki<br />
<br />Jadikan ia penuh SIMPATI<br />
Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban Ya Ramadhan<br />
Bebaskan Diri dari ROAMING dosa,<br />
Raihlah HOKI<br />
Raihlah JEMPOL dari Ilahi<br /><br />
Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa beningkan hati seperti XL,<br />
Dapat berpikir luas seperti Simpati,<br />
memberi maaf secara cuma-cuma seperti AS,<br />
memberi banyak kesempatan seperti IM3,<br />
murah senyum seperti Jempol,<br />
dan yang paling penting kita dapat berpikir cerah seperti Mentari<br /><br />
Sebelum cahaya Illahi dipadamkan,<br />
sebelum langit runtuh,<br />
sebelum pintu taubat ditutup,<br />
sebelum malaikat menjemput,<br />
sebelum ramadhan tiba,<br />
maaf kalau ada perkataan yg menyinggung sampai telinga panas seperti ESIA..<br /><br />
Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,<br />
harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang sms ini.<br />
Sebelum cahaya padam, Sebelum hidup berakhir,<br />
Sebelum pintu tobat tertutup, Sebelum Ramadhan datang,<br />
saya mohon maaf lahir dan bathin….<br /><br />
Bila hati saling terpaut rasa cinta terjalin indah<br />
Bila salah dan Khilaf telah terjadi maka Mohon Maaf<br />
Lahir dan Batin atas kesalahan,<br /><br />
“Marhaban Ya Ramadhan” Selamat Menunaikan Ibadah Puasa<br />
Semoga kita selalu diberkahi dibulan yang penuh mahrifah<br /><br />
Jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung, jika hati seindah bulan hiasi dengan senyuman..<br />
marhaban ya ramadhan.. selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin<br /><br />
Gersang bumi tanpa hujan..<br />
gersang akal tanpa ilmu,,<br />
gersang hati tanpa iman..<br />
gersang jiwa tanpa amal..<br />
marhaban ya ramadhan..<br />
selamat menunaikan ibadah puasa<br />
mohon maaf lahir dan bathin<br /><br />
Ya Allah……<br />
Perkayalah Saudaraku ini dengan keilmuan<br />
Hiasi hatinya dengan kesabaran<br />
Muliakan wajahnya dengan ketaqwaan<br />
Perindalah fisiknya dengan kesehatan<br />
Serta terimalah amal ibadahnya dengan kelipat gandaan<br />
Karena hanya Engkau Dzat penguasa sekalian alam<br />
Marhaban Ya Ramadhan…<br />
Mohon maaf lahir dan bathin…<br /><br />
Tiada kemenangan tanpa zikrullah<br />
tiada amal tanpa keikhlasan<br />
tiada ampunan tanpa maaf dari sesama<br />
marhaban ya ramadhan..<br />
<br />Fajar ramadhan segera menghampiri dunia, selembar sutra menghapus noda, sebening embun penyejuk kalbu, sucikan hati bersihkan jiwa di bulan yang suci. selamat menunaikan ibadah puasa 1433 H semoga amal kita diterima disisi Alllah SWT..Amiiin…<br /><br />
Marhaban ya Ramadhan,<br />
semoga bulan ini penuh BBM (Bulan Barokah dan Maghfirah)<br />
mari kita PREMIUM (Pre Makan dan Minum)<br />
serta SOLAR (Sholat Lebih Rajin ), dan<br />
MINYAK TANAH (Meningkatkan Iman dan Banyak Tahan Nafsu Amarah)<br />
serta PERTAMAX (Perangi Tabiat Maksiat)<br />
Mohon Maaf Lahir dan Bathin<br /><br />
SEIRING TERBENAM MENTARI DI AKHIR SYA’BAN,<br />
TIBALAH KINI BULAN RAMADHAN,<br />
PESAN INI SEBAGAI GANTI JABAT TANGAN UNTUK<br />
MOHONKAN MAAF DAN KEKHILAFAN.<br />
MARHABAN YA RAMADHAN.<br /><br />
Gelap malamMU ku terjaga,<br />
karnaMU ku bergerak melangkah menuju mentariMU,<br />
kusambut pemberianMU , dengan harapan kudapat keridoanMU……..<br />
Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1433H<br /><br />
Manusia tak pernah Luput dari salah dan khilaf<br />
karena manusai bukan mahkluk yang sempurna<br />
di bulan yang suci ini mari kita bermaafan<br />
agar tak ada dendam dan rasa dengki<br />
marhaban ya ramadhan<br />
mohon maaf lahir batin<br /><br />
Matahari berdzikir,<br />
angin bertasbih dan pepohonan memuji keagungan-Mu.<br />
Semua menyambut datangnya malam Seribu Bulan.<br />
Selamat datang Ramadhan, Selamat beribadah puasa.<br />
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.<br /><br />
Hidup ini hanya sebentar saja<br />
bentar marah, bentar ketawa<br />
bentar berduit, bentar boke<br />
bentar senang, bentar susah<br />
ooo ya…bentar lagi bulan puasa<br />
Selamat ramadhan…mohon maaf lahir bathin<br /><br />Marhaban ya ramadhan….<br />
termenung ku sejenak<br />
mengingat akan keselahanku yang lampau<br />
andai kalian smua ada disini sobat<br />
maafku trucap dari hati yang paling dalam..<br />
maafin ya… smua kesalahanku<br /><br />
Let’s join us for RAMADHAN SALE<br />
Diskon penghapus dosa besar-besaran s/d 100% untuk semua jenis dosa<br />
Tingkatkn ibadah wajib, sunnah, perbanyak istigfar dan shadaqah<br />
Lebih heboh lagi, ikuti Door Prize lailatul qadar<br />
Selamat berpuasa maaf lahir batin<br /><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: helvetica;">Nah itulah, sedikit cuplikan Sms, Kata-Kata Bijak Untuk Ucapan Puasa Bulan Ramadhan saya share. Semoga bermanfaat buat anda yang membacanya.</span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-22978277360038281372012-07-10T18:47:00.032+07:002021-03-27T19:15:57.208+07:00Do'a Untuk Yang Sakit<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span class="smalltext" style="color: black;"><div style="text-align: justify;"><span class="smalltext" style="color: black;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFauazx_lY9GxQz1N-dZg1a21hzmFtmVE9XWqTN84osnM18Ebz-P9wEY8Kp-Jg1wrIIZRO_hH6RdVLIU9oKTy0NaAbaVmrAt9cNUF-UEpJqzixrH6_L8VVggThmUJbNH9rfLFQBoXgozA/s944/Photo+Editor-20190108_214808.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="856" data-original-width="944" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFauazx_lY9GxQz1N-dZg1a21hzmFtmVE9XWqTN84osnM18Ebz-P9wEY8Kp-Jg1wrIIZRO_hH6RdVLIU9oKTy0NaAbaVmrAt9cNUF-UEpJqzixrH6_L8VVggThmUJbNH9rfLFQBoXgozA/s320/Photo+Editor-20190108_214808.jpg" width="320" /></a></div><br />Beberapa</span> hari yang lalu aku mendengar kabar bahwa salah satu sahabatku dirawat di Rumah Sakit Santosa Bandung, sehari kemudian Tanteku juga harus dirawat. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya Allah...berilah kesembuhan pada mereka. Sedih rasanya saat orang tercinta sedang sakit, kita tidak bisa ikut merawat atau menjenguknya Hanya sebait do'a...ya sebait do'a yang tercurah.</div></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Aku termasuk orang yang percaya akan kekuatan do'a. Do'a tidak mengenal dimensi ruang dan waktu. Di manapun dan kapan pun ada Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan pinta kita.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Rasulullah SAW memberikan beberapa contoh, bagaimana beliau SAW mendo'akan orangg yang sedang sakit. Di antaranya adalah :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">1. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu bahwa beliau berkata kepada Tsabit Al-Bunani: “Maukah engkau aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Tsabit menjawab: “Ya”. Maka Anas membaca:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبِأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَافِي لاَ شَافِيَ إِلاَّ أَنْتَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَفَمًا</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, yang menghilangkan segala petaka, sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau, sebuah kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dalam riwayat lain dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami mengeluhkan rasa sakit maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya dengan tangan kanan beliau dan membaca :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبِأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَفَمًا</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, hilangkanlah petakanya dan sembuhkanlah dia, Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada penyembuh kecuali penyembuhan-Mu, sebuah penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">2. Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa beliau berkata: “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meruqyah dengan membaca :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">امْسِحِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ الشِّفَاءِ لاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ أَنْتَ</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Hapuslah petakanya, wahai Rabb sekalian manusia. Di tangan-Mu seluruh penyembuhan, tak ada yang menyingkap untuknya kecuali Engkau.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">3. Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa beliau berkata: “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila meruqyah beliau membaca :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا لِيُشْفَى بِهِ سَقِيْمُنَا، بِإِذْنِ رَبِّنَا</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Dengan nama Allah. Tanah bumi kami dan air ludah sebagian kami, semoga disembuhkan dengannya orang yang sakit di antara kami, dengan seizin Rabb kami.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">4. Dari Abu Al-‘Ash Ats-Tsaqafi radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau mengeluhkan sakit yang dirasakannya di tubuhnya semenjak masuk Islam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ فِيْ جَسَدِكَ وَقُلْ: بِسْمِ اللهِ ثَلاَثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Letakkanlah tanganmu pada tempat yang sakit dari tubuhmu dan ucapkanlah, ‘Bismillah (Dengan nama Allah)’ sebanyak tiga kali. Lalu ucapkanlah :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">‘Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan sesuatu yang kurasakan dan kuhindarkan,’ sebanyak tujuh kali.” (HR. Muslim)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">5. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">مَنْ عَادَ مَرِيْضًا لَمْ يَحْضُرْ أَجَلُهُ فَقَالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أَسْأَلُكَ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيْكَ، إِلاَّ عَافَاهُ اللهُ فِيْ ذَلِكَ</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Barangsiapa mengunjungi orang sakit selama belum datang ajalnya, lalu dia bacakan di sisinya sebanyak tujuh kali :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">أَسْأَلُكَ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيْكَ</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">‘Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik ‘Arsy yang besar, semoga menyembuhkanmu,’ niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu.” (HR. Abu Dawud, At-Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-Adzkar)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">6. Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengunjungiku (ketika aku sakit) dan beliau membaca :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d.” (HR. Muslim)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Teriring do'a.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Semoga Allah memberikan kesehatan yang barokah pada kita semua dan memberikan kesembuhan pada yang sakit...</span><span style="font-family: georgia;">Aamin</span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-28031283857833342202012-05-10T09:44:00.007+07:002021-03-27T19:17:47.299+07:00Telaah Puasa Senin Kamis Dari Segi Agama dan Kesehatan<div><b><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw2yGubh2G8Uw9AnWqUCNiJkDwLFgdvNIbeUPf-CvPJ8-WCWIF-Tu4dIHtha1EI6kHHgGC-KUEiLOgrFXgey28Uz1CJ8JzMSOiJfos2R5uudIHylcFQr_8ip0YVeVrh0ubxOilzzqUXNI/s720/Photo+Editor-20190102_072054.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw2yGubh2G8Uw9AnWqUCNiJkDwLFgdvNIbeUPf-CvPJ8-WCWIF-Tu4dIHtha1EI6kHHgGC-KUEiLOgrFXgey28Uz1CJ8JzMSOiJfos2R5uudIHylcFQr_8ip0YVeVrh0ubxOilzzqUXNI/s320/Photo+Editor-20190102_072054.jpg" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></b></div><b><span style="font-family: georgia;">Telaah Agama<br /></span></b><span style="font-family: georgia;">بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسول الله، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد<br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Puasa adalah amalan<span class="text_exposed_show"> yang sangat utama. Dengan puasa seseorang akan terlepas dari berbagai godaan syahwat di dunia dan terlepas dari siksa neraka di akhirat. Puasa pun ada yang diwajibkan dan ada yang disunnahkan. Setelah kita menunaikan yang wajib, maka alangkah bagusnya kita bisa Menyempurnakannya dengan amalan yang sunnah. Ketahuilah bahwa puasa sunnah... nantinya akan menambal kekurangan yang ada pada puasa wajib. Oleh karena itu, amalan sunnah sudah sepantasnya kita lakukan. Puasa hari senin dan kamis adalah termasuk amalan sunnah yang di lakukan Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-. banyak keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalamnya seperti puasa-puasa sunnah yang lainnya. khususnya senin adalah hari dimana Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- di lahirkan dan di turunkan wahyu kepadanya. dan juga bahwa hari senin dan kamis adalah hari dimana amalan seorang hamba di angkat.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><b>Dalil Puasa Senin-Kamis </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">”Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit.” </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">’Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah, ”Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam beramal? </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">’Aisyah menjawab, </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> لاَ. كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَطِيعُ </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> ”Tidak. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu (rutin dilakukan). Siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lakukan.” </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”” (HR. Muslim no. 1151) </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Dalam riwayat lain dikatakan, </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">“Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”.” (HR. Bukhari no. 1904) </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> Dalam riwayat Ahmad dikatakan,</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ الْعَمَلِ كَفَّارَةٌ إِلاَّ الصَّوْمَ وَالصَّوْمُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">“Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya”.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim) </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.”</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan, </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” Tata Cara Puasa Senin Kamis Banyak dari kita menyangka bahwa puasa senin dan kamis harus di lakukan pada dua-duanya. sehingga ketika telah berpuasa senin dan tertinggal pada hari kamisnya, berpikiran bahwa puasanya tidak sah. Cara puasa senin kamis adalah seperti puasa sunnah pada umumnya. dan yang perlu di ketahui adalah bahwa hari senin adalah amalan tersendiri, dan hari kamis adalah amalan tersendiri. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam bersabda :</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> تعرض الأعمال يوم الاثنين والخميس، فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Artinya : "(pahala) Amalan di angkat pada hari senin dan kamis, maka aku menyukai jika ketika amalanku di angkat aku dalam keadaan berpuasa." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah) Dan ketika di tanya tentang puasa senin dan kamis, </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Beliau juga bersabda khususnya pada hari senin : </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> ذاك يوم وُلدتُ فيه وأُنزلَ عليَّ فيه </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Artinya : "Hari itu aku di lahirkan dan pada hari itu (pula) wahyu di turunkan kepadaku." (HR Muslim) </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- tidak mensyaratkan bahwa harus di lakukan pada senin dan kamis dan tidak boleh melewatkan salah satu hari tersebut. akan tetapi senin adalah amalan tersendiri dan kamis pun begitu, karena beliau mengatakan bahwa (pahala) amalan di angkat pada hari senin dan kamis. Niat Puasa Senin dan Kamis Adapun niat adalah niat hendak puasa senin atau kamis. dan niat di lakukan sebelum fajar hari senin atau kamis. dan pada puasa sunnah di perbolehkan niat pada tengah-tengah hari. di riwayatkan dari 'Aisyah -radhiallahu 'anha berkata : </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"> كان رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- إِذا دخل عليَّ قال : هل عندكم طعام؟ فإذا قلنا : لا ، قال: إني صائم </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Artinya : "Ketika Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- masuk kepadaku dan bertanya : apakah engkau memiliki makanan? aku berkata : tidak, beliau berkata : berarti aku puasa." (HR Abu Daud) </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="text_exposed_show" style="font-family: georgia;">Adapun tempatnya niat adalah di dalam hati, dan tidak ada lafadz niat puasa senin kamis yang di riwayatkan dari Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam-. Keutamaan Puasa Senin Kamis Banyak sekali keutamaan yang terdapat dalam puasa senin dan kamis. berikut adalah beberapa keumataan yang terdapat pada puasa senin kamis, dan puasa sunnah lainnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda : </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> إن في الجنة بابًا يقال له: الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل منه أحد غيرهم. يقال: أين الصائمون؟ فيقومون لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Artinya : "Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya "Ar-Rayyan," yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. di katakan : manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi." (HR Bukhori dan Muslim) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> عن عائشة ـ رضي الله عنها ـ أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يتحرى صيام الاثنين والخميس </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> Artinya : "Dari 'Aisyah -radhiallahu 'anha- : bahwa Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- sering melakukan puasa senin dan kamis." (HR Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan An-Nasai) Puasa sunnah merupakan janji seorang muslim untuk Rabbnya bahwa ketaatan itu akan terus berlangsung dan tidak hanya pada bulan Ramadhan saja, bahwa kehidupan ini secara keseluruhannya adalah ibadah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dengan demikian puasa itu tidak berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan, tetapi puasa itu terus disyari'atkan sepanjang tahun. Maha benar Allah subhanahu wata’ala yang telah berfirman, “Katakanlah, "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. 6:162) </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Puasa sunnah menjadi sebab timbulnya kecintaan Allah subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya serta sebab terkabulnya doa, terhapusnya kesalahan-kesalahan, berlipatgandanya kebaikan kebaikan, tingginya derajat serta sebab keberuntungan mendapatkan surga yang penuh dengan kenikmatan. Puasa sunnah dapat dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabb-Nya, karena membiasakan diri berpuasa di luar puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal perbuatan, insya Allah. Hal ini karena Allah subhanahu wata’ala jika menerima amal seorang muslim maka dia akan memberikan petunjuk kepadanya untuk mengerjakan amal shalih setelahnya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari Senin maka beliau bersabda, "Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus sebagai Nabi, atau hari diturunkannya al-Qur'an kepadaku." Di dalam riwayat yang bersumber dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, "Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis. (HR. Lima Imam ahli hadits, kecuali Abu Dawud). Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa." (HR at-Tirmidz)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><br />
<span class="text_exposed_show"><b>Telaah Kesehatan </b></span><br />
BERDASARKAN pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit.<br />
<br />
Selain itu, puasa dapat membuat awet muda atau menunda proses ketuaan. Supaya kondisi fisik selalu sehat dan bugar, organ-organ tubuh harus mendapatkan kesempatan untuk istirahat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berpuasa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Puasa bagi umat Islam merupakan salah satu Rukun Islam dan merupakan salah satu ibadah wajib selama bulan Ramadan. Bagi umat Islam, berpuasa merupakan salah satu ibadah yang harus dilakukan. Ada puasa wajib yang harus dilakukan pada bulan Ramadan, tapi ada juga puasa-puasa sunah seperti puasa Daud, puasa Arafah, puasa Senin-Kamis, dan puasa sunah lainnya.<br />
<br />
Beberapa ahli dari negara-negara Barat dan Timur telah meneliti dan membuktikan tentang manfaat puasa. Tiga orang ahli dari Barat yang non-Muslim telah mengemukakan pendapat mereka tentang faedah puasa.<br />
<br />
Ketiga orang ahli tersebut adalah Allan Cott M.D., seorang ahli dari Amerika, Dr. Yuri Nikolayev Direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow, dan Alvenia M. Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di Amerika.<br />
<br />
Allan Cott, M.D., telah menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai negara, lalu menghimpunnya dalam sebuah buku<em> Why Fast</em> yang mengalami 17 kali cetak ulang dalam tempo sewindu. Di buku itu, Allan Cott, M.D. membeberkan berbagai hikmah puasa, antara lain:<br />
a. To feel better physically and mentally (merasa lebih baik secara fisik dan mental).<br />
b. To look and feel younger (melihat dan merasa lebih muda).<br />
c. To clean out the body (membersihkan badan)<br />
d. To lower blood pressure and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan kadar lemak.<br />
e. To get more out of sex (lebih mampu mengendalikan seks).<br />
f. To let the body health itself (membuat badan sehat dengan sendirinya).<br />
g. To relieve tension (mengendorkan ketegangan jiwa).<br />
h. To sharp the senses (menajamkan fungsi indrawi).<br />
i. To gain control of oneself (memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri).<br />
j. To slow the aging process (memperlambat proses penuaan).<br />
<br />
Sementara itu, Dr. Yuri Nikolayev menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan (ilmu) terbesar abad ini. Beliau mengatakan:<em> what do you think is the most important discovery in our time? The radioactive watches? Exocet bombs? In my opinion the bigest discovery of our time is the ability to make onself younger phisically, mentally and spiritually through rational fasting.</em> (Menurut pendapat Anda, apakah penemuan terpenting pada abad ini? Jam radioaktif? Bom exoset? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual, melalui puasa yang rasional).<br />
<br />
Alvenia M. Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di Amerika Serikat menyatakan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik wanita secara alami. Puasa menghasilkan kelembutan pesona dan daya pikat. Puasa menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh<em> (fasting is the ladies best beautifier, it brings grace charm and poice, it normalizes female functions and reshapes the body contour).</em><br /><br />
Puasa memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk kesehatan tubuh, ketenangan jiwa, dan kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi alamiah.<br />
<br />
Puasa dapat membuat kulit menjadi segar, sehat, lembut, dan berseri. Karena, setiap saat tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam bentuk lemak dan glikogen.<br />
<br />
Manusia mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan energi tersebut dapat bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar.<br />
Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanannya. Peristiwa ini disebut peremajaan sel.<br />
<br />
Dengan meremajakan sel-sel tubuh, akan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan tubuh serta kulit kita. Oleh karena itu, orang yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat lebih segar, sehat, lembut, dan berseri karena proses peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan dengan baik.<br />
<br />
Makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari, selain mengandung zat-zat gizi yang berguna untuk tubuh kita, juga mengandung bahan toksik atau racun yang kemudian tertimbun dalam tubuh. Bahan toksik atau racun yang ada dalam tubuh kita, jika sudah terlalu banyak dapat menyebabkan masalah pada tubuh antara lain, tubuh menjadi mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah sakit.<br />
<br />
Dengan melakukan puasa, tubuh akan menggunakan energi cadangan. Penggunaan energi cadangan ini menyebabkan racun-racun terbuang dan sel-sel tubuh dibersihkan. Selain itu, di bagian pencernaan terjadi juga pengeluaran racun karena alat-alat pencernaan beristirahat sehingga dapat membersihkan diri, juga termasuk usus besar yang merupakan pusat kotoran.<br />
<br />
Berpuasa selain bermanfaat untuk detoksifikasi atau proses pengeluaran racun secara menyeluruh, juga bermanfaat untuk menambah tenaga. Hal tersebut disebabkan racun-racun yang ada pada sel-sel dan jaringan tubuh telah dibersihkan, sehingga organ tubuh menjadi lebih bersih dan zat gizi yang masuk lebih mudah diserap.<br />
<br />
Berpuasa dapat membantu meningkatkan penyerapan gizi dari makanan yang dikonsumsi karena dalam saluran pencernaan, sebelum makanan diserap harus mengalami proses perubahan terlebih dahulu dari bentuk padat menjadi komponen-komponen yang sangat halus. Pada saat berpuasa, saluran pencernaan beristirahat selama beberapa jam. Dengan diistirahatkannya saluran pencernaan tersebut akan menjadi lebih baik dalam memproses dan menyerap makanan yang dikonsumsi, sehingga akan lebih bertenaga, sehat, dan kuat.<br />
<br />
Supaya selalu tercipta kondisi sehat, bugar dan cantik saat berpuasa, sebaiknya pada waktu berbuka maupun sahur selalu mengonsumsi makanan sehat yang memenuhi unsur pola makan empat sehat lima sempurna dan bergizi lengkap. Dengan cara itu, tentunya dapat menunjang ibadah puasa yang kita dilakukan.<br />
<br /><span class="text_exposed_show">Wallahu'alam bishawab Barakallahu fiikum</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">wa jazakumullah khairan khatsir, </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh</span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-62213230480466289942012-05-05T06:39:00.019+07:002021-03-27T19:25:02.075+07:00Sesungguhnya Kita Milik Allah Swt dan Kepadanya Kita dikembalikan<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFJ3G24Ta8U77OcKoii_4RLHhRrntdHxYpAtBOy6u7XjUWN3Go21R1h0Y8NKPH3wnhm_tnQJd5MsNfwJvK68j8Cwm033K2Rf2BI-kX4GkOCSb1E7pIrnTSiZw1dqzgokXQPKSi6zerBtY/s1795/Photo+Editor-20180817_182625.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1795" data-original-width="1795" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFJ3G24Ta8U77OcKoii_4RLHhRrntdHxYpAtBOy6u7XjUWN3Go21R1h0Y8NKPH3wnhm_tnQJd5MsNfwJvK68j8Cwm033K2Rf2BI-kX4GkOCSb1E7pIrnTSiZw1dqzgokXQPKSi6zerBtY/s320/Photo+Editor-20180817_182625.jpg" /></a></div><br /><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>Pentingnya Istirja’ ketika Musibah</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ </strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”<span id="more-1725"></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Yang namanya musibah tentu rasanya tidak mengenakkan. Makanya banyak manusia merasa tidak suka bila hidupnya tiba-tiba menjadi menderita karena musibah. Kehidupan yang selama ini mapan bisa hancur tak bersisa. Tidak sedikit di antara mereka yang mengalami kesedihan berlarut-larut hingga menyebabkan stress. Bagaimana kiat menghadapi musibah secara benar dan bijak?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Dalam menapaki kehidupan dunia yang fana ini, manusia senantiasa dihadapkan pada dua keadaan, bahagia atau sengsara. Perubahan keadaan itu bisa terjadi kapan saja sesuai dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun hanya orang yang beriman yang bisa lurus dalam menyikapi silih bergantinya situasi dan kondisi. Hal ini karena ia meyakini keagungan dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta tahu akan kelemahan dirinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Tidak dipungkiri, musibah dan bencana akan selalu menyisakan kesedihan dan kepedihan. Betapa tidak, sekian orang yang dicinta kini telah tiada. Harta benda musnah tak tersisa. Berbagai agenda dan acara pun harus tertunda. Bahkan segenap pikiran tercurah untuk meratapi diri.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Kondisi yang menyayat ini terkadang menggugah orang yang dalam hatinya ada sifat rahmat dan belas kasih. Sehingga uluran tangan dan bela sungkawa pun mengalir dari berbagai arah. Intinya, meringankan penderitaan orang yang terkena bencana. Nilai kepedulian yang datang dari orang lain jelas memberi arti. Namun yang terpenting adalah bagaimana menghibur hati orang yang menderita itu serta menumbuhkan seribu harapan untuk menatap masa depannya. Hal ini penting, karena bantuan dari manusia bisa terputus, dan orang yang kemarin membantu mungkin saja kini justru perlu dibantu.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Ini ketika mereka membantu dengan tulus dan tidak ada tendensi lain. Maka bagaimana kiranya jika kebanyakan orang yang membantu punya tujuan-tujuan politis atau bahkan para misionaris yang ingin menancapkan cakarnya di tubuh orang-orang yang lemah untuk dimurtadkan?</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Maka sudah seharusnya kita umat Islam menjadi orang-orang yang terdepan dalam memberikan bantuan kepada orang-orang yang sedang ditimpa musibah, baik bantuan moril ataupun materil. Kita paparkan di hadapan umat tentang keagungan syariat ini serta keindahannya, dan bahwa Islam ini mampu menjawab problematika zaman. Kita sampaikan hiburan yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul-Nya serta petuah para salaf umat ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>Hakikat Musibah </strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Musibah adalah perkara yang tidak disukai yang menimpa manusia. Berkata Al-Imam Al-Qurthubi: “Musibah adalah segala apa yang mengganggu seorang mukmin dan yang menimpanya.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 2/175)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>Macam-macam Musibah</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Sungguh musibah beragam bentuknya. Ada yang menimpa jiwa seseorang, tubuhnya, hartanya, keluarganya, dan yang lainnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Ath-Thabari berkata: “Ini adalah pemberitaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para pengikut Rasul-Nya, bahwa Ia akan menguji mereka dengan perkara-perkara yang berat, supaya (nyata) diketahui orang yang mengikuti rasul dan orang yang berpaling.” (Jami’ul Bayan, 2/41)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>Pentingnya Istirja’ ketika Musibah</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Istirja’ adalah ucapan :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ </strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 155-157)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Shahabiyah Ummu Salamah menyebutkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا؛ إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah (yaitu): ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, wahai Allah, berilah aku pahala pada (musibah) yang menimpaku dan berilah ganti bagiku yang lebih baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepadanya yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim no. 918)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Ummu Salamah berkata: “Tatkala Abu Salamah meninggal, aku mengucapkan istirja’ dan mengatakan: ‘Ya Allah, berilah saya pahala pada musibah yang menimpa saya dan berilah ganti bagi saya yang lebih baik darinya.’</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Kemudian aku berpikir kiranya siapa orang yang lebih baik bagiku daripada Abu Salamah? Maka tatkala telah selesai masa ‘iddah-ku, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (datang) meminta izin untuk masuk (rumahku) di mana waktu itu aku sedang menyamak kulit… Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melamarku.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah selesai dari pembicaraannya, aku berkata : ‘Wahai Rasulullah, sebenarnya saya mau dilamar tapi saya seorang wanita yang sangat pencemburu. Saya khawatir, anda akan melihat dari saya sesuatu yang nantinya Allah akan mengazab saya karenanya. Saya juga orang yang sudah berumur dan banyak anak.’</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Adapun apa yang engkau sebutkan tentang sifat cemburu, niscaya Allah akan menghilangkannya. Dan apa yang engkau sebutkan tentang umur maka aku juga sama (sudah berumur). Dan yang engkau sebutkan tentang banyaknya anak, maka anakmu adalah tanggunganku.’</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Aku berkata : ‘Aku menyerahkan diriku kepada Rasulullah.’ Lalu beliau menikahiku. </span><span style="font-family: georgia;">Ummu Salamah berkata setelah itu : “Allah telah menggantikan untukku yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Ini merupakan bukti dari firman Allah :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan berilah berita gembira bagi orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Yaitu adakalanya seseorang diberi ganti oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan yang lebih baik. Seperti yang dialami Ummu Salamah ketika suaminya meninggal. Ketika Ummu Salamah mengikuti Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan apa yang beliau perintahkan dengan penuh ketaatan, Allah Subhanahu wa Ta’ala ganti dengan yang lebih baik darinya, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya kebaikan adalah apa yang dikatakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya sedangkan kesesatan serta kecelakaan ada pada penyelisihan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Tatkala Ummu Salamah tahu bahwa segala kebaikan yang ada di alam ini -baik umum atau khusus- datangnya dari sisi Allah, dan bahwa segala kejelekan yang ada di alam ini yang khusus menimpa hamba dikarenakan menyelisihi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka ketika Ummu Salamah mengucapkan kalimat tersebut ia mendapatkan kemuliaan mendampingi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan akhirat. Terkadang pula dengan kalimat istirja’ tadi seorang hamba mendapatkan kedudukan yang tinggi dan pahala yang besar.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Kalimat ini (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ) mengandung obat/penghibur dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya bagi orang yang ditimpa musibah. Kalimat ini adalah sesuatu yang paling tepat dalam menghadapi musibah dan lebih bermanfaat bagi hamba untuk di dunia ini dan akhirat kelak. Karena di dalamnya terkandung pengakuan yang tulus bahwa hamba ini, jiwanya, keluarganya, hartanya dan anaknya adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah jadikan itu semua sebagai titipan yang ada pada hamba. Jika Allah mengambilnya maka itu seperti seseorang yang mengambil barang yang dipinjam oleh peminjam.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Kalimat ini juga mengandung pengukuhan bahwa kembalinya hamba hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seseorang pasti akan meninggalkan dunia ini di belakang punggungnya. Ia akan menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat sendirian, sebagaimana awal mulanya. Tiada keluarga dan harta yang bersamanya. Ia akan datang nanti dengan membawa amal kebaikan dan amal kejelekan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>Penghibur Kesedihan</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Sebagian orang menyangka bahwa orang yang ditimpa penyakit atau semisalnya adalah orang yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal tidak seperti itu kenyataannya. Karena terkadang seorang diuji dengan penyakit dan musibah padahal ia seorang yang mulia disisi-Nya seperti para nabi, rasul, dan orang shalih. Sebagaimana yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masih di Makkah, saat perang Uhud dan Ahzab serta ketika wafatnya. Musibah juga menimpa Nabi Ayyub, Nabi Yunus, dan nabi yang lainnya ‘alaihimussalam. Itu semua untuk mengangkat kedudukan mereka dan dibesarkannya pahala serta sebagai contoh (kesabaran) bagi orang yang datang setelah mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Terkadang seorang diuji dengan kesenangan -seperti harta yang banyak, istri, anak-anak, dan lainnya- namun tidak sepantasnya untuk dikatakan sebagai orang yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala jika ia tidak melakukan ketaatan kepada-Nya. Orang yang mendapatkan itu semua bisa jadi memang orang yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bisa jadi orang yang dimurkai-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Keadaannya berbeda-beda, sedangkan kecintaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala bukanlah karena kedudukan, anak, harta dan jabatan. Kecintaan di sisi-Nya diraih dengan amal shalih, takwa dan kembali kepada Allah serta melaksanakan hak-hak-Nya. (lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz, 7/150-151)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Seorang mukmin hendaklah yakin bahwa apa yang ditakdirkan Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya akan menimpanya, tidak meleset sedikit pun. Sedangkan apa yang tidak ditakdirkan oleh-Nya pasti tidak akan menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ. لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Al-Hadid: 22-23)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Seseorang yang ditimpa musibah hendaklah melihat apa yang ada dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Niscaya ia akan mendapatkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sesuatu yang lebih besar dari lenyapnya musibah, bagi orang yang sabar dan ridha. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Senantiasa bala` (cobaan) menimpa seorang mukmin dan mukminah pada tubuhnya, harta dan anaknya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Seorang yang ditimpa musibah hendaklah tahu bahwa di setiap sudut kampung dan kota bahkan setiap rumah, ada orang yang tertimpa musibah. Di antara mereka ada yang terkena musibah sekali dan ada pula yang berkali-kali. Hal itu tidak terputus sampai seluruh anggota keluarga terkena semua. Dengan demikian ia akan merasakan ringannya musibah karena bukan hanya dia yang terkena cobaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Jika melihat ke kanan, ia tidak melihat kecuali orang yang terkena musibah. Dan jika melihat ke kiri, ia tidak melihat kecuali orang yang sedih. Bila orang yang terkena musibah tahu bahwa jika dia memerhatikan alam ini tidaklah ia melihat kecuali di tengah-tengah mereka ada yang terkena musibah, baik dengan lenyapnya sesuatu yang dicintai atau tertimpa dengan sesuatu yang tidak mengenakkan. Maka dia akan tahu bahwa kebahagiaan dunia hanyalah seperti mimpi dalam tidur atau bayangan yang lenyap. Jika kesenangan dunia membuat tertawa sedikit, ia akan menjadikan tangis yang banyak. Dan tidaklah suatu rumah dipenuhi keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi ratap tangis. Muhammad bin Sirin berkata: “Tiada suatu tawa kecuali setelahnya akan datang tangis.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Seorang hamba melihat dengan mata hatinya sehingga ia tahu bahwa pahitnya kehidupan dunia itu adalah suatu hal yang manis di akhirat dan manisnya dunia merupakan perkara yang pahit di negeri akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang membaliknya. Lihatlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ، وَاللهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ، وَاللهِ يَا رَبِّ، مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Dihari kiamat nanti akan didatangkan seorang penduduk dunia yang paling mendapatkan nikmat dari penghuni neraka, lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sekali celupan, kemudian ditanya: “Wahai anak keturunan Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah kamu pernah mendapatkan kenikmatan?” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku.” Dan akan didatangkan seorang yang paling menderita di dunia dari penduduk surga lalu ia dicelupkan ke dalam surga sekali celupan, kemudian ditanya: “Wahai anak keturunan Adam, pernahkah kamu melihat penderitaan? Pernahkah kamu merasakan kesengsaraan?” Ia menjawab: “Tidak demi Allah, wahai Rabbku. Tidak pernah aku mengalami penderitaan dan tidak pernah melihat kesengsaraan.” (HR. Muslim no. 2807)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Orang yang ditimpa musibah hendaklah meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya. Hendaklah ia tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersama orang-orang yang sabar.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Hendaklah orang yang ditimpa musibah memantapkan dirinya sehingga tahu bahwa musibah yang datang kepadanya itu datang dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, sesuai dengan keputusan dan takdir-Nya. Hendaknya dia menyadari pula bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menakdirkan musibah kepadanya untuk membinasakan dan menyiksanya, tetapi Ia mengujinya untuk diuji kesabaran dan keridhaannya serta pengaduannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">‘Hendaklah diketahui bahwa musibah yang paling besar adalah musibah yang menimpa agama seorang. Seperti seseorang yang dahulu rajin ibadah, namun kini bermalas-malasan, atau orang yang dulunya taat kini meninggalkannya dan suka dengan kemaksiatan. Inilah musibah yang tidak ada keberuntungannya sama sekali.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">‘Al-Imam Ibnul Jauzi menyebutkan beberapa perkara untuk mengobati musibah sehingga seorang tidak berlarut-larut dalam kesedihan yang bisa membinasakan dan mengabaikan hak dan kewajiban, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">- Mengetahui bahwa dunia tempat ujian dan petaka serta bahwa musibah suatu hal yang pasti terjadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">- Memperkirakan adanya orang yang ditimpa musibah lebih besar dan banyak dari musibahnya, serta melihat keadaan orang yang ditimpa musibah seperti musibahnya sehingga ia terhibur karena bukan hanya dia saja yang terkena musibah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">- Meminta ganti yang lebih baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengharap pahala dari kesabarannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">(Diambil dari kitab Tasliyatu Ahlil Masha`ib karya Al-Imam Muhammad Al-Munbajja Al-Hanbali -dengan ringkas- hal. 13-22)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>Faedah di Balik Musibah</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Allah Maha Bijaksana, tiada keputusan dan ketentuan-Nya yang lepas dari hikmah. Tidak terkecuali dengan perkara musibah ini. Kalaulah seandainya tidak ada faedah dari musibah ini kecuali sebagai penghapus dosa di mana itu saja sudah mencukupi, bagaimana kiranya jika di sana ada setumpuk faedah? Subhanallah!</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Shahabat Ibnu Mas’ud berkata: “Aku masuk kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sangat demam.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Benar, sesungguhnya aku merasakan demam seperti demamnya dua orang di antara kalian.’ Aku berkata: ‘Yang demikian karena engkau mendapat pahala dua kali lipat.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Benar, memang seperti itu. Tiada seorang muslim pun yang ditimpa sesuatu yang mengganggu, sakit atau selainnya kecuali Allah akan mengampuni dosanya seperti pohon yang merontokkan daunnya’.” (HR. Muslim no. 2571, Kitabul Birri wash Shilah)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>Berikut ini beberapa faedah dari musibah:</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">1. Musibah yang menimpa menunjukkan kepada manusia akan kekuasaan Allah dan lemahnya hamba.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">2. Musibah menjadikan hamba menuluskan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena tiada tempat untuk mengadukan petaka kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tiada tempat bersandar agar tersingkapnya petaka kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (Al-’Ankabut: 65)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">3. Musibah menjadikan seorang kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersimpuh di hadapan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَإِذَا مَسَّ اْلإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيْبًا إِلَيْهِ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Rabbnya dengan kembali kepada-Nya.“ (Az-Zumar: 8)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">4. Musibah menjadikan seorang mempunyai sifat penyantun dan pemaaf terhadap orang yang melakukan kesalahan kepadanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">5. Musibah menyebabkan seorang bersabar atasnya. Dan sabar menyebabkan datangnya kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta pahala-Nya yang banyak. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَاللهُ يُحِبُّ الصَّابِرِيْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan Allah cinta orang-arang yang sabar.” (Al-’Imran: 146)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Tidaklah seorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari no. 781)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">6. Bergembira dengan musibah karena besarnya faedah dari musibah ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَإِنْ كَانَ أَحَدُهُمْ لَيَفْرَحُ بِالْبَلاَءِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بِالرَّخَاءِ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan sungguh salah seorang dari mereka (yakni orang-orang yang shalih) merasakan senang terhadap bala` (musibah) seperti salah seorang kalian suka terhadap kemakmuran.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, 3/318, no. 3266)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">7. Musibah akan membersihkan dosa dan kesalahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">8. Musibah akan menumbuhkan sifat belas kasihan pada diri seseorang terhadap yang ditimpa musibah dan membantu untuk meringankan beban mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">9. Mengetahui besarnya nikmat sehat serta mensyukurinya, karena nikmat tidaklah diketahui kadar besarnya kecuali setelah tidak adanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">10. Di balik dari musibah ada faedah-faedah yang tersembunyi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa`: 19)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Tatkala raja yang bengis hendak merampas Sarah (istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam) dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, ternyata di balik musibah itu sang raja akhirnya memberikan seorang pembantu yang bernama Hajar kepada Sarah. Dari Hajar (istri Ibrahim ‘alaihissalam), lahirlah Isma’il, dan di antara keturunan Isma’il adalah penutup para nabi dan rasul yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">11. Musibah dan penderitaan akan menghalangi sifat sombong, angkuh, dan kebengisan. Kalaulah raja Namrud yang kafir itu seorang yang fakir, sakit-sakitan, tuli dan buta, tentulah ia tidak akan membantah Nabi Ibrahim tentang Rabbnya. Namun keangkuhan kekuasaan itulah yang menyebabkan Namrud menentang Ibrahim. Dan seandainya Fir’aun itu fakir dan sakit-sakitan tentu ia tidak akan mengatakan: ‘Sayalah Rabb kalian yang paling tinggi.’</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Allah berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (Al-’Alaq: 6-7)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Dan firman-Nya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيْرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوْهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُوْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya’.” (As-Saba: 34)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Sedangkan orang-orang fakir dan lemah mereka banyak yang menjadi wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pengikut para Nabi. Karena faedah-faedah yang mulia ini, maka orang yang paling besar cobaannya adalah para nabi, kemudian yang semisal mereka, kemudian yang semisalnya. Mereka dituduh sebagai orang-orang gila, tukang sihir, dan sekian ejekan lainnya. Namun mereka bersabar atas pendustaan dan gangguan orang-orang kafir tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيْرًا</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Kalian sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan diri kalian, dan juga kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak.” (Ali ‘Imran: 186) [Dinukil dari Tafsir Al-Qasimi -dengan ringkas- 1/405-409]</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong><br /></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>Kewajiban Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Merendahkan Diri di Hadapan-Nya ketika Datang Musibah</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah-Nya yang mendalam menguji hamba-Nya dengan kesenangan dan penderitaan untuk menguji kesabaran dan syukur mereka. Barangsiapa bersabar ketika mendapat musibah dan bersyukur ketika mendapat nikmat serta bersimpuh di hadapan-Nya saat mendapat cobaan, dengan mengadu kepada-Nya akan dosa dan kekurangannya serta memohon rahmat dan ampunan-Nya, sungguh ia telah beruntung dan meraih kesudahan yang baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang jelek-jelek agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (Al-A’raf: 168)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Dan firman-Nya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Ruum: 41) </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Yang dimaksud dengan kebaikan di sini adalah nikmat seperti kesuburan, kemakmuran, kesehatan, dimenangkan atas musuh dan semisalnya. Sedangkan yang dimaksud dengan kejelekan adalah musibah seperti penyakit, dikuasai oleh musuh, gempa, angin topan, banjir yang menghancurkan dan semisalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala uji dengan itu semua agar manusia kembali ke jalan yang benar, segera bertaubat dari dosa dan bergegas menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Karena kekufuran dan maksiat adalah sumber segala bencana di dunia dan di akhirat. Adapun beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menaati Rasul-Nya dan berpegang teguh dengan syariat-Nya adalah sumber kemuliaan dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk bertaubat kepada-Nya di saat turunnya musibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><strong>وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ. فَلَوْلاَ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ</strong></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (Al-An’am: 42-43)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia; font-size: small;">Telah shahih riwayat dari Amirul Mukminin Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullahu bahwa beliau menulis surat kepada para gubernurnya ketika terjadi gempa di zamannya. Beliau menyuruh mereka untuk memerintahkan kaum muslimin supaya bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan beristighfar dari dosa-dosa. (lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz, 2/126-129)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Salam Santun</span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-88411866417242841492012-04-30T05:40:00.006+07:002021-03-27T20:34:59.256+07:00Ciri-Ciri Ahlul Bid'ah Dholalah<div style="text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1pgRAd8E77ROo8qIS9PD0PBRrolC7muDDyPJHUXLpuOUpfixvjVmT5NX3JFy-i6i0oJkugQLly2TK655sxKcpZUvNmDTXPAthAiUtGk8gXLEybBD8t4ljCk8j-HESE7gD4ofY2iP6rd0/s414/FB_IMG_1519213433002.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="414" data-original-width="414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1pgRAd8E77ROo8qIS9PD0PBRrolC7muDDyPJHUXLpuOUpfixvjVmT5NX3JFy-i6i0oJkugQLly2TK655sxKcpZUvNmDTXPAthAiUtGk8gXLEybBD8t4ljCk8j-HESE7gD4ofY2iP6rd0/s320/FB_IMG_1519213433002.jpg" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;">Bismillah Arrahmaan Arrahiim.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Ummatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk neraka kecuali satu golongan.” Ditanyakan kepada beliau: “Siapakah mereka (yang satu golongan itu), wahai Rasul Allah?” Beliau menjawab: “Orang-orang yang mengikutiku dan para sahabatku.” (HR Abu Dawud, At-Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darami dan Al-Hakim)</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Wahai ummat Islam, marilah kita bersatu dalam jama’ah Rasul dan para sahabatnya! Dan tinggalkanlah aliran-aliran yang memisahkan diri dari jama’ah ini! Tinggalkanlah jama’ah-jama’ah ahli bid’ah! Tinggalkanlah jama’ah-jama’ah yang berbeda dengan para ulama-ulama terdahulu yang shalih!</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Siapakah jama’ah-jama’ah ahli bid’ah dholaalah itu? Mereka yang menolak manhaj salafush sholih, itulah para ahlul bid’ah dholalah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Bagaimanakah ciri-ciri mereka menurut ulama-ulama kita? Diantaranya, mereka itu :</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;">
1. Menolak adanya bid’ah hasanah. Padahal para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui adanya bid’ah hasanah.</span><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span><div><span style="font-family: georgia;">
2. Mengharamkan perayaan Maulidur Rasul. Padahal para Muhaddits pun merayakannya. Bahkan Sahabat pun bermaulid. Bahkan Rasul sendiri melakukannya.</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;">
3. Mengharamkan tawassul dengan Nabi.</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;">
4. Mengharamkan mengirim hadiah pahala untuk mayit.</span></div><div>
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dalam Majmu’ fatawa juz 24 hal.306 ibnu Taymiyyah menyatakan, “Para imam telah sepakat bahwa mayit bisa mendapat manfaat dari hadiah orang lain. Ini termasuk hal yang pasti diketahui dalam agama islam dan telah ditunjukkan dengan dalil kitab, sunnah dan ijma’ (konsensus ulama). Barang siapa menentang hal tersebut maka ia termasuk ahli bid’ah (dholalah)”.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;">
5. Mengharamkan tabarruk.</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br />
6. Mengharamkan mencium tangan ulama shalih.</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br />
7. Mengharamkan dzikir berjama’ah.<br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Padahal, kita semua maklum bahwa membaca takbir di Masjid secara berjama’ah dan mengangkat suara pada malam hari raya adalah sunnah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;">
8. Mengharamkan ziarah ke makam Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam<br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Dalam qasidah Nuniyyah (bait ke 4058 ) Ibnul Qayyim menyatakan bahwa ziarah ke makanm Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam adalah salah satu ibadah yang paling utama, tulisnya “Diantara amalan yang paling utama adalah ziarah ini. Kelak menghasilkan pahala melimpah di timbangan amal pada hari kiamat”. Sebelumnya ia mengajarkan tata cara ziarah (bait ke 4046-4057). Diantaranya, peziarah hendaklah memulai dengan sholat dua rakaat di masjid Nabawi. Lalu memasuki makam dengan sikap penuh hormat dan ta’zhiim, tertunduk diliputi kewibawaan sang Nabi. Bahkan ia menggambarkan pengagungan tersebut dengan kalimat “Kita menuju makam Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam yang mulia sekalipun harus berjalan dengan kelopak mata” (bait 4048).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;">
9. Menolak untuk bermadzhab.</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span>Jika Anda menemukan hal-hal itu dalam kelompok Anda, maka berhati-hatilah! Karena mungkin saja kelompok Anda itu adalah kelompok ahlul bid’ah dholalah. </span><span>Sebenarnya, ummat Islam pun telah berpecah-belah sejak dahulu, dan tepatlah apa yang diberitakan oleh Rasulullah saw. yang bersifat ash-shadiqul-amin. Rasulullah, ketika ditanya oleh sahabat, “Siapakah golongan yang selamat dari neraka?” Beliau menjawab, “Mereka adalah golongan yang menuruti langkahku dan langkah para shahabatku.” Selanjutnya beliau berpesan pula, “Apabila terjadi suatu perselisihan, maka hendaklah kamu senantiasa berpihak kepada golongan yang terbanyak dari kaum Muslimin.”</span></span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Alhamdulillah, sejak dahulu hingga sekarang, kaum ahlus sunnah wal jama’ah inilah yang merupakan golongan terbanyak dari kaum Muslimin. Tak pelak lagi, bahwa mereka itulah golongan yang selamat. Karena mereka itu senantiasa berpegang teguh kepada petunjuk Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam. Mereka senantiasa mengikuti ajaran yang dibawa oleh para salafush sholih dari golongan para shahabat dan tabi’in radhiyallahu ‘anhum.</span></div></div></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-86306030714110085342012-04-28T00:05:00.027+07:002021-03-27T18:34:39.769+07:00Doaku Malam Ini<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio8UwwFp0ZvHngEsFbYfre1RzhnAZJqFusdm_wY4JNu8x4ABwHmEftlKkqvZaVm-h5a9hJCmH4Zzyd_dJAnnxot-QGGKtElv6UKMmZhlIWvdawOb6Yu_Xm6dz5kJlFvVmnKxf1wovoQrM/s720/Photo+Editor-20190102_072054.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio8UwwFp0ZvHngEsFbYfre1RzhnAZJqFusdm_wY4JNu8x4ABwHmEftlKkqvZaVm-h5a9hJCmH4Zzyd_dJAnnxot-QGGKtElv6UKMmZhlIWvdawOb6Yu_Xm6dz5kJlFvVmnKxf1wovoQrM/s320/Photo+Editor-20190102_072054.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-family: verdana;"><b><u>Do'aku Malam Ini</u></b></span></div><span style="font-family: georgia;"><div style="text-align: center;"><br /></div>
<div style="text-align: center;">Bismillahirrahmaanirrahiim</div><div style="text-align: center;">Asyhadu anLa Ilaaha illallah</div><div style="text-align: center;">Wa Asyhadu anna Muhammadurrasuulullah</div>
<div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">Allahummaghfirlii…</div><div style="text-align: center;">Ya Rabb pemilik kekal diri ini, ampunilah atas segala dosa diri ku</div><div style="text-align: center;">Yang mengulangi kesalahan di kala khilaf</div>
<span class="text_exposed_show"><div style="text-align: center;">Yang terkadang melupakan-Mu dan jauh dari-Mu</div><div style="text-align: center;">Tak terukur rasanya diri ini untuk melihat dosa bertumpuk besar yang kupikul</div><div style="text-align: center;">Setitik lubang yang kuharap dari Ampunan-Mu yang Maha Luas…</div><div style="text-align: center;">Berilah diri ini kesempatan</div><div style="text-align: center;">menjadi insan yang Engkau ampuni</div><div style="text-align: center;">menjadi hamba-Mu yang dekat dengan-Mu</div><div style="text-align: center;">dan hamba yang ikhlas atas segala keputusan-Mu</div><div style="text-align: center;">Duhai Robbi… kumemohon keridhoan-Mu…</div>
<div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">Ya Rabbul ‘Izzati,</div><div style="text-align: center;">Diri ini hidup dari harapan dan harapan</div><div style="text-align: center;">dari mimpi dan kenyataan</div><div style="text-align: center;">Skenario-Mu senantiasa indah menghiasinya</div><div style="text-align: center;">Ku tak sanggup menentukannya sendiri…</div><div style="text-align: center;">Engkaulah pengatur segalanya</div><div style="text-align: center;">Karenanya, kumohon atas skenario-Mu yang terindah</div><div style="text-align: center;">skenario-Mu yang terbaik</div><div style="text-align: center;">atas hidupku, rizqiku, jodohku dan matiku…</div><div style="text-align: center;">Ya Allah….</div><div style="text-align: center;">Ku sangat iri atas kisah hidup Nabi Ayyub ‘alaihissalam</div><div style="text-align: center;">Yang Engkau dera dengan cobaan yang begitu berat</div><div style="text-align: center;">Namun beliau teramat sabar</div><div style="text-align: center;">sehingga mampu melewatinya, berkalungkan kasih sayang cinta dari-Mu</div><div style="text-align: center;">Sekiranya itu cara yang terbaik agar ku dapat dekat dengan-Mu….</div><div style="text-align: center;">Berilah aku ujian itu….</div><div style="text-align: center;">Ya Allah… ku teramat mencintai-Mu…</div>
<div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">Ya Rahmaan…</div><div style="text-align: center;">Engkaulah yang Maha Kaya</div><div style="text-align: center;">Engkaulah yang Maha Adil</div><div style="text-align: center;">Ku sungguh bersyukur atas segala ni’mat dan anugerah-Mu</div><div style="text-align: center;">Ku masih dapat bisa merasakan sesuap nasi,</div><div style="text-align: center;">dibanding hamba-Mu di belahan bumi yang lain</div><div style="text-align: center;">Sekiranya Engkau ambillah sebagian jalur rizqiku untuk mereka,</div><div style="text-align: center;">untuk ringankan beban hidupnya</div><div style="text-align: center;">untuk merekahnya senyum-senyum kebahagiaan mereka</div><div style="text-align: center;">menyeka lelah keringatnya</div><div style="text-align: center;">menghapus derai airmatanya</div>
<div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">Ya Rahiim,</div><div style="text-align: center;">Dera hati ini kian menjadi-jadi</div><div style="text-align: center;">entah sejauh apa harapan terus meluap</div><div style="text-align: center;">Ku amat membutuhkan tambatan hati, labuhan jiwa</div><div style="text-align: center;">Sebagai wanita yang layak mendapatkan kasih-sayang tertinggiku setelah ibuku</div><div style="text-align: center;">Selaksa Siti Hawa yang Engkau berikan untuk Adam ‘alaihissalam</div><div style="text-align: center;">Selaksa Khodijah yang Engkau temukan dengan Muhammad SAW</div><div style="text-align: center;">Yang menjadi penenang atas kegundahan hati ini</div><div style="text-align: center;">Yang menjadi cahaya di rumah ini</div><div style="text-align: center;">Yang menjadi sekolah bagi generasi penerusku</div><div style="text-align: center;">Yang menjadi teman dalam hidupku</div><div style="text-align: center;">Yang penuh dengan kasih sayang</div><div style="text-align: center;">Yang lembut hatinya</div><div style="text-align: center;">Yang taat dan baik akal budinya</div><div style="text-align: center;">Ya Rabbi…</div><div style="text-align: center;">Luluhkanlah segala rintangan untuk mendapatkannya</div><div style="text-align: center;">Mudahkanlah…</div><div style="text-align: center;">Mudahkanlah Ya Allah…</div><div style="text-align: center;">Batu karang besar dapat Kau hancurkan</div><div style="text-align: center;">Dan itu tidak sulit bagi-Mu</div><div style="text-align: center;">Sekiranya permintaanku ini adalah permintaan yang mudah bagi-Mu</div><div style="text-align: center;">Ku mohon dengan sangat Ya Allah…</div><div style="text-align: center;">Ku mohon dengan sangat</div>
<div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">Ya Malik… Yang Maha Raja</div><div style="text-align: center;">Sekiranya dunia ini sudah tiada artinya</div><div style="text-align: center;">Maka panggillah aku dengan segenap bekal terbaik menghadap-Mu</div><div style="text-align: center;">Ku ingin mati syahid di jalan-Mu</div><div style="text-align: center;">Penerus para syuhada</div><div style="text-align: center;">Meski dengan wujud yang hancur lebur</div><div style="text-align: center;">Namun darahnya halal dan mewangi</div><div style="text-align: center;">Senyumnya pun merekah,</div><div style="text-align: center;">Matanya terpejam…</div><div style="text-align: center;">Dan sempat mengucap : “Laa ilaaha illallaah Muhammadurrasuulullah”</div></span><div style="text-align: center;"><br /></div>
<span class="text_exposed_show"><div style="text-align: center;">Aamiin Ya Rabbul ijjati</div></span></span>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-79284769839043240092012-04-27T15:26:00.029+07:002021-03-27T18:36:21.719+07:00Berzikir Tenang Jiwa<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMPaBKBi2x37cckXdfVZ81uAeyLU1bLTBfvYD0B-3iVA4mGiWWrvPJ9uuVTCGF7LicSptyIynzJ1SF1nHQt8D9nVQznvQ1ov6E7PSxtM13vWnM0LzpzJKgmviCkg08RGbBenD_yr6KQ1k/s720/Photo+Editor-20190108_214559.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMPaBKBi2x37cckXdfVZ81uAeyLU1bLTBfvYD0B-3iVA4mGiWWrvPJ9uuVTCGF7LicSptyIynzJ1SF1nHQt8D9nVQznvQ1ov6E7PSxtM13vWnM0LzpzJKgmviCkg08RGbBenD_yr6KQ1k/s320/Photo+Editor-20190108_214559.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: georgia;">
Sabda Rasulullah s.a.w:"Apabila kamu melintasi taman syurga hendaklah kamu berhenti singgah" Para sahabat bertanya:"Apakah itu taman syurga?"Jawab baginda:"Majlis Zikir."</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Riwayat at-Tirmidzi<i></i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Zikrullah bermaksud mengingati Allah. Ia merupakan ibadat yang tidak hanya tertumpu pada lidah sahaja tetapi juga dengan hati dan seluruh anggota badan. Malah apa sahaja perbuatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengingati-Nya adalah termasuk dalam konteks zikirullah.<br />
<br />
Zikir adalah amalan yang boleh menghidupkan hati, memberikan ketenangan rohani dan mengundang rahmat Allah. Sebaliknya orang yang jiwanya sering lalai daripada mengingati Allah, mata hatinya akan buta dan kehidupannya menjadi sempit dan mudah tertekan.<br />
<br />
Orang yang selalu berzikir akan mudah terdorong untuk melakukan kebajikan dan tercegah daripada kemungkaran. Ini disebabkan ia merasai bahawa Allah sentiasa bersamanya dalam setiap amalan yang dikerjakan.</span></div><blockquote class="tr_bq"><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><b></b></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia;"><b>يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا</b><br />
<span>Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya <b>(Surah Al-Ahzab 33: Ayat 41)</b></span></span></div></blockquote>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-29392411382527091372012-04-25T04:17:00.023+07:002021-03-27T18:38:10.994+07:00Proses Diciptakan Bidadari Oleh Allah Swt<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOmZgaoP7SdCnHh8ZCfvE8z3oP9lKYW6Yy6gFCW1ShErftxl6NV9Qfr4yuvA0VlidVIfoEU3DpVFvdmhkHw8kwY3K-tLi_0RAu9AGn8X8fNgCSHwqJfBfoyXtlYBFi6KqYHBouFlBSs74/s720/29.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOmZgaoP7SdCnHh8ZCfvE8z3oP9lKYW6Yy6gFCW1ShErftxl6NV9Qfr4yuvA0VlidVIfoEU3DpVFvdmhkHw8kwY3K-tLi_0RAu9AGn8X8fNgCSHwqJfBfoyXtlYBFi6KqYHBouFlBSs74/s320/29.jpg" /></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Bidadari tersebut adalah hamba Allah SWT yang khusus disediakan untuk orang-orang beriman sebagai balasan atas ketaatannya kepada Allah SWT selama hidup di dunia. Kedudukannya sama dengan suami / isteri yang bersangkutan? Jika yang dimaksud dengan “kedudukannya sebagai isteri / suami orang tersebut” dalam arti fungsinya adalah tergantung keinginan hamba yang bersangkutan.</span></span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Mungkin seberapa dari kita pengen tahu bagaimana bagaimana proses penciptaan bidadari oleh Allah SWT. Berikut ini saya kutipkan hadits yang kiranya dapat memuaskan rasa penasaran kita, artinya kira-kira sebagai berikut:</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ibn Abbas r.a. berkata : "Sesungguhnya di dalam syurga ada bidadari yang dijadikan dari empat macam: misik, anbar, kafur dan za’faran, sedang tanahnya dicampur dengan air hidup (hayawan) dan setelah dijadikan maka semua bidadari asyik kepadanya, andaikan ia berludah dalam laut tentu menjadi tawar airnya, tercantum di lehernya: Siapa yang ingin mendapat isteri seperti aku maka hendaklah taat kepada Tuhanku".</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Bidadari adalah makhluk Allah penghuni surga berakhlak mulia, putih bersih, cantik, masih dipingit di dalam rumah (QS. Ar-Rahman: 70-72), dan diciptakan Allah secara langsung, berwujud gadis perawan, penuh cinta, lagi sebaya usianya (QS. Al-Waqiah: 35-37), tidak meliarkan pandangannya, matanya jelita, seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik (Ash Shaffat: 48-49). Bahkan diriwayatkan dalam hadis, seandainya seorang bidadari surga menampakkan wajahnya ke bumi niscaya akan menerangi langit dan bumi dan sesungguhnya tutup kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya. Permata tingkatan terendah yang dikenakan kemilau sinarnya dapat menerangi antara timur dan barat.</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Begitulah sekilas bagaimana indahnya bidadari ciptaan Allah SWT bagi umatNya.</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
Waallahualam,<br /><br /></span>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-21638773790379443202012-04-24T23:27:00.026+07:002021-03-27T19:30:03.358+07:0099 Langkah Untuk Menuju Kesempurnaan Iman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2TNwc6rrcCKQ2PDOmCR1U6zdYwtrUAZ4jy6KMMkldL4OQ9Whtz7tSyGcO1P4vqHO3PMrOTytNAJ36y71J8B8D1FLindx3ogahfIdcnWsLN_M4LJyHtHEWWXXlIyGJFGNOkgXvLF3BQb8/s640/Neneng+Nauretikah+34.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2TNwc6rrcCKQ2PDOmCR1U6zdYwtrUAZ4jy6KMMkldL4OQ9Whtz7tSyGcO1P4vqHO3PMrOTytNAJ36y71J8B8D1FLindx3ogahfIdcnWsLN_M4LJyHtHEWWXXlIyGJFGNOkgXvLF3BQb8/s320/Neneng+Nauretikah+34.jpg" /></a></div><div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 21px; text-align: center;"><br /></div><span style="font-family: georgia;"><span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">02. Sabar apabila mendapat kesulitan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">08. Jangan usil dengan kekayaan orang;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">11. Jangan tamak kepada harta;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">13. Jangan hancur karena kezaliman;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">14. Jangan goyah karena fitnah;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram; </span></span><br />
<span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">17. Jangan sakiti ayah dan ibu; </span></span><br />
<span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">18. Jangan usir orang yang meminta-minta; </span></span><br />
<span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">1</span></span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">9. Jangan sakiti anak yatim;</span><br />
<span><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">25. Biasakan shalat malam;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">26. Perbanyak dzikir dan do’a kepada Allah;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">28. Sayangi dan santuni fakir miskin;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">30. Jangan marah berlebih-lebihan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">36. Jangan percaya ramalan manusia;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">37. Jangan terlampau takut miskin;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">38. Hormatilah setiap orang;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">39. Jangan terlampau takut kepada manusia;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">41. Berlakulah adil dalam segala urusan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">45. Perbanyak silaturrahim;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">47. Bicaralah secukupnya;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">54. Hormatilah kepada guru dan ulama;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">56. Cintai keluarga Nabi saw;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">57. Jangan terlalu banyak hutang;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">58. Jangan terlampau mudah berjanji;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">70. Jangan melukai hati orang lain;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">71. Jangan membiasakan berkata dusta;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">76. Jangan membuka aib orang lain;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">85. Hargai prestasi dan pemberian orang;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;</span><br style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; line-height: 21px;">99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang</span></span><br />
</span><blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span style="background-color: white; line-height: 21px;">“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)</span><span style="background-color: white; line-height: 21px;"> </span></span></blockquote>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-68247838712918387332012-04-24T14:44:00.006+07:002021-03-27T19:26:23.103+07:00Kata-kata Mutiara, Bijak Islami Motivasi Diri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCmCl9bcDBOPuJe7iHv9imHAKQPzge9V0PZAXSscBdh6WMYUZ8uh8uytdwJ7kpTt_wCcdFL1rWRz4xwV8CU4i_WDjx0dDST87VivB180EB-JYz_x7u6Nwjr7jbDAw8IDszrX7AuQjossE/s640/Neneng+Nauretikah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCmCl9bcDBOPuJe7iHv9imHAKQPzge9V0PZAXSscBdh6WMYUZ8uh8uytdwJ7kpTt_wCcdFL1rWRz4xwV8CU4i_WDjx0dDST87VivB180EB-JYz_x7u6Nwjr7jbDAw8IDszrX7AuQjossE/s320/Neneng+Nauretikah.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Semua kata mutiara islami ini berasal dari berbagai sumber yang Bintang kutip ke artikel ini. dan tentu kata-kata ini semuanya berasal dari orang bijak yang beragama Islam juga. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Berikut kumpulan kata bijak islami, silahkan dibaca :<span id="more-1738"></span></span></div><h3><span style="font-family: georgia;">Kata Bijak dan Mutiara yang diambil dari Nabi Muhammad</span></h3><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: georgia;">Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Tiga sifat manusia yang merusak adalah : kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.</span></li></ul></div><div></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><h3><span style="font-family: georgia;">Kata Mutiara Islami yang diambil dari Khalifah ‘Umar</span></h3><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: georgia;">Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.</span></li></ul></div><div></div><h3><span style="font-family: georgia;">Kata islami yang diambil dari Ibnu Mas’ud</span></h3><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: georgia;">Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah.</span></li></ul></div><div></div><h3><span style="font-family: georgia;">Kata Bijak Islami yang diambil dari Sayidina Umar bin Khattab</span></h3><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: georgia;">Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">
Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.</span></li></ul></div><div></div><div style="text-align: justify;"></div><h3><span style="font-family: georgia;">Dan berbagai kata mutiara dan bijak islami lainnya</span></h3><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: georgia;">Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina : orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam yang adil.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Tiada musibah yang lebih besar daripada meremehkan dosa-odsamu dan merasa ridho dengan keadaan rohaniahmu sekarang ini.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Tiada yang lebih baik dari dua kebaikan : Beriman pada Allah dan bermanfaat bagi manusia. Tiada yang lebih buruk dari dua kejahatan : Syirik pada Allah dan merugikan manusia.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Manusia Paling baik adalah orang yang dermawan dan bersyukur dalam kelapangan, yang mendahulukan orang lain, bersabar dalam kesulitan.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Tiga tanda kesempurnaan iman : Kalau marah, marahnya tidak keluar dari kebenaran. Kalau senang, senangnya tidak membawanya pada kebatilan. Ketika mampu membalas, ia memaafkan.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Dengannya Allah kuburkan kedengkian, Dengannya Allah padamkan permusuhan; Melaluinya diikat persaudaraan; Yang hina dimulyakan. Yang tinggi direndahkan.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Jika orang dapat empat hal, ia dapat kebaikan dunia akhirat: Hati yang bersyukur, lidah yang berzikir, badan yang tabah pada cobaan, dan pasangan yang setia menjaga dirinya dan hartanya.</span></li><li><span style="font-family: georgia;">Nabi ditanya bermanfaatkah kebajikan setelah dosa? Ia menjawab: Taubat membersihkan dosa, kebaikan menghapuskan keburukan.</span></li></ul></div><div></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><h3><span style="font-family: georgia;">Pesan</span></h3><h3><span style="font-weight: normal;">Semoga seluruh kata-kata bijak nan islami diatas dapat memperkuat keimanan kita akan Allah SWT. Semoga setiap langkah kehidupan kita bisa menjadi mutiara untuk orang lain, baik itu dari kata yang keluar dari mulut kita ataupun langkah-langkah kita di kehidupan.</span></h3>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-26217030232417643572012-04-24T14:09:00.019+07:002021-03-27T18:41:15.009+07:00Kata-kata Mutiara/Bijak Islami<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1zNzL40A-RZpzMDlflgwXean9tUynY6M3ZpwAa4A7I7aSBRvP-1Kj0wbs7sWfd8XM-Z8caoTJk1IjS7UyOV8am4enwsIAfUiogHlWK-698iOp4hXwsbyO__RzXpyBtTGZB45e86ncB64/s1795/Photo+Editor-20180815_052626.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1795" data-original-width="1795" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1zNzL40A-RZpzMDlflgwXean9tUynY6M3ZpwAa4A7I7aSBRvP-1Kj0wbs7sWfd8XM-Z8caoTJk1IjS7UyOV8am4enwsIAfUiogHlWK-698iOp4hXwsbyO__RzXpyBtTGZB45e86ncB64/s320/Photo+Editor-20180815_052626.jpg" /></a></div><br />Kumpulan kata-kata mutiara islami yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, semoga dapat menjadi insfirasi dan motivasi juga dapat menambah pembendaharaan kosa kata kita semua begitu juga aku yang kehausan, mudah-mudahan dapat menjadi penyejuk hati yang kekeringan akan sebuah ilmu.</span></div><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena hal itu bisa membersihkan dosa dan menyebabkan kamu zuhud atau tidak cinta kepada dunia.(Rasulullah)</span></li>
</ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah semuanya pada Allah, lalu penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintahNya, dan larikanlah dirimu dari laranganNya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu, setelah itu keluar, untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bgaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga.(Syekh Abdul Qodir al-Jaelani)<br />
<span id="more-24"></span></span></li>
</ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Berteman dengan orang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya adalah lebih baik bagi kalian, daripada berteman dengan orang alim tapi selalu suka terhadap hawa nafsunya.(Ibnu Attailllah as Sakandari)</span></li>
</ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan 3 hal, yaitu : KEPERCAYAN, CINTA dan RASA HORMAT (Sayidina Ali bin Abi Thalib)</span></li>
</ul><ul><li style="text-align: justify;"><span class="menu8blackbold" style="font-family: georgia;">Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Sayidina Ali bin Abi Thalib)</span></li>
</ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan pula adalah sebuah akhlaq ular, dan kalau kebajikan dibalas dengan kejahatan itulah akhlaq buaya, lalu bila kebajikan dibalas dengan kebajkan adalah akhlaq anjing, tetapi kalau kejahatan dibalas dengan kebajikan itulah akhlaq manusia.(Nasirin)</span></li>
</ul><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan.(Sayidina Ali bin Abi Thalib)<br />
</span></li>
</ul><div class="bodytext"> <ul><li style="text-align: justify;"><span class="menu8blackbold" style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold">Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah.</span> (Ibnu Mas’ud)</span></li></ul>
<ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold"><span class="menu8blackbold">Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu.</span> (Ali bin Abi Thalib)</span><br />
</span></li>
</ul></div><div class="bodytext"> <ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold"><span class="menu8blackbold">Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.(</span>Umar bin Khattab)</span><br />
</span></li>
</ul></div><div class="bodytext"> <ul><li style="text-align: justify;"><span class="menu8blackbold" style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold">Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.</span> (Imam An Nawawi)</span></li>
</ul></div><div class="bodytext"> <ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold"><span class="menu8blackbold">Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.</span> (Umar bin Kattab)</span><br />
</span></li>
</ul></div><div class="bodytext"> <ul><li style="text-align: justify;"><span class="menu8blackbold" style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold">Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari.</span>(Bediuzzaman Said Nursi)</span></li></ul>
<ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold"><span class="menu8blackbold">Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa.</span></span><span class="menu8blackbold">(Bediuzzaman Said Nursi)<br />
</span></span></li>
</ul></div><div class="bodytext"> <ul><li style="text-align: justify;"><span class="menu8blackbold" style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold">Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg.</span>(Bediuzzaman Said Nursi)</span></li>
</ul></div><div class="bodytext"> <ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold"><span class="menu8blackbold">Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.</span></span><span class="menu8blackbold">(Bediuzzaman Said Nur)</span></span></li>
</ul></div><span style="font-family: georgia;"><span></span> </span><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian (taqdir) dari Allah dengan senang hati.(Ali bin Husein)</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><span class="menu8blackbold"><span class="menu8blackbold">Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup.(</span></span><span class="menu8blackbold">Bediuzzaman Said Nur)</span></span></li>
</ul><ul><li style="text-align: justify;"><span class="menu8blackbold"><span class="menu8blackbold" style="font-family: georgia;">Pangkal dai semua kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah.(Abu Sualeman Addarani)</span></span></li>
</ul>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-19636762531557484022012-04-13T10:27:00.019+07:002021-03-27T18:39:36.801+07:007 Golongan Yang Mendapat Ridho Allah Swt<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhXAosmsqlvillLfpV_MxSrosh8nqglMZLKfxOIru535PQNLDWR1N3go-jlqI-tVb-GzThlCRY951DxVkLvR8HF2_oOAZs36A-hbBIHZRe4xV9KGbPhmnk67WpYz8v2tAtWyHBbdrdXJw/s725/89.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="725" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhXAosmsqlvillLfpV_MxSrosh8nqglMZLKfxOIru535PQNLDWR1N3go-jlqI-tVb-GzThlCRY951DxVkLvR8HF2_oOAZs36A-hbBIHZRe4xV9KGbPhmnk67WpYz8v2tAtWyHBbdrdXJw/s320/89.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Apa yang anda rasakan ketika menjadi seorang yang dicintai oleh orang lain? Hati berbunga-bunga, semangat tumbuh bak berkobar dalam jiwa, dan perasaan senang luar biasa menghiasi hari-hari kita. Lalu bagaimana jadinya jika yang mencintai kita adalah Allah SWT, Rabb semesta alam Sang Maha Pencipta kita?</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><span style="font-family: georgia;">Siapakah golongan orang-orang yang dicintai/diridhoi Alloh SWT? <br />
</span><ol style="text-align: justify;"><li><span style="font-family: georgia;">Golongan pertama adalah mereka orang-orang yang bertaqwa, ini memang sesuai dengan berkali-kali tersurat di penghujung beberapa firman Allah dalam Al-Qur'an, “Innallaha yuhibbulmuttaqiin." Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang-orang yang bertaqwa. Siapa saja yang bertaqwa itu? Mereka yang bertaqwa adalah mereka yang senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.</span></li>
<li><span style="font-family: georgia;">Golongan kedua adalah mereka orang-orang yang ihsan. Innallaha yuhibbulmuhsiniin, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang muhsin, yaitu orang-orang yang senantiasa berlomba berbuat kebaikan. Hingga ketika mereka berbuat kebaikan tersebut, mereka melakukannya dengan sadar bahwa ada selalu kuasa Allah SWT yang melihat dan mengiringi langkah mereka.</span></li>
<li><span style="font-family: georgia;">Golongan ketiga adalah mereka orang-orang yang tawakal. Berserah diri setelah berusaha dan berupaya melakukan ikhtiar maksimal atas apa yang dia lakukan menjadi pengertian dari apa yang disebut tawakal sesungguhnya. Dan ini juga selalu Allah sebutkan dalam Al-Qur'an, “Innallaha yuhibbulmutawakkiliin.” Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.</span></li>
<li><span style="font-family: georgia;">Golongan keempat adalah mereka orang-orang yang senang bertaubat. Innallaha yuhibbuttawabiin, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat.</span></li>
<li><span style="font-family: georgia;">Golongan kelima adalah mereka yang senantiasa membersihkan diri sehingga tercermin pula kebersihan hatinya. Innallaha yuhibbulmutathahirin. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang senantiasa membersihkan diri.</span></li>
<li><span style="font-family: georgia;">Golongan keenam adalah mereka yang senantiasa bertindak adil atas apa yang dilakukannya. Termasuk bertindak adil atas diri, keluarga, dan masyarakat. Kita bisa melihat juga berkali Allah menyebutkan perihal ini di beberapa ayat-ayatnya. Innallaha yuhibbulmuqsitin, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil.</span></li>
<li><span style="font-family: georgia;">Dan yang terakhir adalah golongan ketujuh, yaitu mereka yang sabar, ini menjadi sebuah penghargaan Allah pada ummatnya, bukan hanya dicintai oleh-Nya, namun juga Allah selalu menyertai dalam langkah-langkahnya. Innallaha ma’ashshabiriin, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.</span></li>
</ol><div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Semoga kita bisa menjadi mereka yang dicintai oleh Allah SWT dengan senantiasa bertaqwa kepada-Nya, senantiasa berbuat kebaikan, bertawakal atas apa yang kita ikhtiarkan, senantiasa bertaubat, membersihkan diri dan hati, bertindak adil dan juga senantiasa berlaku sabar dalam tindakan, harapan, keinginan kita atas keputusan Allah SWT.</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
-----------------<br />
Disampaikan oleh : Ustadz Subki Al-Bughury, Aamiin yaa rabbal’alamiin…</span>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-7941588352624002762012-04-13T09:59:00.045+07:002021-03-27T18:42:42.404+07:00Allah Swt Mencintai Orang Yang Sabar<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW2Ks5Fm1-ndD9PfeSExnQXvyFMBN71lQMshwIkpei1Jnh5oIv3wy8_G1oxQb3NsEiBPtot9xMrFvWPkXS95GYKe8qGmcYjs3RxpgxwoUbwIWSwHiv02GUK1zzi8kWWVrF7TZBwoxGlcY/s720/Photo+Editor-20180811_120557.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW2Ks5Fm1-ndD9PfeSExnQXvyFMBN71lQMshwIkpei1Jnh5oIv3wy8_G1oxQb3NsEiBPtot9xMrFvWPkXS95GYKe8qGmcYjs3RxpgxwoUbwIWSwHiv02GUK1zzi8kWWVrF7TZBwoxGlcY/s320/Photo+Editor-20180811_120557.jpg" /></a></div><br /><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">
Dalam kehidupan yang kita jalani ini..</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">kesabaran adalah kunci untuk meraih segala kebaikan dan kebahagiaan... </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tapi ada kalanya kita bertanya pada diri sendiri.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">”kenapa Saya harus bersabar menghadapi orang seperti dia..?”</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Lalu ada yang berbisik kepada kita.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Telinga kiri... </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Balas dengan yang lebih dari itu..tunjukan pada dia siapa kamu sebenarnya.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Buat dia menyesal selamanya.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Telinga kanan.. Hal hal buruk yang dilakukannya padamu adalah tabungannya untuk akhirat.. karena Allah yang akan membalasnya... kalau kamu membalasnya dengan hal serupa..lalu apa bedanya kamu dengan dia..? </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Ada baiknya kita memilih untuk menutup telinga dan menganggap tidak terjadi apa apa... </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">K</span><span style="font-family: georgia;">ita tidak bisa mengikuti telinga kanan..Karena kita bukanlah orang yang sabar... </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kita juga tidak bisa mengikuti telinga kiri..karena kita tidak ingin menjadi orang yang merasa dirugikan.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Memilih jalan tengah antara keduanya dengan menghapus memori kejadian itu dari pikiran kita.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Hingga kita TIDAK HARUS BERSABAR dan TIDAK HARUS MEMBALASNYA.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Pilihan selalu ada ditangan kita... </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kita mungkin sangat bisa membalas apa yang dilakukan orang kepada kita.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Baik itu hal buruk..maupun hal baik... Pada saat hal baik yang kita terima..maka membalasnya dengan hal baik adalah logika yang paling manusiawi... </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Tapi pada saat kita menerima hal buruk.. Apa yang akan kita lakukan...? </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Hai orang-orang yang beriman..mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat..Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153). </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Semoga dengan itu maka Allah akan memberikan ganjaran terbaiknya bagi kita...yaitu berupa rahmat..kebaikan seperti dalam firman-Nya.. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">“Mereka itulah (orang-orang sabar) yang akan mendapatkan keberkahan sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka…” (QS. Al-Baqarah [2]: 157)</span>
</div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-6115715103719629632012-04-11T03:51:00.024+07:002021-03-27T20:40:11.561+07:00Doa Untuk Tambatan Hati<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_iMOjcA-dPMMhKGLK7LK2dnH7reCvp0GhH_9N1nbnO2XGcl4GIm9RVLoxaENDIz9qLowrjH9NSk4rZo2iBAROkTbGBAYa12CrguVRrGlSoVIuOO-pbiNF3DZ-bVCZzyS3EtML8b_7rnM/s720/Photo+Editor-20190218_170905.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_iMOjcA-dPMMhKGLK7LK2dnH7reCvp0GhH_9N1nbnO2XGcl4GIm9RVLoxaENDIz9qLowrjH9NSk4rZo2iBAROkTbGBAYa12CrguVRrGlSoVIuOO-pbiNF3DZ-bVCZzyS3EtML8b_7rnM/s320/Photo+Editor-20190218_170905.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><div><span style="font-family: georgia;">Allah Yang Maha Pemurah, terimakasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya.</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br />Terimakasih untuk saat-saat indah yang boleh kami nikmati bersama.Terimakasih untuk setiap pertemuan yang boleh kami lalui bersama. Terimakasih untuk setiap saat-saat yang lalu. Saya datang bersujud dihadapan-Mu, Sucikan hati saya yaa Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencana-Mu dalam hidup saya.</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;">Yaa Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya, janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya. Janganlah biarkan saya melabuhkan hati saya di hatinya. Kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya dan usirlah dia dari relung hati saya. Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam di dada ini dengan kasih dari dan pada-Mu yang tulus dan murni. Tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br />Tetapi jika Kau ciptakan dia untuk saya, yaa Allah, tolong satukan hati kami. Bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya. Berikan saya kesabaran, ketekunan, dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya. Urapilah dia agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya sebagaimana saya telah Kau ciptakan. Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh-sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia.<br /><br />Yaa Allah Maha Pengasih, dengarlah doa saya ini. Lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendak-Mu.<br /><br />Allah Yang Maha Kekal, saya tahu Engkau senantiasa memberikan yang terbaik buat saya. Luka dan keraguan yang saya alami pasti ada hikmahnya. Pergumulan ini mengajar saya untuk hidup makin dekat pada-Mu, untuk lebih peka terhadap suara-Mu yang membimbing saya menuju terang-Mu. Ajarlah saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan.<br /><br />Jadilah kehendak-Mu dan bukan kehendak saya yang jadi dalam setiap bagian hidup saya, yaa Allah.</span></div><div></div><div></div><div></div><div><span style="font-family: georgia;"><br />Ya Allah… Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan akhirat…Dan periharalah kami dari azab api Neraka…</span></div><div><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div><span style="font-family: georgia;">Aamin…aamin…Ya rabbal ‘aalamin</span></div></div></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-76032116883415684662012-04-10T07:21:00.035+07:002021-03-27T18:31:30.197+07:00Qanaah Sifat Mulia Yang Harus Dimiliki Para Istri<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgia5IDmawABCITuomquUd_OPyjiIPoYRUnd-zIBsp761K-V_9gCbK6mJ3VJLrGHwEZAdFkQ2qRL6-iR8l7AIIf480JrE-K3DKFjze6fegzLhHKy3sTu4VFusOynXSN50KU30DsV0k0-C4/s960/76.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="639" data-original-width="960" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgia5IDmawABCITuomquUd_OPyjiIPoYRUnd-zIBsp761K-V_9gCbK6mJ3VJLrGHwEZAdFkQ2qRL6-iR8l7AIIf480JrE-K3DKFjze6fegzLhHKy3sTu4VFusOynXSN50KU30DsV0k0-C4/w640-h426/76.jpg" width="640" /></a></div><br />Sikap qana'ah atau menerima apa adanya (nrimo) pada masalah kebendaan (duniawi) dalam kehidupan suami </span><span style="font-family: georgia; text-align: justify;">istri sangat dibutuhkan. Terutama bagi seorang istri tanpa adanya sifat qana'ah maka bisa dibayangkan bagaimana, susahnya seorang suami. Setiap tiba dirumah maka yang terdengar adalah keluhan-keluhan, belum punya ini belum punya itu, ingin beli perhiasan, pakaian baru, sepatu baru, jilbab baru, perkakas rumah tangga, furniture, dan lain-lainnya. Alhamdulillah bila sang suami memiliki banyak harta apabila tidak maka yang terjadi adalah pertengkaran dan perselisihan melihat kedudukan suami dengan sebelah mata karena gaji yang kecil.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Terkadang keluar keluhan bila si Fulan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar mengapa engkau tidak? sehingga impian membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warrahmah semakin jauh.Hati menjadi resah dan gundah lalu hilanglah rasa syukur, baik kepada suami maupun kepada Allah.Bila hal ini sudah menimpa pada seorang istri maka waspadalah ya ukhti, sesungguhnya engkau telah membebani suamimu diluar kemampuannya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Engkau telah membuatnya terlalu sibuk dengan duniauntuk memenuhi segala keinginanmu. Berapa banyak kaum suami yang meninggalkan majelis ilmu syar'i demi mengejar uang lemburan? sebelum menikah rajin datang ke tempat majelis ilmu setelah menikah jarang terlihat lagi, mungkin tadinya datang setiap minggu sekarang frekuensinya menjadi sebulan dua kali atau sekali bahkan mungkin tidak datang lagi!!! Atau berapa banyak kaum suami yang rela menempuh jalan yang diharamkan Allah Ta'ala demi membahagiakan sang istri tercinta.Yangterakhir ini banyak ditempuh oleh para suami yang minim sekali ilmu agamanya sehingga demi ''senyuman sang istri'' rela ia menempuh jalan yang dimurkai- Nya.Wal'iyyadzu billah. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Duhai, para istri...engkau adalah sebaik-baik perhiasan diatas muka bumi ini bila engkau memahami dienmu. Maka jadilah wanita dan istri yang shalihah,itu semua bisa dicapai bila engkau mampu mengendalikan hawa nafsumu, bergaul hanya dengan kawan-kawan yang shalihah dan berilmu,dan tutuplah matamu bila engkau melihat sesuatu yang tidak mungkin bisa engkau raih, lihatlah kebawah masih banyak yang lebih menderita dan lebih miskin hidupnya dibandingkan engkau. Maka akan kau temui dirimu menjadi orang yang mudah mensyukuri nikmat-Nya. Sifat qana'ah ibarat mutiara yang terpendam di bawah laut, barangsiapa yang bisa mengambilnya dan memilikinya maka beruntunglah ia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Seorang istri yang memiliki sifat qana'ah ini maka dapat membawa ketentraman dan kedamaian dalam rumah tangganya. Suami merasa sejuk berdampingan denganmu, rasanya akan enggan ia menjauh darimu. Betapa bahagianya para suami yang memiliki istri yang qana'ah, para istri bisa memiliki sifat ini bila ia mau berusaha sekuat tenaga dan berdo'a kepada Allah semata. Ya, Allah janganlah kau jadikan dunia satu-satunya keinginan utama kami. </span><span style="font-family: georgia;">Aamiin.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Wallahu'alam bishawwab.</span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-6306226126482306672012-04-07T06:16:00.001+07:002021-03-27T06:37:43.147+07:00Larangan Sujud Seperti Anjing<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Mungkin sewaktu sujud kita secara tak tak sengaja melakukan gerakan shalat yang tidak semestinya kita lakukan, Nabi Muhammad SAW melarang sujud seperti Anjing <br /></span><span style="font-family: georgia;"> <br /></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Al-Bukhaariy <i>rahimahullah </i>berkata :<br /></span></span><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: سَمِعْتُ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ، وَلَا يَبْسُطْ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ انْبِسَاطَ الْكَلْبِ "<br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyaar, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, ia berkata : Aku mendengar Qataadah, dari Anas, dari Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i>, beliau bersabda : “<i> Seimbanglah kalian ketika sujud, dan janganlah salah seorang di antara kalian meluruskan (menempelkan) kedua lengan/hastanya seperti anjing meluruskannya</i>” [<i>Shahiih Al-Bukhaariy</i> no. 822].</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;"><br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Hadits lain :<br /></span></span><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">حَدَّثَنَا هَنَّادٌ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ، عَنْ جَابِرٍ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَعْتَدِلْ وَلَا يَفْتَرِشْ ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ الْكَلْبِ ".<br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Hannaad : Telah menceritakan kepada kami Abu Mu’aawiyyah, dari Al-A’masy, dari Abu Sufyaan, dari Jaabir : Bahwasannya Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda : “<i>Apabila salah seorang di antara kalian sujud, janganlah membentangkan kedua lengannya seperti anjing membentangkannya</i>” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 275; shahih lighairihi].</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;"><br /></span></span><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ اللَّيْثِ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ دَرَّاجٍ، عَنْ ابْنِ حُجَيْرَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلَا يَفْتَرِشْ يَدَيْهِ افْتِرَاشَ الْكَلْبِ وَلْيَضُمَّ فَخْذَيْهِ "<br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Malik bin Syu’aib bin Al-Laits : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb : Telah menceritakan kepada kami Al-Laits, dari Darraaj<a href="" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[1]</span></span></span></a>, dari Ibnu Hujairah, dari Abu Hurairah : Bahwasannya Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda : “<i>Apabila salah seorang di antara kalian sujud, janganlah membentangkan kedua tangannya seperti anjing membentangkannya. Dan hendaklah ia merapatkan kedua pahanya</i>” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 901; shahih lighairihi].</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;"><br /></span></span><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، عَنْ حُسَيْنٍ الْمُكْتِبِ، عَنْ بُدَيْلٍ، عَنْ أَبِي الْجَوْزَاءِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: " نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَفْتَرِشَ أَحَدُنَا ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ السَّبُعِ "<br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Telah menceritakan kepada kami Yaziid bin Haaruun, dari Husain Al-Muktib, dari Budail, dari Abul-Jauzaa’, dari ‘Aaisyah, ia berkata : “Nabi <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>telah melarang kami membentangkan lengan kami seperti binatang buas membentangkannya” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 1/257-258; shahih].</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;"><br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Para ulama berbeda pendapat tentang hukum menempelkan kedua lengan ketika shalat dan tidak mengangkatnya. Jumhur ulama dari kalangan Hanafiyyah<a href="" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[2]</span></span></span></a>, Maalikiyyah<a href="" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[3]</span></span></span></a>, Syaafi’iyyah<a href="" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[4]</span></span></span></a>, dan Hanaabilah<a href="" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[5]</span></span></span></a> berpendapat makruh dilakukan, baik pada shalat fardlu maupun shalat sunnah. Adapun madzhab Ibnu Hazm menyatakan haram dan dapat membatalkan shalat bagi siapa saja yang melakukannya.<a href="" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[6]</span></span></span></a></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;"><a href="" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;"><br /></span></span></span></a></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Kedua pihak berdalil dengan nash-nash yang sama sebagaimana disebutkan di atas. Yang <i>raajih</i> – <i>wallaahu a’lam</i> – adalah pendapat jumhur. Alasannya adalah sikap Rasulullah <i>shallallaahu ‘alaihi wa sallam </i>yang menyamakan perbuatan itu dengan perbuatan anjing atau binatang buas. Dan asal dari hal tersebut menunjukkan kemakruhan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;"><br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">An-Nawawiy <i>rahimahullah </i>berkata :<br /></span></span><span style="font-family: georgia; font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="line-height: 150%;">وَالْحِكْمَة فِي هَذَا أَنَّهُ أَشْبَه بِالتَّوَاضُعِ وَأَبْلَغ فِي تَمْكِين الْجَبْهَة وَالْأَنْف مِنْ الْأَرْض ، وَأَبْعَد مِنْ هَيْئَات الْكَسَالَى فَإِنَّ الْمُتَبَسِّط كَشَبَهِ الْكَلْب ، وَيُشْعِر حَاله بِالتَّهَاوُنِ بِالصَّلَاةِ ، وَقِلَّة الِاعْتِنَاء بِهَا وَالْإِقْبَال عَلَيْهَا . وَاَللَّه أَعْلَم<br /></span></span><span style="font-family: georgia;">“Dan hikmah dalam larangan ini adalah bahwasannya ia merupakan sikap tawadlu’, lebih memastikan dalam meletakkan dahi dan hidung ke tanah (ketika sujud), serta lebih jauh dari gaya orang-orang yang malas. Hal itu dikarenakan orang yang membentangkan/menempelkan kedua lengannya menyerupai anjing dan menunjukkan keadaan dirinya yang meremehkan shalat, sedikitnya perhatian kepadanya, dan ingin segera menyelesaikannya. <i>Wallaahu a’lam</i>” [<i>Syarh An-Nawawiy</i>, 4/209].</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: georgia; line-height: 150%;">Lantas, bagaimana gambaran sikap/perbuatan yang dilarang tersebut ? Perhatikan gambar di bawah :</span></span></div><div style="text-align: left;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: small;"><a href="" name="more"></a></span> </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH5FLEE1rk5mynwxtzyWFCTA4YNh-p67VLyr0UBpJrAKCawL7H8ZG17Xqh1fNHee8D4AITlZVE779M8mayoTqL0DBbKCxn84HCfsuDmEPJUDo1uZInEc3eB4E-gVSpjhlXRFhOP9Tu4Xs/s1600/Sujud+yang+benar.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH5FLEE1rk5mynwxtzyWFCTA4YNh-p67VLyr0UBpJrAKCawL7H8ZG17Xqh1fNHee8D4AITlZVE779M8mayoTqL0DBbKCxn84HCfsuDmEPJUDo1uZInEc3eB4E-gVSpjhlXRFhOP9Tu4Xs/s400/Sujud+yang+benar.jpg" width="400" /></a></div><p style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;">
اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ، وَلَا يَبْسُطْ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ انْبِسَاطَ الْكَلْبِ "<br />
“Tegakkanlah (lengan kalian) ketika sujud, Dan janganlah salah seorang di antara kalian meluruskan (menempelkan) kedua lengan/hastanya seperti anjing meluruskannya” [Shahiih Al-Bukhaariy no. 822]<br />
Akhi, bukankah makna اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ ialah sujud dengan proporsional yakni "Tengah-tengahlah/seimbanglah kalian ketika sujud..." dan bukan diterjemahkan menegakkan tangan?<br />
Al-Hafidzh Ibnu Hajar Al-'Asqalani rahimahullah dalam Fathul Bari 2/352 menerangkan:<br />
اعتدلوا أي كونوا متوسطين بين الافتراش والقبض<br /><br /></span></p><p style="text-align: left;">
<span style="font-family: georgia;">Syaikh 'Utsaimin rahimahullah dalam Syarhul Mumti' menerangkan: <br />
قال النبي عليه الصلاة والسلام : ( اعتدلوا في السجود ) أي : اجعلوه سجوداً معتدلاً ، لا تهصرون فينزل البطن على الفخذ ، والفخذ على الساق ، ولا تمتدون أيضاً <br /><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">[abul-jauzaa’ – sardonoharjo, ngaglik, sleman, yogyakarta, syawal 1432 H – mengambil faedah dari </span></span>kitab <i>At-Tasyabbuh Al-Manhiy ‘anhu </i>oleh Jamiil bin Habiib Al-Luwaihiq, hal. 208-209].</span></p><p style="text-align: left;"><span style="font-family: georgia;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 24px;">Wallaahu a’lam</span><span style="line-height: 24px;">.<br /></span></span><span face="Verdana,sans-serif" style="font-size: 10pt; line-height: 20px;"><span style="font-size: small;">Semoga gerakan ibadah sholat menjadi lebih baik</span></span></span><br /></p><hr size="1" style="font-family: inherit; text-align: left;" width="33%" /><div style="font-family: inherit; text-align: left;"><span style="font-size: small;"><a href="" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[1]</span></span></span></span></a><span style="line-height: 150%;"> Ibnu Hibbaan berkata :<br /> </span></span><span style="font-size: small;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: black; line-height: 150%;">لَمْ يَسْمَعِ اللَّيْثُ مِنْ دَرَّاجٍ غَيْرَ هَذَا الْحَدِيثِ<br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">“Al-Laits tidak mendengar dari Darraaj selain dari hadits ini” [Shahiih Ibni Hibbaan, 5/245].<br /></span></span><span style="font-size: small;"><a href="" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[2]</span></span></span></span></a><span style="line-height: 150%;"> Badaai’ush-Shanai’ lil-Kasaaniy, 1/210 dan Tabyiinul-Haqaaiq liz-Zaila’iy 1/163.<br /></span></span><span style="font-size: small;"><a href="" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[3]</span></span></span></span></a><span style="line-height: 150%;"> Al-Mudawwanah, 169.<br /></span></span><span style="font-size: small;"><a href="" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[4]</span></span></span></span></a><span style="line-height: 150%;"> Al-Majmuu’ 3/341.<br /></span></span><span style="font-size: small;"><a href="" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[5]</span></span></span></span></a><span style="line-height: 150%;"> Al-Furuu’ li-Ibni Muflih, 1/483 dan Kasysyaaful-Qinaa’ lil-Bahutiy 1/371.<br /> </span></span><span style="font-size: small;"><a href="" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="line-height: 150%;">[6]</span></span></span></span></a><span style="line-height: 150%;"> Al-Muhallaa, 4/21<i>.</i></span></span></div><p></p>
Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-10962321073441097722012-04-07T03:55:00.020+07:002021-03-27T19:20:34.141+07:00Kerudung Harus Menutup Dada, Bukan Diikat Kebelakang Atau Dimasukan Ke Dalam Baju<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeqUZZ2JY4bHaEjMVVc8E2j9-xnOGdb6B1VEFVJtMYEOPXslsgmURPQtM8T_K76R1hYRg7Go3QJhtVX7RudsdebLHkWZuKnuXGZmIYU4xrkYkSbqjARF2m4KObv89Vl5ViaRvdpTpEM6o/s587/46.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="587" data-original-width="540" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeqUZZ2JY4bHaEjMVVc8E2j9-xnOGdb6B1VEFVJtMYEOPXslsgmURPQtM8T_K76R1hYRg7Go3QJhtVX7RudsdebLHkWZuKnuXGZmIYU4xrkYkSbqjARF2m4KObv89Vl5ViaRvdpTpEM6o/s320/46.jpg" /></a></div><br />Kerudungnya diikat ke belakang atau dimasukkan ke dalam baju. Jadi, kerudungnya tidak diulurkan ke dada. Apakah ini dibolehkan?<br /><br />
Sebenarnya memakai kerudung dengan cara seperti itu, yakni kerudungnya tidak diulurkan ke dada, adalah tidak benar dan tidak boleh. Sebab cara tersebut menyimpang dari ketentuan al-Qur`an yang mewajibkan mengulurkan kerudung ke atas dada (QS An-Nuur : 31).<br />
<br />
Jadi, jika seorang muslimah tidak mengulurkan kerudungnya ke dada, tapi malah mengikatnya ke belakang (mengelilingi leher) atau memasukkannya ke dalam baju, berarti dia meninggalkan kewajiban dan berdosa. Meskipun dada mereka sudah tertutup oleh kain dari baju.<br />
<br />
Allah SWT berfirman : “Dan hendaklah mereka [perempuan beriman] menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS An-Nuur [24] : 31)<br />
<br />
Dalam ayat tersebut, Allah SWT tidak berfirman wal-yadhribna bi-khumurihinna (dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka) lalu berhenti, sehingga seorang muslimah bebas memilih cara mengulurkan atau mengikat kerudungnya. Namun Allah SWT melanjutkan firman-Nya dengan tambahan ‘ala juyubihinna (ke atas dada mereka), sehingga bunyi lengkapnya adalah : wal-yadhribna bi-khumurihinna ‘ala juyubihinna (Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dada mereka).<br />
<br />
Maka dari itu, muslimah yang mengikuti trend mode busana saat ini, yakni tidak mengulurkan kerudung ke atas dada, seakan-akan telah memutus bacaan ayat sebelum ayat itu selesai maknanya dengan sempurna. Kesalahan semacam itu sama saja fatalnya dengan orang yang memutus bacaan ayat sebelum makna ayatnya selesai dengan sempurna, pada ayat-ayat lainnya. Misalnya, orang memutus bacaan ayat pada kalimat fa-wailul lil mushalliin (Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat) (QS 107 : 4). Padahal kelanjutannya masih ada dan harus dirangkaikan, yaitu bacaan alladziina hum ‘an shalaatihim saahun (yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya) (QS 107 : 5). Atau orang memutus bacaan ayat yaa-ayyuhalladziina aamanuu laa taqrabush shalaata (hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat) (QS 4 : 43). Padahal bacaan lanjutan ayat itu masih ada yaitu wa antum sukaara (sedang kamu dalam keadaan mabuk) (QS 4 : 43). Demikianlah.<br />
<br />
Dengan demikian, sudah menjadi kewajiban kita bersama, khususnya wanita muslimah, untuk memahami dan mengamalkan ayat tentang kerudung tersebut secara sempurna, bukan secara sepotong-sepotong hanya demi mengikuti trend mode yang marak belakangan ini.<br />
<br />
Mengenai tafsir ayat wal-yadhribna bi-khumurihinna ‘ala juyubihinna (QS 24 : 31), Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam (2003) hal. 68-69 mengatakan, kata khumur adalah bentuk jamak dari khimaar, yang artinya adalah maa yughathha bihi ar-ra`su (apa-apa yang digunakan untuk menutupi kepala). Ringkasnya, khumur adalah kerudung. Sedang juyuub adalah bentuk jamak jayb, yang artinya maudhi’ al-qath’i min al-dir’i wa al-qamish (tempat yang dipotong/terbuka pada baju atau kemeja). Ringkasnya, jayb adalah kerah/lubang baju. Jadi, perintah untuk menutupkan/mengulurkan kerudung ke atas juyub, artinya adalah adalah perintah menutupkan kerudung ke atas kerah/lubang baju yaitu pada sekitar leher dan dada.<br />
<br />
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullah menegaskan,”Wa dharbu al-khimaar ‘alaa al-jayb layyuhu ‘ala thauq al-qamish min al-‘unuq wa ash-shadr.” (Menutupkan kerudung atas jayb, artinya mengulurkan kerudung itu ke atas kerah/lubang baju yaitu leher dan dada). (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam (2003), hal. 69).<br />
<br />
Dengan demikian, ayat yang mulia di atas paling tidak menunjukkan dua hal, yaitu :<br />
Pertama, bahwa leher dan dada adalah aurat wanita yang wajib ditutupi (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam, Beirut : Darul Ummah, 2003, hal. 68; lihat juga Imam Suyuthi, Al-Iklil fi Istinbath at-Tanzil, Kairo : Darul Kitab al-‘Arabi, Kairo, 1373 H, hal. 162; Tafsir al-Baidhawi, Beirut : Darush Shadir, Juz IV hal. 78).<br />
<br />
Kedua, bahwa wajib hukumnya menutupkan/mengulurkan kain kerudung ke atas leher dan dada. Jadi, kerudung tidak hanya berfungsi menutupi kepala, namun sekaligus juga menutupi leher dan dada itu. (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam, Beirut : Darul Ummah, 2003 hal. 69; lihat juga Syaikh Hasanain Muhammad Makhluf, Tafsir wa Bayan Kalimat al-Qur`an al-Karim, Beirut-Damaskus : Darul Fajr al-Islami, 1994, hal. 353).<br />
<br />
Jelaslah, trend mode busana muslimah yang marak saat ini, yakni kerudung hanya difungsikan untuk menutup kepala, lalu diikat ke belakang atau dimasukkan ke dalam baju, serta tidak diulurkan menutup dada, adalah trend yang batil karena bertentangan dengan al-Qur`an. Kaum muslimah berdosa jika mengikuti cara berkerudung seperti itu, sebab mereka telah meninggalkan kewajiban, yakni menutupkan kerudung hingga menutupi dada mereka.<br />
<br />
Para perancang busana muslimah, juga berdosa dalam aktivitasnya merancang, mendesain, membuat, dan mempopulerkan cara berkerudung yang menyalahi al-Qur`an tersebut. Berdosa juga para selebritis yang mempopulerkan cara berkerudung yang batil tersebut lewat berbagai penampilan mereka sebagai presenter atau pembaca berita di tivi.<br />
<br />
Kami mengajak kaum muslimah, dan terutama sekali para perancang busana muslimah dan selebritis untuk bertaubat kepada Allah SWT, dengan cara meninggalkan mode berkerudung yang salah itu. Mudah-mudahan Anda semua sudi memikirkan masukan kami ini, meskipun mungkin masukan ini pahit rasanya bagi Anda.<br />
<br />
Jika Anda tidak mau bertaubat, Anda akan tergolong kepada orang-orang yang memberi contoh keburukan kepada banyak orang. Dosa dari orang banyak itu akan Anda pikul juga pada Hari Kiamat nanti. Nauzhu billah min dzalik.<br />
<br />
Rasulullah SAW bersabda,“Barangsiapa memberi contoh yang baik (sunnah hasanah), maka baginya pahala kebaikannya dan pahala orang-orang yang mengikutinya. Dan barangsiapa memberi contoh yang buruk (sunnah sayyi`ah), maka baginya dosa keburukannya dan dosa orang-orang yang mengikutinya…” (HR Bukhari dan Muslim)<br />
<br />
Kepada para ulama dan ustadz, terutama yang sering tampil di tivi bersama para selebritis yang berkerudung secara salah itu, kami katakan, wajib hukumnya atas Anda beramar ma’ruf nahi munkar dalam masalah ini. Kami ingatkan Anda sekalian akan tanggung jawab ulama dalam firman Allah SWT : “Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya.” (QS Ali ‘Imran [3] : 187).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Salam Santun</span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-56318201778196184852012-04-07T03:35:00.059+07:002021-03-27T18:52:39.711+07:00Berpakaian Sesuai tuntunan Syariat Islam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO_7V_At74sDAJ7oZm9J8jOAOxW3tO1sSjvFnGfmmI65eklzSLetxG96mjY-eoVMLu-wpq2xoOWgPRgWcj7uDbL4gtoDPS_REeoAigyXsFKe3AIts0jSWhDYhBcaEW0o7JaiXNSiFEwlA/s735/93.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: georgia;"><img border="0" data-original-height="735" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO_7V_At74sDAJ7oZm9J8jOAOxW3tO1sSjvFnGfmmI65eklzSLetxG96mjY-eoVMLu-wpq2xoOWgPRgWcj7uDbL4gtoDPS_REeoAigyXsFKe3AIts0jSWhDYhBcaEW0o7JaiXNSiFEwlA/s320/93.jpg" /></span></a></div><span style="font-family: georgia;"><br /><br />
Bagaimanakah aturan islam tentang berpakaian, baik bagi laki-laki ataupun perempuan ?<br />
<br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">A. Pengantar</span></div>
<div style="text-align: justify;">Salah satu perbedaan sistem Islam dengan sistem Kapitalis adalah bahwa sistem Kapitalis memandang persoalan sosial dan rumah tangga dianggap sebagai masalah ekonomi, sedangkan sistem Islam masalah-masalah di atas dibahas tersendiri dalam hukum-hukum seputar interaksi pria-wanita (nizhâm al-ijtima’iyyah). Misalnya dalam sistem kapitalisme tidak ada istilah zina jika laki-laki dan perempuan melakukan hubungan suami isteri tanpa ikatan pernikahan asal dilakukan suka-sama suka atau saling menguntungkan sebaliknya disebut pelecehan seksual dan pelakunya dapat diajukan ke pengadilan jika seorang suami memaksa dilayani oleh seorang isteri sementara isterinya menolak.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena itu dalam persoalan pakaian antara penganut sistem kapitalis dan sistem Islam jelas perbeda. Dalam sistem kapitalis pakaian dianggap sebagai salah satu ungkapan kepribadian, sebagai unsur penarik lawan jenis dan karena itu memiliki nilai ekonomis. Bentuk tubuh seseorang –apalagi wanita– sangat berpengaruh terhadap makna kebahagiaan dan masa depan.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Adapun Islam menganggap bahwa pakaian digunakan memiliki karakteristik yang sangat jauh dari tujuan ekonomis apalagi yang mengarah pada pelecehan penciptaan makhluk Allah. Karena itu di dalam Islam:</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1. Pakaian dikenakan oleh seorang muslim maupun muslimah sebagai ungkapan ketaatan dan ketundukan kepada Allah, karena itu berpakaian bagi seorang muslim memiliki nilai ibadah. Karena itu dalam berpakaian iapun mengikuti aturan yang ditetapkan Allah.</div><div style="text-align: justify;">2. Kepribadian seseorang ditentukan semata-mata oleh aqliyahnya (bagaimana dia menjadikan ide-ide tertentu untuk pandangan hidupnya) dan nafsiyahnya (dengan tolok ukur apa dan seberapa banyak dia berbuat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan melampiaskan nalurinya).</div><div style="text-align: justify;">3. Setiap manusia memiliki kedudukan yang sama, yang membedakan adalah takwanya.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Melalui cara berpakaian yang Islami, sesungguhnya Allah juga berkehendak memuliakan manusia sebagai makhluk yang memang telah Allah ciptakan sebagai makhluk yang mulia. Sebaliknya dengan tidak mengikuti cara berpakaian sesuai yang dikehendaki Allah, menyebabkan kedudukan manusia jatuh.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Walhasil seorang muslim dan muslimah wajib mengetahui aturan berpakaian agar dalam berpakaian dan berpenampilan ia akan mendapatkan ridha Allah, bukan sebaliknya mendapatkan murka Allah.</div>
<span><div style="text-align: justify;"><br /></div></span>
<span style="font-weight: bold;"><div style="text-align: justify;">B. Pakaian Bagi Seorang Muslim</div></span><div style="text-align: justify;">Pakaian yang dikenakan oleh seorang muslim haruslah memenuhi syarat tertentu, yakni:</div><div style="text-align: justify;">1. Menutup aurat;</div><div style="text-align: justify;">2. Tidak terbuat dari emas atau sutera;</div><div style="text-align: justify;">3. Tidak menyerupai pakaian wanita;</div><div style="text-align: justify;">4. Tidak menyerupai orang-orang kafir.</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div>
<span style="font-weight: bold;"><div style="text-align: justify;">C. Aurat Laki-Laki</div></span><div style="text-align: justify;">Aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut, berdasarkan riwayat ‘Aisyah : Dari ‘Amr bin Syu’aib dari Bapaknya dari kakeknya, beliau menuturkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Jika ada di antara kalian yang menikahkan pembantu, baik seorang budak ataupun pegawainya, hendaklah ia tidak melihat bagian tubuh antara pusat dan di atas lututnya.” [HR. Abu Dawud, no. 418 dan 3587].</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah Saw bersabda : Aurat laki-laki ialah antara pusat sampai dua lutut. [HR. ad-Daruquthni dan al-Baihaqi, lihat Fiqh Islam, Sulaiman Rasyid].</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari Muhammad bin Jahsyi, ia berkata: Rasulullah Saw melewati Ma’mar, sedang kedua pahanya dalam keadaan terbuka. Lalu Nabi bersabda : “Wahai Ma’mar, tutuplah kedua pahamu itu, karena sesungguhnya kedua paha itu aurat.” [HR. Ahmad dan Bukhari, lihat Ahkamush Sholat, Ali Raghib].</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jahad al-Aslami (salah seorang ashabus shuffah) berkata: pernah Rasulullah Saw duduk di dekat kami sedang pahaku terbuka, lalu beliau bersabda : “Tidakkah engkau tahu bahwa paha itu aurat?” [HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Malik, lihat Shafwât at-Tafâsir, Muhammad Ali ash-Shabuni].</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Juga Rasulullah Saw pernah berkata kepada Ali ra : “Janganlah engkau menampakkan pahamu dan janganlah engkau melihat paha orang yang masih hidup atau yang sudah mati.” [HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shafwât at-Tafâsir, Muhammad Ali ash-Shabuni].</div>
<div style="text-align: justify;"><br /></div>
Larangan Memakai Emas Dan Sutera Bagi Laki-Laki<br /><div style="text-align: justify;">Larangan ini berdasarkan hadits : Diriwayatkan dari al-Bara’ bin Azib r.a katanya: “Rasulullah Saw memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Baginda memerintahkan kami menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin, menunaikan sumpah dengan benar, menolong orang yang dizalimi, memenuhi undangan dan memberi salam. Baginda melarang kami memakai cincin atau bercincin emas, minum dengan bekas minuman dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qasiy yaitu dari sutera, serta mengenakan pakaian sutera, sutera tebal dan sutera halus.” [HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad, CD Al-Bayan 1212].</div></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Larangan Menyerupai Wanita<br />
Seorang laki-laki dilarang bertingkah laku, termasuk berpakaian menyerupai wanita dan sebaliknya seorang wanita bertingkah laku termasuk berpakaian seperti laki-laki.<br /><br />
Larangan Menyerupai Orang Kafir<br />
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh bil kuffar) dilarang bagi muslim maupun muslimah. Tasyabbuh dapat dilakukan melalui pakaian, sikap, gaya hidup maupun pandangan hidup.<br />
<br />
Bagi seorang laki-laki pakaian yang harus dikenakan sama, apakah dia di dalam rumah, di luar rumah, di hadapan mahram atau bukan, kecuali di hadapan isteri.<br />
<br /><br />
<span style="font-weight: bold;">D. Pakaian Bagi Seorang Muslimah</span><br />
Adapun pakaian yang dikenakan oleh seorang muslimah haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:<br />
<br />
1. Menutup aurat;<br />
2. Menetapi jenis dan model yang ditetapkan syara’ (memakai jilbab, khumur, mihnah dan memenuhi kriteria irkha’);<br />
3. Tidak tembus pandang;<br />
4. Tidak menunjukkan bentuk dan lekuk tubuhnya;<br />
5. Tidak tabarruj;<br />
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki;<br />
7. Tidak tasyabbuh terhadap orang kafir.<br />
<br />
Rincian masing-masing persyaratan di atas berbeda-beda berdasarkan:<br />
1. Keberadaan wanita di tempat umum atau di tempat khusus.<br />
2. Keberadaan wanita di hadapan mahram atau bukan atau di hadapan suami atau bukan.<br />
<br />
Penampilan wanita dibedakan antara tempat khusus dan tempat umum. Misalnya di dalam rumah sendiri seorang wanita boleh membuka jilbabnya dan hanya memakai mihnahnya, kecuali jika ada tamu laki-laki non muhrim. Adapun di tempat umum penampilan wanita dibatasi dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:<br />
a. Kewajiban menutup aurat, seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.<br />
b. Kewajiban menggunakan pakaian khusus di kehidupan umum, yaitu kerudung (khimar) dan jilbab (pakaian luar yang luas (seperti jubah) yang menutup pakaian harian yang biasa dipakai wanita di dalam rumah (mihnah), yang terulur langsung dari atas sampai ujung kaki.<br />
c. Larangan tabarruj (menonjolkan keindahan bentuk tubuh, kecantikan dan perhiasan di depan laki-laki non muhrim atau dalam kehidupan umum).<br />
d. Larangan tasyabbuh terhadap laki-laki.<br />
<br />
Khusus untuk wanita menopause diperbolehkan Allah untuk melepaskan jilbabnya hanya saja tetap diperintahkan untuk tidak tabarruj, sehingga diperbolehkan baginya menggunakan baju panjang selapis/tidak rangkap (bukan jilbab) model apa saja selama tidak menampakkan keindahan tubuhnya seperti baju panjang atas bawah, kulot panjang dan lain-lain, Qs. an-Nûr [24]: 60).<br />
<br />
Pakaian wanita di dalam rumahnya cukup menggunakan mihnah (kecuali ada tamu bukan mahrom, maka wajib menutup aurat yang harus ditutup di hadapan bukan mahrom). Di hadapan mahrom maka cukup menggunakan mihnah (kecuali di tempat umum maka harus memenuhi pakaian wanita di tempat umum), di hadapan suami tidak ada keharusan menutup bagian tubuhnya (walaupun dianjurkan tidak telanjang).<br />
<br /><br />
<span style="font-weight: bold;">E. Aurat Wanita</span><br />
Pembahasan aurat wanita dibagi menjadi tiga keadaan, yaitu :<br />
1. Di hadapan suami mereka maka wanita boleh menampakkan seluruh bagian tubuhnya (berdasarkan hadits riwayat Bahz bin Hakim).<br />
2. Di hadapan muhrimnya dan orang-orang yang disebut dalam Qs. an-Nûr [24]: 31 dan Qs. an-Nisâ’ [4]: 23 maka baginya boleh menampilkan bagian tertentu dari anggota tubuhnya yang biasa disebut mahaluzzinah yaitu anggota badan yang biasanya dijadikan tempat perhiasan, seperti: kepala seluruhnya, tempat kalung (leher), tempat gelang tangan (pergelangan tangan) sampai pangkal lengan dan tempat gelang kaki (pergelangan kaki) sampai lutut. Mahaluzzinah ini biasa tampak ketika wanita memakai baju dalam rumah (mihnah). Selain itu anggota tubuh lain boleh tampak termasuk apabila ada hajat seperti perut, payudara, kecuali aurat yang ada di antara pusar dan lutut.<br />
<br />
Pemahaman mahaluzzinah ini diambil dari firman Allah SWT : “….dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali…” (Qs. an-Nûr [24]: 31).<br />
<br />
Kata zinah yang secara bahasa berarti perhiasan, tetapi bukanlah perhiasan yang biasa dipakai orang tetapi makna zinah di sini adalah anggota badan yang merupakan tempat perhiasan (mahaluzzinah), karena illa mâ zhahara minha yang dimaksud adalah yang biasa nampak pada saat itu (saat ayat ini turun) yaitu muka dan telapak tangan, jadi menyangkut anggota badan.<br />
<br />
1. Adapun di hadapan laki-laki selain suami dan muhrimnya maka aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.<br />
Dasar dari penentuan aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, yaitu: “….dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Qs. an-Nûr [24]: 31).<br />
<br />
Sedangkan yang dimaksud dengan yang biasa nampak daripadanya adalah wajah dan telapak tangan. Karena dua bagian ini yang biasa nampak dari wanita muslimah di hadapan Rasul Muhammad Saw (baik dalam sholat, haji maupun dalam kehidupan sehari-hari di luar sholat dan haji) dan Rasul mendiamkannya sementara ayat-ayat al-Qu’ran masih turun. Tafsir mengenai hal ini, Ibnu Abbas menyatakan yang dimaksud dengan illa mâ zhahara minha adalah muka dan tangan, juga dari Imam Ibnu Jarir ath-Thabari menyatakan “Pendapat yang paling kuat dalam masalah ini adalah pendapat yang menyatakan bahwa sesuatu yang biasa nampak adalah muka dan telapak tangan.” (Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, jld. 18, hal. 94). Hal tersebut diperkuat dengan sabda Rasul Saw kepada Asma’ binti Abu Bakar: “Wahai Asma’: Sesungguhnya wanita yang telah haid tidak layak baginya terlihat dari tubuhnya kecuali ini dan ini. Beliau menunjuk pada wajah dan telapak tangannya.” [HR. Abu Dawud, No. 3580].<br />
<br />
Qs. an-Nûr [24]: 31 turun sebelum ayat tentang jilbab sehingga ayat ini hanya menyampaikan batasan aurat dan perintah memakai kerudung. Sedangkan kewajiban berjilbab akan dibahas menyusul.<br />
<br />
Adapun berkaitan dengan apa aurat itu ditutup, maka sesungguhnya syara’ tidak menentukan pakaian tertentu untuk menutup aurat, tetapi hanya memberikan beberapa syarat yaitu :<br />
1. Pakaian itu tidak menampakkan aurat (dapat menutup semua aurat).<br />
2. Pakaian itu dapat menutup kulit, sehingga tidak diketahui warna kulit dari wanita yang memakainya, yaitu apakah kulitnya putih, merah, kuning, hitam dan lain-lain. Apabila tidak memenuhi syarat tersebut tidak dapat diianggap sebagai penutup aurat. Jika pakaian itu tipis misal brokat, kerudung tipis, kaos kaki tipis, rukuh tipis dan lain-lain, sehingga kelihatan warna kulit (rambut) si pemakai pakaian itu, maka wanita yang memakai pakaian tersebut dianggap auratnya tampak atau tidak menutupi auratnya. Dalil bahwa syariat Islam telah mewajibkan menutup kulit sehingga tidak tampak warna kulitnya adalah hadits yang diriwayatkan dari A’isyah ra, beliau telah meriwayatkan bahwa Asma’ binti Abu Bakar datang kepada Rasulullah Saw dengan memakai baju yang tipis maka Rasulullah memalingkan wajahnya dari Asma’ dan bersabda:<br />
“Wahai Asma’: Sesungguhnya wanita yang telah haid tidak layak baginya terlihat dari tubuhnya kecuali ini dan ini…” [HR. Abu Dawud, no. 3580].<br />
<br />
Rasulullah dalam hadits di atas menganggap baju yang tipis belum menutup aurat dan menganggap auratnya terbuka, sehingga beliau memalingkan wajah dari Asma’ dan memerintahkan Asma’ untuk menutup aurat. Dalil lain yang memperkuat dalam masalah ini adalah hadits yang diriwayatkan Usamah:<br />
“Perintahkan isterimu untuk mengenakan pakaian tipis lagi (gholalah) di bawah baju tipis tersebut. Sesungguhnya aku takut wanita itu tersifati tulangnya.”<br />
<br />
Rasulullah Saw ketika mengetahui Usamah memakaikan pakaian tipis itu pada isterinya, beliau menyuruhnya agar isterinya mengenakan pakaian tipis lagi di bawah pakaian tipisnya itu. Dan Rasulullah memberi illat pada masalah itu dengan sabdanya :<br />
“Sesungguhnya aku takut wanita itu tersifati tulangnya.”<br />
Artinya wanita harus menutup sifat dari tulangnya, tidak boleh menggunakan pakaian yang tipis, sehingga kelihatan warna kulitnya.<br />
<br />
Dengan demikian wanita harus memperhatikan 2 syarat tersebut ketika memilih jenis dan bahan pakaian penutup aurat termasuk penutup aurat di depan mahrom dan wanita lain seperti celana 3/4 sampai lutut, daster dan lain-lain.<br />
<br />
Hanya saja apabila wanita selain yang menopause berada di luar rumah atau tempat-tempat umum (masjid, pasar, jalanan dan lain-lain) maka selain batasan aurat dan larangan tabarruj, terdapat ketentuan lain yang perlu diperhatikan yaitu adanya kewajiban menggunakan pakaian khusus yang telah diperintahkan Allah berupa khimar (kerudung) dan jilbab (jubah langsungan dari atas sampai ujung kaki), bukan pakaian lain seperti baju panjang atas bawah, kulot panjang dan lain-lain. Meskipun jenis baju tersebut menutup aurat tetapi bukan termasuk jilbab, oleh karena itu jenis pakaian tersebut hanya bisa dipakai oleh wanita yang sudah menopause dan sudah tidak punya keinginan seksual (Qs. an-Nûr [24]: 60). Untuk wanita menopause ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan dalam berpenampilan yaitu tidak diperbolehkan tabarruj. Oleh karena itu celana panjang, kaos kaki panjang, kaos stret pas badan tidak boleh digunakan sebagai penutup aurat wanita menopause karena termasuk tabarruj (menonjolkan kecantikan dan perhiasan/bentuk tubuh). Untuk lebih detailnya tentang pakaian khusus di kehidupan umum maka dapat dilihat pada pembahasan selanjutnya.<br /><br />
<span>Pakaian Wanita di dalam Kehidupan Umum</span><br />
Dalam kehidupan umum, yaitu pada saat wanita berada di luar rumahnya/di hadapan laki-laki non mahrom, maka seorang wanita harus menggunakan pakaian secara sempurna, yakni:<br />
1. Menutup aurat;<br />
2. Menetapi jenis dan model yang ditetapkan syara’ (memakai jilbab, khumur, mihnah dan memenuhi kriteria irkha’);<br />
3. Tidak tembus pandang;<br />
4. Tidak menunjukkan bentuk dan lekuk tubuhnya;<br />
5. Tidak tabarruj;<br />
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki;<br />
7. Tidak tasyabbuh terhadap orang kafir.<br />
<br />
Dalil-dalil mengenai masalah ini lihat lagi pembahasan di atas. Adapaun dalil lainnya adalah sebagai berikut : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkankhumur (kain kerudung) ke juyub (dada)-nya, dan janganlah menampakkan perhiasanyaa, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung’.” (Qs. an-Nûr [24]: 31).<br />
<br />
Kewajiban menggunakan khumur muncul dari perintah dan hendaklah mereka menutupkan khumur/kain kerudung ke juyub (dada)-nya.<br />
<br />
Khumur adalah jama’ dari khimar yaitu kerudung yang menutupi kepala, dan juyub adalah jama’ dari kata jaibun yaitu ujung pakaian (kancing pembuka) yang ada di sekitar leher dan di atas dada. Dengan kata lain khimar adalah kain yang menutupi kepala tanpa menutupi wajah, terulur sampai sampai menutupi ujung pakaian bawah (jilbab) yakni kancing baju di atas dada. Dengan demikian untuk bagian atas badan wanita diwajibkan mengenakan kerudung yang diulurkan sampai ujung pakaian (kancing pembuka)/di atas dada. Sedangkan bawahnya diperintahkan menggunakan jilbab/jubah. Dalil kewajibannya adalah sebagai berikut: (1) ungkapan Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka sebagaimana disebutkan dalamfirman Allah SWT : “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. al-Ahzab [33]: 59).<br />
<br />
(2) Kebolehan menanggalkan pakaian luar (jilbab) bagi wanita menopouse dengan ungkapan tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka sebagaimana dalam firman Allah SWT:<br />
“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan (tabarruj), dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. an-Nûr [24]: 60).<br />
<br />
(3) Ungkapan salah seorang di antara kami tidak mempunyai jilbab, Rasulullah bersabda: “Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.” Sebagimana dalam hadits dari Ummu ‘Athiyah ra. Berkata : Rasulullah memerintahkan kepada kami, nenek-nenek, wanita yang sedang haid, wanita pingitan untuk keluar pada hari raya Fitri dan Adha. Maka bagi wanita yang sedang haid janganlah sholat dan hendaklah menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin. Saya berkata: “Ya Rasulullah salah seorang di antara kami tidak mempunyai jilbab”, Rasulullah bersabda: “Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.” (HR. Muslim, no 1475].<br />
<br />
Pada Qs. al-Ahzab [33]: 59 dan hadist dari Ummu ‘Athiyah, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan muslimah menggunakan sejenis pakaian yang disebut jilbab.<br />
<br /><br />
<span style="font-weight: bold;">Memahami Pengertian Jilbab</span><br />
Kata jilbab digunakan di dalam al Qur’an dan Hadits, namun maksud kata itu harus dikembalikan pada maksud yang dipahami oleh masyarakat ketika kata itu diturunkan/diungkapkan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata jilbab (pada nash tersebut): baju luar yang berfungsi menutupi tubuh dari atas sampai bawah (tanah). Dalam kamus arab Al Muhith, jilbab bermakna : Pakaian yang lebar bagi wanita, yang menutupi tsiyab/mihnah (pakaian harian yang biasa dipakai ketika berada di dalam rumah), bentuknya seperti malhafah (kain penutup dari atas kepala sampai ke bawah). Demikian pula yang disebutkan oleh al-Jauhari dalam kitab Ash Shihah. Definisi jilbab ini juga tersirat dalam Qs. an-Nûr [24]: 60 walaupun pada ayat tersebut Allah menggunakan istilah tsiyab untuk menyebut makna jilbab.<br />
<br />
Dari Qs. an-Nûr [24] : 60 dapat diambil pemahaman bahwa wanita menopause yang sudah tidak mempunyai keinginan seksual diperbolehkan melepaskan tsiyabnya (pakaian luarnya/jilbab), berarti tersisa mihnah, hanya saja selanjutnya diperintahkan untuk tidak menampakkan kecantikan, bentuk tubuh, perhiasan (tidak tabarruj) yaitu diperbolehkan menggunakan baju apa saja sejenis mihnah yang tidak menampakkan kecantikan/bentuk tubuh seperti baju atas bawah panjang, daster, kulot panjang dan lain-lain, tidak seperti celana ketat panjang karena hal itu termasuk tabarruj. Tsiyab disini dipahami pakaian luar/jilbab bukan baju biasa karena tidak mungkin Allah memerintahkan wanita menopause telanjang. Berarti dapat dipahami pula bagi wanita yang belum menopause diwajibkan untuk menggunakan tiga lapis/jenis pakaian ketika di hadapan laki-laki non mahrom yaitu kerudung, mihnah dan jilbab.<br />
<br />
Adapun Hadist dari Ummu ‘Athiyah menerangkan dengan jelas ketika wanita keluar rumah / dihadapan laki-laki non mahrom diwajibkan menggunakan pakaian yang dipakai di atas pakaian dalam rumah (mihnah), sebagaimana Ummu ‘Athiyah berkata kepada Rasulullah Saw : “Salah seorang dari kami tidak mempunyai jilbab”, maka Rasulullah menjawab : “Hendaklah saudara perempuannya meminjamkan jilbabnya.” Artinya jika seseorang tidak mempunyai jilbab dan saudaranya tidak meminjami maka wanita itu tidak boleh keluar. Inilah indikasi (qarinah) bahwa perintah hadits tersebut adalah wajib. Dan jilbab yang dimaksudkan pada hadist ini bukan sekedar penutup aurat tetapi sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa jilbab: baju luar yang berfungsi menutupi tubuh langsung dari atas sampai bawah.<br />
<br />
Pengertian ini dapat ditemukan juga dalam Tafsir Jalalain (lihat Tafsir Jalalain, jld. III, hal. 1803) yang diartikan sebagai kain yang dipakai seorang wanita untuk menutupi seluruh tubuhnya.<br />
<br />
Jilbab selain harus luas dipersyaratkan harus diulurkan langsung ke bawah sampai menutupi dua telapak kaki. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu abbas dan juga dapat dipahami dari nash-nash yudnîna ‘alaihinna min jalabibihinna di sini bukan menunjuk sebagian tetapi untuk menjelaskan, sedangkan makna yudnîna adalah yurkhîna ila asfal (mengulurkan sampai ke bawah/kedua kaki). Jadi kesimpulannya jilbab harus diulurkan langsung ke bawah (tidak potong-potong/atas bawah) sampai menutup dua telapak kaki (bukan mata kaki). Hal ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar. Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda:<br />
<br />
“Barangsiapa yang menyeret pakaiannya dengan sombong maka Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.” Ummu Salamah bertanya: “Bagaimana yang harus diperbuat para wanita terhadap ujung baju (jilbab) mereka?” Rasulullah menjawab: “Hendaklah mereka mengulurkan sejengkal.” Ummu Salamah bertanya lagi: “Kalau demikian terlihat kaki mereka.” Rasulullah menjawab: “Hendaklah mengulurkan bajunya sehasta dan jangan lebih dari itu.”<br />
<br />
Dari sini jelas bahwa jilbab tidak boleh diulurkan bagian per bagian misalnya baju potongan, tetapi diulurkannya langsung dari atas ke bawah. Selain itu mengulurkannya harus sampai telapak kaki (bukan mata kaki), tidak boleh kurang dari itu, oleh karena itu apabila jilbabnya terulur sampai mata kaki dan sisanya (telapak kaki) ditutup dengan kaos kaki/sepatu, maka hal ini tidak cukup menggantikan keharusan irkha’ (terulurnya baju sampai ke bawah). Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah adanya irkha’, yaitu jilbab harus diulurkan sampai menutupi kedua telapak kaki sehingga dapat diketahui dengan jelas bahwa baju itu adalah baju di kehidupan umum. Apabila jilbabnya sudah terulur sampai ujung kaki tetapi jika berjalan kakinya masih terlihat sedikit seperti ketika menerima tamu, berjalan di sekitar rumah, maka hal ini tidak apa-apa walaupun tetap dianjurkan untuk ‘iffah (berhati-hati/menjaga diri). Hanya saja apabila aktivitas wanita tersebut membuat kakinya banyak terlihat semisal mengendarai sepeda, motor dan lain-lain maka diwajibkan untuk menggunakan penutup kaki apa saja seperti kaos kaki, sepatu dan lain-lain.<br />
<br /><br /><b>
Memahami Pengertian Tabarruj</b><br />
Tabarruj telah diharamkan oleh Allah SWT dengan larangan yang menyeluruh dalam segala kondisi dengan dalil yang jelas. Hal ini ditunjukkan dalam firman Allah SWT:<br />
<br />
“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. an-Nûr (24): 60).<br />
<br />
Pemahaman dari ayat ini adalah larangan bertabarruj secara mutlak. Allah membolehkan mereka (wanita yang berhenti haid dan tidak ingin menikah) menanggalkan pakaian luar mereka (jilbab), tanpa bertabarruj.<br />
<br />
Sedangkan pengertian tabarruj adalah menonjolkan perhiasan, kecantikan termasuk bentuk tubuh dan sarana-sarana lain dalam berpenampilan agar menarik perhatian lawan jenis. Sarana lain yang biasa digunakan misalnya wangi-wangian, warna baju yang mencolok atau penampilan tertentu yang “nyentrik” atau perhiasan yang berbunyi jika dibawa jalan.<br />
<br />
Orang tua (menopouse) boleh tetap mengenakan jilbab dan boleh juga mengenakan baju apa saja selain jilbab selama tidak menonjolkan perhiasan, kecantikan, bentuk tubuh ketika di kehidupan umum seperti di jalan-jalan,pasar, mall, dll. Jika wanita tua saja dilarang untuk bertabarruj, maka mafhum muwafaqahnya yaitu wanita yang belum berhenti haid lebih dilarang untuk bertabarruj.<br />
<br />
Ayat lain yang melarang tabarruj adalah firman Allah SWT : “Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (Qs. an-Nûr [24]; 31).<br />
<br />
Allah dalam ayat ini melarang salah satu bentuk tabarruj, yaitu menggerakkan kaki sampai terdengar bunyi gelang kakinya sehingga orang lain menjadi tahu perhiasan wanita yang menggerakkan kaki tersebut, yang berarti wanita tersebut telah menonjolkan perhiasannya. Dalil ini juga menjelaskan akan larangan tabarruj, yaitu menonjolkan perhiasan.<br />
<br />
Tabarruj berbeda dengan perhiasan atau berhias. Tidak ada makna syara’ tertentu terhadap kata tabarruj, sehingga penafsiran kata tabarruj diambil dari makna lughawi (bahasa). Tabarruj secara bahasa berarti menonjolkan perhiasan, kecantikan termasuk keindahan tubuh pada laki-laki non muhrim. Dalil lain yang menerangkan bahwa tabarruj adalah menonjolkan perhiasan, keindahan tubuh pada laki-laki asing adalah seperti yang diriwayatkan dari Abi Musa Asy Sya’rawi:<br />
<br />
“Wanita yang memakai parfum, kemudian melewati suatu kaum (sekelompok orang) supaya/sampai mereka mencium aromanya maka berarti dia pezina.”<br />
<br />
Diriwayatkan pula dengan sabda Rasulullah Saw:<br />
“Dua golongan penghuni neraka, saya belum melihat sebelumnya adalah: wanita yang berpakaian seperti telanjang dan wanita yang berjalan lenggak-lenggok di atas kepala mereka seperti punuk unta, maka mereka tidak akan masuk surga dan tidak mendapatkan baunya.”<br />
<br />
Kata telanjang, berlenggak-lenggok dan seperti punuk unta menunjukkan arti agar tampak perhiasan dan kecantikannya. Atas dasar ini dapat dimengerti bahwa tabarruj tidak sama dengan sekedar perhiasan atau berhias, namun bermakna menonjolkan perhiasan.<br />
<br />
Adapun mengenai perhiasan, maka hukum asalnya adalah mubah untuk dikenakan selama belum ada dalil yang mengharamkanya, hal ini sesuai dengan kaidah syara’, Hukum asal suatu benda (asy yâ’) adalah mubah.<br />
<br />
Perhiasan adalah asy yâ’ (benda). Perhiasan apapun bentuknya adalah mubah selama belum ada dalil yang mengharamkannya. Sebagian perhiasan memang diharamkan Allah antara lain: seperti yang terungkap dari riwayat Ibnu Umar: “Sesungguhnya Nabi melaknat wanita yang menyambung rambutnya dengan rambut orang lain, wanita yang rambutnya minta disambungkan, wanita yang mentato, dan wanita yang minta ditato.”<br />
<br />
Walaupun semula berhias dalam kondisi berkabung dibolehkan akan tetapi bisa menjadi haram manakala berhiasnya menggunakan perhiasan yang haram dan apabila berhiasnya sampai menjadikannya termasuk tabarruj yaitu menonjolkan perhiasan dan kecantikan di hadapan laki-laki asing (non mahrom).<br /></span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-26337994148837810112012-04-07T03:26:00.034+07:002021-03-27T19:58:40.202+07:00Hukum Wanita Muslim Menampakan Auratnya di Hadapan Yang Tidak Seagama<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN0d7U5fsjguxs80EgjefwpZRVbBnnamVx3HH0zX5RQgxRUQI8QmHD7ktONhT9sHfXLpAob4-2qvK_ABnDR8VNwDTpKqeI5iEwmeoRicLFzAtG8NpGlREOF4_wdaadAHG0EzadrILZAJU/s2048/IMG_20200905_130303.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN0d7U5fsjguxs80EgjefwpZRVbBnnamVx3HH0zX5RQgxRUQI8QmHD7ktONhT9sHfXLpAob4-2qvK_ABnDR8VNwDTpKqeI5iEwmeoRicLFzAtG8NpGlREOF4_wdaadAHG0EzadrILZAJU/w640-h480/IMG_20200905_130303.jpg" width="640" /></a></div><br />Pada dasarnya para ulama berbeda pendapat mengenai kebolehan wanita Muslimah menampakkan auratnya di depan wanita-wanita kafir. Jumhur ulama berpendapat, seorang wanita Muslimah dilarang terlihat auratnya di depan wanita-wanita kafir. Sedangkan ulama lain berpendapat, sebaliknya, yakni bolehnya seorang wanita Muslimah terlihat auratnya di depan wanita kafir.</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Perbedaan pendapat di antara mereka disebabkan karena perbedaan pendapat dalam menafsirkan frase ”nisaa`ihinna” pada surat An Nuur (24) ayat 31. Sebagian ulama mengkhususkan wanita pada konteks ayat tersebut pada wanita-wanita Mukminat saja, atau wanita-wanita yang memiliki hubungan shuhbah (pertemanan yang akrab) dan wanita-wanita yang menjadi budak atau pembantunya. Sedangkan ulama lain mengartikan frase ”nisaa`ihinna” pada ayat itu secara mutlak, sehingga berlaku untuk semua wanita, baik Mukminat maupun kaafirah (wanita kafir), tanpa ada pengkhususan.<br />
<br />
Imam Ar Raziy di dalam Tafsirnya menyatakan; juz 11, 307<br />
قوله تعالى : { أَوْ نِسَائِهِنَّ } وفيه قولان : أحدهما : المراد والنساء اللاتي هن على دينهن ، وهذا قول أكثر السلف . قال ابن عباس رضي الله عنهما : ليس للمسلمة أن تتجرد بين نساء أهل الذمة ولا تبدي للكافرة إلا ما تبدي للأجانب إلا أن تكون أمة لها لقوله تعالى : { أَوْ مَا مَلَكَتْ أيمانهن } وكتب عمر إلى أبي عبيدة أن يمنع نساء أهل الكتاب من دخول الحمام مع المؤمنات وثانيهما : المراد بنسائهن جميع النساء ، وهذا هو المذهب وقول السلف محمول على الاستحباب والأولى<br />
”Adapun firman Allah swt ”au nisaa`ihinna”, ada dua penafsiran terhadap frase ini; pertama : yang dimaksud wanita-wanita di sini yang seagama. Ini adalah pendapat mayoritas ulama salaf. Ibnu ‘Abbas ra berkata, “Seorang wanita Muslimah tidak boleh menyendiri di antara ahlu dzimmah, dan ia tidak boleh menampakkan auratnya di hadapan wanita kafir, sebagaimana ia tidak boleh menampakkannya di hadapan laki-laki asing, kecuali wanita kafir itu adalah budak miliknya; berdasarkan firman Allah swt, ”au maa malakat aimaanihinna” [kecuali kepada budak-budak yang mereka miliki]. Dan Umar pernah mengirim surat kepada Abu ’Ubaidah ra untuk melarang wanita-wanita ahlul Kitab masuk ke pemandian umum bersama dengan wanita-wanita Mukminat. Kedua, yang dimaksud dengen wanita-wanita di sini adalah semua wanita. Ini adalah pendapat yang terpilih dan pendapat ulama salaf harus dibawa kepada ”sesuatu yang dipandang baik”.[Imam Abu Abdullah Mohammad bin ’Umar bin al-Hasan bin Husain al-Taimiy al-Raaziy (Imam Fakhrud Diin Ar Raaziy), Mafaatiih al-Ghaib, juz 11, hal. 307]<br />
<br />
Imam An Nasafiy dalam Tafsir An Nasafiy menyatakan;<br />
{ أَوْ نِسَائِهِنَّ } أي الحرائر لأن مطلق هذا اللفظ يتناول الحرائر<br />
“[Au Nisaa`ihinna], yakni al-haraair (wanita-wanita merdeka), disebabkan kemutlakan lafadz ini mencakup wanita-wanita merdeka”.[Imam An Nasaafiy, Tafsir An Nasafiy, juz 2, hal. 411]<br />
<br />
Imam Asy Syaukaniy di dalam Kitab Fath al-Qadir menyatakan;<br />
ومعنى { أَوْ نِسَائِهِنَّ } هنّ : المختصات بهنّ الملابسات لهنّ بالخدمة ، أو الصحبة ، ويدخل في ذلك الإماء ، ويخرج من ذلك نساء الكفار من أهل الذمة ، وغيرهم ، فلا يحل لهنّ أن يبدين زينتهنّ لهنّ لأنهن لا يتحرّجن عن وصفهنّ للرجال . وفي هذه المسألة خلاف بين أهل العلم ، وإضافة النساء إليهن تدل على اختصاص ذلك بالمؤمنات<br />
“Makna dari frase (au nisaa`ihinna) : adalah khusus bagi wanita-wanita yang memiliki pergaulan erat dengan wanita tersebut karena hubungan al-khidmah (perbantuan: menjadi pembantu wanita itu) atau shuhbah (pershahabatan); masuk ke dalam pengertian frase ini adalah al-imaa’ (budak wanita-wanita). Dan dan keluar dari makna frase ini, wanita-wanita kafir dari golongan ahlu dzimmah, dan wanita-wanita kafir lainnya. Tidak halal bagi wanita Muslimah menampakkan perhiasannya kepada mereka (wanita-wanita kafir), supaya wanita-wanita kafir itu tidak menceritakan aurat wanita Muslimah kepada kaum laki-laki. Dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli ilmu. Namun, penisbahan (peng-idlafahan) kepada ilaihinna menunjukkan bahwa hal itu khusus untuk wanita-wanita Mukminat”.[Imam Asy Syaukaniy, Fath al-Qadiir, juz 5, hal. 209]<br />
<br />
Imam Al Baghawiy di dalam Tafsir al-Baghawiy menyatakan;<br />
قوله تعالى: { أَوْ نِسَائِهِنَّ } أراد أنه يجوز للمرأة أن تنظر إلى بدن المرأة إلا ما بين السرة والركبة كالرجل المحرم، هذا إذا كانت المرأة مسلمة، فإن كانت كافرة فهل يجوز للمسلمة أن تنكشف لها؟ اختلف أهل العلم فيه، فقال بعضهم: يجوز كما يجوز أن تنكشف للمرأة المسلمة لأنها من جملة النساء، وقال بعضهم: لا يجوز لأن الله تعالى قال: “أو نسائهن” والكافرة ليست من نسائنا ولأنها أجنبية في الدين، فكانت أبعد من الرجل الأجنبي. كتب عمر بن الخطاب إلى أبي عبيدة بن الجراح أن يمنع نساء أهل الكتاب أن يدخلن الحمام مع المسلمات<br />
”Firman Allah swt [au nisaa`ihinna], maksudnya, sesungguhnya Allah membolehkan seorang wanita melihat badan wanita lain, selain antara pusat dan lutut, sebagaimana laki-laki yang menjadi mahram. Ketentuan ini berlaku jika wanita tersebut Muslimah. Namun jika wanita itu adalah wanita kafir, bolehkah seorang wanita Muslimah menampakkan auratnya di hadapan mereka (wanita kafir)? Ahli ilmu berselisih pendapat dalam masalah ini. Sebagian mereka berpendapat, boleh sebagaima bolehnya wanita Muslimah menampakkan auratnya di hadapan wanita Muslimah lainnya. Sebab, wanita kafir termasuk wanita (nisaa`ihinna). Sebagian yang lain berpendapat tidak boleh. Sebab, Allah swt berfirman, ”Nisaa`ihinna”, sedangkan wanita kafir bukan termasuk wanita-wanita kami; dan selain itu mereka berbeda agama. Oleh karena itu, wanita kafir justru lebih jauh dibandingkan laki-laki asing. Umar bin Khaththab ra pernah berkirim surat kepada Abu ’Ubaidah bin Jarah untuk melarang wanita-wanita Ahlul Kitab masuk ke dalam pemandian umum bersama wanita-wanita Muslimah”.[Imam Al Baghawiy, Tafsir al-Baghawiy, juz 6, hal. 35]<br />
<br />
Imam Ibnu Katsir di dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan;<br />
وقوله: { أَوْ نِسَائِهِنَّ } يعني: تُظهر زينتها أيضًا للنساء المسلمات دون نساء أهل الذمة؛ لئلا تصفهن لرجالهن، وذلك -وإن كان محذورًا في جميع النساء -إلا أنه في نساء أهل الذمة أشدّ، فإنهن لا يمنعهن من ذلك مانع، وأما المسلمة فإنها تعلم أن ذلك حرام فتنزجر عنه. وقد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “لا تباشر المرأةَ المرأةَ، تنعتها لزوجها كأنه ينظر إليها”. أخرجاه في الصحيحين، عن ابن مسعود.<br />
“Firman Allah swt [au nisaa`ihinna], maksudnya adalah, seorang wanita Muslimah juga diperbolehkan menampakkan perhiasaannya (auratnya) kepada wanita-wanita Muslimah, namun tidak boleh kepada ahlu dzimmah (wanita-wanita kafir ahlu dzimmah); agar wanita-wanita kafir itu tidak menceritakan aurat wanita-wanita Muslimah kepada suami-suami mereka. Walaupun hal ini mesti dihindari (mahdzuuran) pada semua wanita, akan tetapi kepada wanita ahlu dzimmah lebih ditekankan lagi. Sesungguhnya tidak ada larangan mengenai masalah ini (menceritakan aurat wanita lain) bagi wanita ahlu dzimmah. Adapun untuk wanita Muslimah, sesungguhnya, ia memahami bahwa hal ini (menceritakan aurat wanita lain kepada suaminya) adalah haram. Oleh karena itu, hendaknya ia menjaga diri dari hal tersebut. Rasulullah saw bersabda, ”Janganlah seorang wanita menampakkan auratnya di hadapan wanita lain, yang kemudian ia menceritakannya kepada suaminya, sehingga seakan-akan suaminya melihat aurat wanita itu”.[HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’uud]..”[Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, juz 6, hal. 48]. Selanjutnya Imam Ibnu Katsir mengetengahkan beberapa riwayat yang menyatakan bahwa Umar bin Khaththab ra pernah berkirim surat kepada Abu ’Ubaidah ra melarang wanita-wanita kafir masuk ke pemandian-pemandian umum bersama wanita Muslimah. Mujahid, dan Ibnu ’Abbas juga melarang wanita Muslimah menampakkan auratnya di hadapan wanita-wanita kafir. [Ibidem, juz 6, hal. 48]<br />
<br />
Prof. Mohammad Ali As Saayis di dalam Kitab Tafsiir Ayaat al-Ahkaam menyatakan, “Wanita Muslimah diperbolehkan menampakkan sebagian perhiasannya kepada wanita kafir, sebagaimana ia diperbolehkan menampakkannya di hadapan wanita Muslimah. Ini adalah salah satu pendapat dari dua pendapat dari kalangan Hanafiyyah dan Syafiyyah. Imam Ghazaliy membenarkan pendapat ini dari ulama Syafi’iyyah dan Imam Abu Bakar Ibnu al-’Arabiy. Sedangkan ulama-ulama lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ”nisaa`ihinna”, adalah khusus untuk wanita-wanita Mukminat. Oleh karena ”idlafah” ditujukan untuk mengkhususkan; maksudnya khusus untuk wanita-wanita yang memiliki hubungan shuhbah (pershahabatan) dan ikhwah (persaudaraan) dalam agama. Dengan demikian, wanita Muslimah tidak boleh menampakkan sebagian perhiasannya yang tertutup kepada wanita kafir. Pendapat ini disandarkan kepada mayoritas ulama Syafi’iyyah. Abu Sa’ud berkata dari ulama Hanafiyyah, bahwa ia menshahihkan (membenarkan) dua pendapat ini di dalam madzhabnya…”[Prof Mohammad Ali al-Saayis, Tafsiir Ayaat al-Ahkaam, hal. 164]<br />
<br />
Demikianlah, para ulama telah berbeda pendapat mengenai hukum seorang wanita Muslimah menampakkan auratnya di hadapan wanita kafir. Lalu, pendapat mana yang rajih.<br />
<br /><br /><b>
Pendapat Yang Rajih</b><br />
Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah pendapat yang dinyatakan oleh Imam Ibnu al-’Arabiy, Imam Al-Ghazali, menyatakan bahwa seorang wanita Muslimah diperkenankan memperlihatkan atau terlihat auratnya di hadapan wanita kafir.<br />
<br />
Pasalnya, dlamir (kata ganti) pada ayat ini berfungsi sebagai lil ittibaa’ (untuk mengikuti) dan menggantikan kedudukan al-niswah atau al-nisaa’ (wanita). Syaikhul Mufassiriin, Imam Ibnu Al ’Arabiy menyatakan bahwa pada ayat di atas (surat An Nuur : 31) memiliki lebih dari 25 dlamir (kata ganti) yang di dalam al-Quran tidak diketahui apakah ia punya kesamaan. Oleh karena itu, dlamir ini disebut kembali untuk tujuan ”ittibaa’”.<br />
<br />
Selain itu, idlaafah pada frase ”nisaa`ihinna” bukan ditujukan kepada penyeru maknawiy (daa’ ma’nawiy), akan tetapi ditujukan untuk penyeru lafdziy (daa’ lafdziy) untuk menjamin kefasihannya. Kasus ini sama dengan dua dlamir (dua kata ganti) yang di-idlafah-kan kepada dua dlamirnya; seperti firman Allah swt, ”<br />
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا<br />
” maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. (TQS Asy Syams (91): 8). Maksud ayat ini adalah; “alhamahaa al-fujuur wa al-taqway” (Allah mengilhamkan kefasikan dan dosa”). Atas dasar itu peng-idlafah-an keduanya kepada dua dlamir untuk mengikuti (ittibaa’) dlamir-dlamir yang terdapat di awal surat tersebut, yakni ”wasy syamsi wa dluhahaa”. (TQS Asy Syams (91):1). Kasus lain yang sama, terdapat dalam firman Allah swt;<br />
كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا<br />
”(Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas”.[TQS Asy Syams (91): 11]. Maksud frase ”bithaghwaahaa” pada ayat ini adalah, ”bi al-thughway” atau ”al-thughyaani”. Oleh karena itu, penyebutan dlamiir Tsamuud tidaklah perlu, akan tetapi, ia tetap disebutkan ”li muhsin al-muzaawijah” (memperbagus pasangannya).<br />
<br />
Adapun riwayat-riwayat yang diketengahkan para fuqaha seperti riwayat-riwayat berikut ini;<br />
<br />
عن ابن عباس: { أَوْ نِسَائِهِنَّ } ، قال: هن المسلمات لا تبديه ليهودية ولا نصرانية، وهو النَّحْر والقُرْط والوٍشَاح، وما لا يحل أن يراه إلا محرم. وأخرج سعيد بن منصور ، وابن المنذر ، والبيهقي في سننه<br />
<br />
“Dari Ibnu ‘Abbas ra : [au nisaa`ihinna], ia berkata, “Dia adalah wanita-wanita Muslimaat yang tidak boleh menampakkan auratnya kepada wanita-wanita Yahudi dan Nashraniy, yakni leher, anting-anting, dan, selempang, dan bagian-bagian yang tidak boleh dilihat kecuali mahramnya saja”.[HR. Sa’id bin Manshuur, Ibnu Mundzir, dan Imam Baihaqiy di dalam Sunannya]<br />
<br />
وروى سعيد: حدثنا جرير، عن ليث، عن مجاهد قال: لا تضع المسلمة خمارها عند مشركة؛ لأن الله تعالى يقول: { أَوْ نِسَائِهِنَّ } فليست من نسائهن.<br />
“Sa’id meriwayatkan, “Jarir telah meriwayatkan kepada kami, dari Laits, dari Mujahid, bahwasanya ia berkata, “Janganlah seorang wanita Muslimah melepaskan kerudungnya di depan wanita musyrik. Sebab, Allah swt berfirman, “au nisaa`ihinna”, dan wanita musyrik bukanlah termasuk “nisaa`ihinna”.<br />
<br />
وعن مكحول وعبادة بن نُسَيّ: أنهما كرها أن تقبل النصرانيةُ واليهودية والمجوسية المسلمة.<br />
“Dari Makhuul dan ‘Ubadah bin Nusayyi dituturkan bahwasanya keduanya membenci jika seorang wanita Nashraniy, Yahudi, atau Majusiy mencium wanita muslimah”.<br />
<br />
عن عمر بن الخطاب : أنه كتب إلى أبي عبيدة : أما بعد ، فإنه بلغني أن نساء من نساء المسلمين يدخلن الحمامات مع نساء أهل الشرك ، فانه من قبلك عن ذلك ، فإنه لا يحلّ لامرأة تؤمن بالله واليوم الآخر أن ينظر إلى عورتها إلاّ أهل ملتها . وأخرج ابن أبي شيبة ، وابن المنذر<br />
”Dari Umar bin Khaththab ra dituturkan bahwasanya ia pernah mengirim surat kepada Abu ’Ubaidah ra, ”Amma ba’du. Sesungguhnya, telah sampai kabar kepadaku, bahwasanya ada sebagian wanita Muslim masuk ke dalam pemandian-pemandian umum bersama dengan wanita musyrik, laranglah orang-orang yang ada di bawah tanggungjawabmu dari hal itu. Sesungguhnya, tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk dilihat auratnya, kecuali oleh wanita yang seagama”.[HR. Ibnu Abi Syaibah, dan Ibnu Mundzir]; sesungguhnya riwayat-riwayat semacam ini tidak absah digunakan sebagai hujjah. Pasalnya, semua riwayat di atas mauquf tidak marfu’. Padahal, berhujjah dengan hadits mauquf jelas-jelas tertolaknya.<br />
<br />
Dengan demikian, pendapat rajih dalam masalah ini adalah pendapat yang dinyatakan oleh Imam Ibnu al-’Arabiy, dan ulama-ulama lain yang sejalan dengan pendapatnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
<b><br />
Batasan Aurat Yang Boleh Dilihat</b><br />
Pada dasarnya, surat An Nuur (24): 31 tidak memberikan batasan yang tegas mana aurat wanita yang boleh terlihat di hadapan wanita-wanita kafir. Hanya saja, seorang wanita Muslimah mesti menjaga kehormatan dirinya dengan tidak membuka aurat yang tabu (semacam payudara, kemaluan, paha, dan lain sebagainya) di hadapan wanita-wanita kafir. Hendaknya ia mengenakan pakaian yang sopan, dan tidak merendahkan dirinya.<br />
<br />
Jika seorang wanita berada di kehidupan umum, maka ia wajib menutup auratnya, dan mengenakan jilbab dan kerudung (khimar). Pasalnya, syariat telah mewajibkan wanita Muslim menutup aurat dan mengenakan pakaian Islamiy (jilbab dan kerudung) di kehidupan umum; tanpa memandang lagi dengan siapa ia berinteraksi. Ketentuan ini didasarkan firman Allah swt;<br />
<br />
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ<br />
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya..” (TQS. al-Nuur:31)<br />
Ayat ini berisi perintah dari Allah swt agar wanita mengenakan khimar (kerudung), yang bisa menutup kepala, leher, dan dada.<br />
<br />
Imam Ibnu Mandzur di dalam kitab Lisaan al-’Arab menuturkan; al-khimaar li al-mar`ah : al-nashiif (khimar bagi perempuan adalah al-nashiif (penutup kepala). Ada pula yang menyatakan; khimaar adalah kain penutup yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya. Bentuk pluralnya adalah akhmirah, khumr atau khumur. [2]<br />
<br />
Sedangkan perintah mengenakan jilbab disebutkan dengan sharih di dalam firman Allah swt;<br />
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا<br />
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”. (TQS. al-Ahzab:59)<br />
<br />
Ayat ini merupakan perintah yang sangat jelas kepada wanita-wanita Mukminat untuk mengenakan jilbab. Adapun yang dimaksud dengan jilbab adalah milhafah (baju kurung) dan mula’ah (kain panjang yang tidak berjahit). Di dalam kamus al-Muhith dinyatakan, bahwa jilbab itu seperti sirdaab (terowongan) atau sinmaar (lorong), yakni baju atau pakaian longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutup pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.”[Kamus al-Muhith]. Sedangkan dalam kamus al-Shahhah, al-Jauhari mengatakan, “jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhafah) yang sering disebut dengan mula’ah (baju kurung).”[Kamus al-Shahhah, al-Jauhariy]<br />
<br />
Selain harus mengenakan kerudung (khimar) dan jilbab, wanita Muslimah juga dilarang ”tabarruj” ketika berada di kehidupan umum. Tabarruj adalah bersolek yang berlebihan untuk memperlihatkan kecantikan dirinya. Allah swt telah melarang tabarruj. Allah swt berfirman;<br />
وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ<br />
“Perempuan-perempuan tua yang telah berhenti haidl dan kehamilan yang tidak ingin menikah lagi, tidaklah dosa atas mereka menanggalkan pakaian mereka tanpa bermaksud menampakkan perhiasannya (tabarruj).” (TQS. al-Nuur: 60)<br />
<br />
Jika wanita tua dilarang untuk tabarruj, lebih-lebih lagi wanita yang belum tua dan masih mempunyai keinginan untuk menikah.<br />
<br />
Imam Ibnu Mandzur, dalam Lisaan al-’Arab menyatakan, “Wa al-tabarruj : idzhaar al-mar`ah ziinatahaa wa mahaasinahaa li al-rijaal (tabarruj adalah menampakkan perhiasan dan anggota tubuh untuk menaruh perhiasan kepada laki-laki non mahram.”[3]<br />
<br />
Inilah batasan-batasan yang harus dipahami oleh wanita Muslimah ketika ia berada di kehidupan umum. Wallahu a’lam bish Shawab. [SR]<br />
---------------<br />
[1] Imam Ibnu ‘Asyuur, al-Tahriir wa al-Tanwiir, juz 9, hal. 471; Imam Asy Syaukaniy, Fath al-Qadiir, juz 5, hal. 209; Imam al-Baghawiy, Tafsir al-Baghawiy, juz 6, hal. 35; Imam al-Mawardiy, al-Naktu wa al-‘Uyuun, juz 3, hal. 169; Imam al-Khazin, Lubaab al-Ta’wiil fi Ma’aaniy al-Tanziil, juz 4, hal. 500; dan sebagainya.<br />
[2] Imam Ibnu Mandzur, Lisaan al-’Arab, juz 4/257<br />
[3] Imam Ibnu Mandzur, Lisaan al-’Arab, juz 2/212; Tafsir Qurthubiy, juz 10/9; Imam al-Raaziy, Mukhtaar al-Shihaah, hal.46; Imam Syaukaniy, Fath al-Qadiir, juz 3/125; Imam Suyuthiy, Tafsir Jalalain, juz 1/554; al-Jashshash, Ahkaam al-Quran 2, juz 5/230; Imam al-Nasafiy, Tafsir al-Nasafiy, juz 3/305; Ruuh al-Ma’aaniy, juz 22/7-8; dan sebagainya.<br />
<br />
Sumber : www.hizbut-tahrir.or.id </span></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-413385341926627723.post-65830146411857646002012-04-07T02:50:00.035+07:002021-03-27T21:05:55.032+07:00Ternyata Jilbab/Hijab Tidak sama dengan Kerudung<div class="post-header"> </div><div class="post-body entry-content" id="post-body-8816247678061611513"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS-T2_8zeX3fHaaXxqgbQMBR3JCdn0HLOixiJa9fYeSv2gS79kUJ_6SjiP147Qpc1t_LFNhMtq2ii_v1yejXw1WWw7Vs3LMCrC1PNnEN9ix054ANGFQVBZIC-uqfhZH-8YIAr7wma-tmM/s1795/Photo+Editor-20180815_053136.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1795" data-original-width="1795" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS-T2_8zeX3fHaaXxqgbQMBR3JCdn0HLOixiJa9fYeSv2gS79kUJ_6SjiP147Qpc1t_LFNhMtq2ii_v1yejXw1WWw7Vs3LMCrC1PNnEN9ix054ANGFQVBZIC-uqfhZH-8YIAr7wma-tmM/s320/Photo+Editor-20180815_053136.jpg" /></a></div><br /><div class="post-body entry-content" id="post-body-8816247678061611513">
<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><div style="font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: georgia;">Al kisah ada seorang wanita muslim yang tengah beranjak dewasa, karena keyakinan dan rasa ingin tau nya yang besar iapun memburu mencari tahu tentang kewajiban menutup aurat, Maka iapun mencari tahu perbedaan antara jilbab dan kerudung itu, ia pun bertanya : "saya ingin penjelasan seputar jilbab dan khimar, serta busanah muslimah dalam kehidupan sehari-hari. Saya dengar bahwa memakai jilbab itu tidak wajib. Sehingga banyak muslimah yang memakai baju-baju ketat dan celana panjang, karena menurut mereka yang penting itu sudah menutupin auratnya."</span></div><span style="font-family: georgia; font-weight: bold; text-align: left;"><br />1. Pengantar</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Banyak kesalahpahaman terhadap Islam di tengah masyarakat. Misalnya saja jilbab. Tak sedikit orang menyangka bahwa yang dimaksud dengan jilbab adalah kerudung. Padahal tidak demikian. Jilbab bukan kerudung. Kerudung dalam al-Qur’an surah An-Nuur [24]: 31 disebut dengan istilah khimar (jamaknya: khumur), bukan jilbab. Adapun jilbab yang terdapat dalam surah al-Ahzab [33]: 59, sebenarnya adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah.</span></div><span style="font-family: georgia;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;">Kesalahpahaman lain yang sering dijumpai adalah anggapan bahwa busana muslimah itu yang penting sudah menutup aurat, sedang mode baju apakah terusan atau potongan, atau memakai celana panjang, dianggap bukan masalah. Dianggap, model potongan atau bercelana panjang jeans oke-oke saja, yang penting ‘kan sudah menutup aurat. Kalau sudah menutup aurat, dianggap sudah berbusana muslimah secara sempurna. Padahal tidak begitu. Islam telah menetapkan syarat-syarat bagi busana muslimah dalam kehidupan umum, seperti yang ditunjukkan oleh nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"> <br />Menutup aurat itu hanya salah satu syarat, bukan satu-satunya syarat busana dalam kehidupan umum. Syarat lainnya misalnya busana muslimah tidak boleh menggunakan bahan tekstil yang transparan atau mencetak lekuk tubuh perempuan. Dengan demikian, walaupun menutup aurat tapi kalau mencetak tubuh alias ketat atau menggunakan bahan tekstil yang transparan tetap belum dianggap busana muslimah yang sempurna.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Karena itu, kesalahpahaman semacam itu perlu diluruskan, agar kita dapat kembali kepada ajaran Islam secara murni serta bebas dari pengaruh lingkungan, pergaulan, atau adat-istiadat rusak di tengah masyarakat sekuler sekarang. Memang, jika kita konsisten dengan Islam, terkadang terasa amat berat. Misalnya saja memakai jilbab (dalam arti yang sesungguhnya). Di tengah maraknya berbagai mode busana wanita yang diiklankan trendi dan up to date, jilbab secara kontras jelas akan kelihatan ortodoks, kaku, dan kurang trendi (dan tentu, tidak seksi). Padahal, busana jilbab itulah pakaian yang benar bagi muslimah.<br />
<br />
Di sinilah kaum muslimah diuji. Diuji imannya, diuji taqwanya. Di sini dia harus memilih, apakah dia akan tetap teguh mentaati ketentuan Allah dan Rasul-Nya, seraya menanggung perasaan berat hati namun berada dalam keridhaan Allah, atau rela terseret oleh bujukan hawa nafsu atau rayuan syaitan terlaknat untuk mengenakan mode-mode liar yang dipropagandakan kaum kafir dengan tujuan agar kaum muslimah terjerumus ke dalam limbah dosa dan kesesatan.<br />
<br />
Berkaitan dengan itu, Nabi Saw pernah bersabda bahwa akan tiba suatu masa di mana Islam akan menjadi sesuatu yang asing termasuk busana jilbab, sebagaimana awal kedatangan Islam. Dalam keadaan seperti itu, kita tidak boleh larut. Harus tetap bersabar, dan memegang Islam dengan teguh, walaupun berat seperti memegang bara api. Dan insyaAllah, dalam kondisi yang rusak dan bejat seperti ini, mereka yang tetap taat akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Bahkan dengan pahala lima puluh kali lipat daripada pahala para shahabat. Sabda Nabi Saw:</span></div><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia;"><span>“Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu.” [HR. Muslim no. 145].</span><br />
<span>“Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api. Bagi orang yang mengerjakan suatu amalan pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan semisal amalan itu. Ada yang berkata, “Hai Rasululah, apakah itu pahala lima puluh di antara mereka?” Rasululah Saw menjawab, “Bahkan lima puluh orang di antara kalian (para shahabat).” [HR. Abu Dawud, dengan sanad hasan].</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"></span><br />
<span style="font-weight: bold;">2. Aurat Dan Busana Muslimah</span><br />
Ada 3 (tiga) masalah yang sering dicampuradukkan yang sebenarnya merupakan masalah-masalah yang berbeda-beda.<br />
Pertama, masalah batasan aurat bagi wanita.<br />
Kedua, busana muslimah dalam kehidupan khusus (al hayah al khashshash), yaitu tempat-tempat di mana wanita hidup bersama mahram atau sesama wanita, seperti rumah-rumah pribadi, atau tempat kost.<br />
Ketiga, busana muslimah dalam kehidupan umum (al hayah ‘ammah), yaitu tempat-tempat di mana wanita berinteraksi dengan anggota masyarakat lain secara umum, seperti di jalan-jalan, sekolah, pasar, kampus, dan sebagainya. Busana wanita muslimah dalam kehidupan umum ini terdiri dari jilbab dan khimar.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">a. Batasan Aurat Wanita</span><br />
Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Lehernya adalah aurat, rambutnya juga aurat bagi orang yang bukan mahram, meskipun cuma selembar. Seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup. Hal ini berlandaskan firman Allah SWT:<br />
<span>“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Qs. an-Nuur [24]: 31).</span><br />
<br />
Yang dimaksud “wa laa yubdiina ziinatahunna” (janganlah mereka menampakkan perhiasannya), adalah “wa laa yubdiina mahalla ziinatahinna” (janganlah mereka menampakkan tempat-tempat (anggota tubuh) yang di situ dikenakan perhiasan) (Lihat Abu Bakar Al-Jashshash, Ahkamul Qur’an, juz III, hal. 316).<br />
Selanjutnya, “illa maa zhahara minha” (kecuali yang (biasa) nampak dari padanya). Jadi ada anggota tubuh yang boleh ditampakkan. Anggota tubuh tersebut, adalah wajah dan dua telapak tangan. Demikianlah pendapat sebagian shahabat, seperti ‘Aisyah, Ibnu Abbas, dan Ibnu Umar (Al-Albani, 2001 : 66). Ibnu Jarir Ath-Thabari (w. 310 H) berkata dalam kitab tafsirnya Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, juz XVIII, hal. 84, mengenai apa yang dimaksud dengan “kecuali yang (biasa) nampak dari padanya” (illaa maa zhahara minha): “Pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah yang mengatakan, ‘Yang dimaksudkan adalah wajah dan dua telapak tangan’.” Pendapat yang sama juga dinyatakan Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, juz XII, hal. 229 (Al-Albani, 2001 : 50 & 57).<br />
<br />
Jadi, yang dimaksud dengan apa yang nampak dari padanya adalah wajah dan dua telapak tangan. Sebab kedua anggota tubuh inilah yang biasa nampak dari kalangan muslimah di hadapan Nabi Saw sedangkan beliau mendiamkannya. Kedua anggota tubuh ini pula yang nampak dalam ibadah-ibadah seperti haji dan shalat. Kedua anggota tubuh ini biasa terlihat di masa Rasulullah Saw, yaitu di masa masih turunnya ayat al-Qur’an (An-Nabhani, 1990 : 45). Di samping itu terdapat alasan lain yang menunjukkan bahwasanya seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan dua telapak tangan karena sabda Rasulullah Saw kepada Asma’ binti Abu Bakar:<br />
“Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” [HR. Abu Dawud].<br />
<br />
Inilah dalil-dalil yang menunjukkan dengan jelas bahwasanya seluruh tubuh wanita itu adalah aurat, kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Maka diwajibkan atas wanita untuk menutupi auratnya, yaitu menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"></span><br />
<span style="font-weight: bold;">b. Busana Muslimah Dalam Kehidupan Khusus</span><br />
Adapun dengan apa seorang muslimah menutupi aurat tersebut, maka di sini syara’ tidak menentukan bentuk/model pakaian tertentu untuk menutupi aurat, akan tetapi membiarkan secara mutlak tanpa menentukannya dan cukup dengan mencantumkan lafadz dalam firman-Nya (Qs. an-Nuur [24]: 31) “wa laa yubdiina” (Dan janganlah mereka menampakkan) atau sabda Nabi Saw “lam yashluh an yura minha” (tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya) [HR. Abu Dawud]. Jadi, pakaian yang menutupi seluruh auratnya kecuali wajah dan telapak tangan dianggap sudah menutupi, walau bagaimana pun bentuknya. Dengan mengenakan daster atau kain yang panjang juga dapat menutupi, begitu pula celana panjang, rok, dan kaos juga dapat menutupinya. Sebab bentuk dan jenis pakaian tidak ditentukan oleh syara’.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Berdasarkan hal ini maka setiap bentuk dan jenis pakaian yang dapat menutupi aurat, yaitu yang tidak menampakkan aurat dianggap sebagai penutup bagi aurat secara syar’i, tanpa melihat lagi bentuk, jenis, maupun macamnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Namun demikian syara’ telah mensyaratkan dalam berpakaian agar pakaian yang dikenakan dapat menutupi kulit. Jadi pakaian harus dapat menutupi kulit sehingga warna kulitnya tidak diketahui. Jika tidak demikian, maka dianggap tidak menutupi aurat. Oleh karena itu apabila kain penutup itu tipis/transparan sehingga nampak warna kulitnya dan dapat diketahui apakah kulitnya berwarna merah atau coklat, maka kain penutup seperti ini tidak boleh dijadikan penutup aurat.<br />
<br />
Mengenai dalil bahwasanya syara’ telah mewajibkan menutupi kulit sehingga tidak diketahui warnanya, adalah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwasanya Asma’ binti Abubakar telah masuk ke ruangan Nabi Saw dengan berpakaian tipis/transparan, lalu Rasulullah Saw berpaling seraya bersabda:<br />
“Wahai Asma` sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl) tidak boleh baginya untuk menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini.” [HR. Abu Dawud].</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Jadi Rasulullah Saw menganggap kain yang tipis itu tidak menutupi aurat, malah dianggap menyingkapkan aurat. Oleh karena itu lalu Nabi Saw berpaling seraya memerintahkannya menutupi auratnya, yaitu mengenakan pakaian yang dapat menutupi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Dalil lainnya juga terdapat dalam hadits riwayat Usamah bin Zaid, bahwasanya ia ditanyai oleh Nabi Saw tentang Qibtiyah (baju tipis) yang telah diberikan Nabi Saw kepada Usamah. Lalu dijawab oleh Usamah bahwasanya ia telah memberikan pakaian itu kepada isterinya, maka Rasulullah Saw bersabda kepadanya:<br />
“Suruhlah isterimu mengenakan baju dalam di balik kain Qibtiyah itu, karena sesungguhnya aku khawatir kalau-kalau nampak lekuk tubuhnya.” [HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, dengan sanad hasan. Dikeluarkan oleh Adh-Dhiya’ dalam kitab Al-Ahadits Al-Mukhtarah, juz I, hal. 441] (Al-Albani, 2001 : 135).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Qibtiyah adalah sehelai kain tipis. Oleh karena itu tatkala Rasulullah Saw mengetahui bahwasanya Usamah memberikannya kepada isterinya, beliau memerintahkan agar dipakai di bagian dalam kain supaya tidak kelihatan warna kulitnya dilihat dari balik kain tipis itu, sehingga beliau bersabda: “Suruhlah isterimu mengenakan baju dalam di balik kain Qibtiyah itu.”<br />
<br />
Dengan demikian kedua hadits ini merupakan petunjuk yang sangat jelas bahwasanya syara’ telah mensyaratkan apa yang harus ditutup, yaitu kain yang dapat menutupi kulit. Atas dasar inilah maka diwajibkan bagi wanita untuk menutupi auratnya dengan pakaian yang tidak tipis sedemikian sehingga tidak tergambar apa yang ada di baliknya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">c. Busana Muslimah Dalam Kehidupan Umum</span><br />
Pembahasan poin b di atas adalah topik mengenai penutupan aurat wanita dalam kehidupan khusus. Topik ini tidak dapat dicampuradukkan dengan pakaian wanita dalam kehidupan umum, dan tidak dapat pula dicampuradukkan dengan masalah tabarruj pada sebagian pakaian-pakaian wanita.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Jadi, jika seorang wanita telah mengenakan pakaian yang menutupi aurat, tidak berarti lantas dia dibolehkan mengenakan pakaian itu dalam kehidupan umum, seperti di jalanan umum, atau di sekolah, pasar, kampus, kantor, dan sebagainya. Mengapa? Sebab untuk kehidupan umum terdapat pakaian tertentu yang telah ditetapkan oleh syara’. Jadi dalam kehidupan umum tidaklah cukup hanya dengan menutupi aurat, seperti misalnya celana panjang, atau baju potongan, yang sebenarnya tidak boleh dikenakan di jalanan umum meskipun dengan mengenakan itu sudah dapat menutupi aurat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Seorang wanita yang mengenakan celana panjang atau baju potongan memang dapat menutupi aurat. Namun tidak berarti kemudian pakaian itu boleh dipakai di hadapan laki-laki yang bukan mahram, karena dengan pakaian itu ia telah menampakkan keindahan tubuhnya (tabarruj). Tabarruj adalah, menempakkan perhiasan dan keindahan tubuh bagi laki-laki asing/non-mahram (izh-haruz ziinah wal mahasin lil ajaanib) (An-Nabhani, 1990 : 104). Oleh karena itu walaupun ia telah menutupi auratnya, akan tetapi ia telah bertabarruj, sedangkan tabarruj dilarang oleh syara’.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Pakaian wanita dalam kehidupan umum ada 2 (dua), yaitu baju bawah (libas asfal) yang disebut dengan jilbab, dan baju atas (libas a’la) yaitu khimar (kerudung). Dengan dua pakaian inilah seorang wanita boleh berada dalam kehidupan umum, seperti di kampus, supermarket, jalanan umum, kebun binatang, atau di pasar-pasar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Apakah pengertian jilbab? Dalam kitab Al Mu’jam Al Wasith karya Dr. Ibrahim Anis (Kairo : Darul Maarif) halaman 128, jilbab diartikan sebagai “Ats tsaubul musytamil ‘alal jasadi kullihi” (pakaian yang menutupi seluruh tubuh), atau “Ma yulbasu fauqa ats tsiyab kal milhafah” (pakaian luar yang dikenakan di atas pakaian rumah, seperti milhafah (baju terusan), atau “Al Mula`ah tasytamilu biha al mar’ah” (pakaian luar yang digunakan untuk menutupi seluruh tubuh wanita).<br />
<br />
Jadi jelaslah, bahwa yang diwajibkan atas wanita adalah mengenakan kain terusan (dari kepala sampai bawah) (Arab: milhafah/mula`ah) yang dikenakan sebagai pakaian luar (di bawahnya masih ada pakaian rumah, seperti daster, tidak langsung pakaian dalam) lalu diulurkan ke bawah hingga menutupi kedua kakinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Untuk baju atas, disyariatkan khimar, yaitu kerudung atau apa saja yang serupa dengannya yang berfungsi menutupi seluruh kepala, leher, dan lubang baju di dada. Pakaian jenis ini harus dikenakan jika hendak keluar menuju pasar-pasar atau berjalan melalui jalanan umum (An-Nabhani, 1990 : 48).<br />
<br />
Apabila ia telah mengenakan kedua jenis pakaian ini (jilbab dan khimar) dibolehkan baginya keluar dari rumahnya menuju pasar atau berjalan melalui jalanan umum, yaitu menuju kehidupan umum. Akan tetapi jika ia tidak mengenakan kedua jenis pakaian ini maka dia tidak boleh keluar dalam keadaan apa pun, sebab perintah yang menyangkut kedua jenis pakaian ini datang dalam bentuk yang umum, dan tetap dalam keumumannya dalam seluruh keadaan, karena tidak ada dalil yang mengkhususkannya.<br />
Dalil mengenai wajibnya mengenakan dua jenis pakaian ini, karena firman Allah SWT mengenai pakaian bagian bagian atas (khimar/kerudung):<br />
“Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Qs. an-Nuur [24]: 31).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
Dan karena firman Allah SWT mengenai pakaian bagian bawah (jilbab):<br />
“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.” (Qs. al-Ahzab [33]: 59).<br />
<br />
Adapun dalil bahwa jilbab merupakan pakaian dalam kehidupan umum, adalah hadits yang diriwayatkan dari Ummu ‘Athiah r.a., bahwa dia berkata:<br />
“Rasulullah Saw memerintahkan kaum wanita agar keluar rumah menuju shalat Ied, maka Ummu ‘Athiyah berkata, ‘Salah seorang di antara kami tidak memiliki jilbab?’ Maka Rasulullah Saw menjawab: ‘Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya!’” [Muttafaqun ‘alaihi] (Al-Albani, 2001 : 82).<br />
<br />
Berkaitan dengan hadits Ummu ‘Athiyah ini, Syaikh Anwar Al-Kasymiri, dalam kitabnya Faidhul Bari, juz I, hal. 388, mengatakan: “Dapatlah dimengerti dari hadits ini, bahwa jilbab itu dituntut manakala seorang wanita keluar rumah, dan ia tidak boleh keluar (rumah) jika tidak mengenakan jilbab.” (Al-Albani, 2001 : 93).<br />
Dalil-dalil di atas tadi menjelaskan adanya suatu petunjuk mengenai pakaian wanita dalam kehidupan umum. Allah SWT telah menyebutkan sifat pakaian ini dalam dua ayat di atas yang telah diwajibkan atas wanita agar dikenakan dalam kehidupan umum dengan perincian yang lengkap dan menyeluruh. Kewajiban ini dipertegas lagi dalam hadits dari Ummu ‘Athiah r.a. di atas, yakni kalau seorang wanita tak punya jilbab untuk keluar di lapangan sholat Ied (kehidupan umum), maka dia harus meminjam kepada saudaranya (sesama muslim). Kalau tidak wajib, niscaya Nabi Saw tidak akan memerintahkan wanita mencari pinjaman jilbab.<br />
<br />
Untuk jilbab, disyaratkan tidak boleh potongan, tetapi harus terulur sampai ke bawah sampai menutup kedua kaki, sebab Allah SWT mengatakan: “yudniina ‘alaihinna min jalabibihinna” (Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka).<br />
Dalam ayat tersebut terdapat kata “yudniina” yang artinya adalah yurkhiina ila asfal (mengulurkan sampai ke bawah/kedua kaki). Penafsiran ini —yaitu idnaa’ berarti irkhaa’ ila asfal— diperkuat dengan dengan hadits Ibnu Umar bahwa dia berkata, Rasulullah Saw telah bersabda:<br />
“Barang siapa yang melabuhkan/menghela bajunya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya pada Hari Kiamat nanti.’ Lalu Ummu Salamah berkata,’Lalu apa yang harus diperbuat wanita dengan ujung-ujung pakaian mereka (bi dzuyulihinna).” Nabi Saw menjawab,’Hendaklah mereka mengulurkannya (yurkhiina) sejengkal (syibran)’ (yakni dari separoh betis). Ummu Salamah menjawab, ‘Kalau begitu, kaki-kaki mereka akan tersingkap.’ Lalu Nabi menjawab, ‘Hendaklah mereka mengulurkannya sehasta (fa yurkhiina dzira`an) dan jangan mereka menambah lagi dari itu.” [HR. At-Tirmidzi, juz III, hal. 47; hadits sahih] (Al-Albani, 2001 : 89).<br />
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa pada masa Nabi Saw, pakaian luar yang dikenakan wanita di atas pakaian rumah —yaitu jilbab— telah diulurkan sampai ke bawah hingga menutupi kedua kaki.<br />
<br />
Berarti jilbab adalah terusan, bukan potongan. Sebab kalau potongan, tidak bisa terulur sampai bawah. Atau dengan kata lain, dengan pakaian potongan seorang wanita muslimah dianggap belum melaksanakan perintah “[/i]yudniina ‘alaihinna min jalaabibihina[/i]” (Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya). Di samping itu kata min dalam ayat tersebut bukan min lit tab’idh (yang menunjukkan arti sebagian) tapi merupakan min lil bayan (menunjukkan penjelasan jenis). Jadi artinya bukanlah “Hendaklah mereka mengulurkan sebagian jilbab-jilbab mereka” (sehingga boleh potongan), melainkan Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka (sehingga jilbab harus terusan) (An-Nabhani, 1990 : 45-51).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: georgia;"><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">3. Penutup</span><br />
Dari penjelasan di atas jelas bahwa wanita dalam kehidupan umum wajib mengenakan baju terusan yang longgar yang terulur sampai ke bawah yang dikenakan di atas baju rumah mereka. Itulah yang disebut dengan jilbab dalam al-Qur’an.<br />
Jika seorang wanita muslimah keluar rumah tanpa mengenakan jilbab seperti itu, dia telah berdosa, meskipun dia sudah menutup auratnya. Sebab mengenakan baju yang longgar yang terulur sampai bawah adalah fardlu hukumnya. Dan setiap pelanggaran terhadap yang fardlu dengan sendirinya adalah suatu penyimpangan dari syariat Islam di mana pelakunya dipandang berdosa di sisi Allah. [oleh : M. Shiddiq al-Jawi]<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Setelah ia membaca dan memahami betul wacana diatas, ia faham bahwa ternyata menutup aurat adalah suatu kewajiban bagi setiap wanita muslim yang telah baligh (dewasa). Ia pun juga menyadari bahwa ternyata apa yang dilakukan di dunia ini kelak di hari pembalasan akan dimintai pertangungjawabannya, tak luput juga dengan pertangungjawaban menutup aurat. Seusai memahami tulisan ini ia bergegas tuk berusaha dan bersegera tuk mencari pinjaman jilbab dan kerudung.Muski sebenarnya ia masih berat untuk melakukannya, tapi inilah bentuk konsekwensi keimanan kita terhadap Allah SWT. Semoga kita bisa tetep terus istiqomah di jalan-NYA tuk menerapkan perintah-perintah Allah SWT di muka bumi ini. Aamiin</span><br />
<br />
<br /><u>
Referensi</u><br />
1. Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. 2001. Jilbab Wanita Muslimah Menurut Al-Qur`an dan As Sunnah (Jilbab Al-Mar`ah Al-Muslimah fi Al-Kitab wa As-Sunnah). Alih Bahasa Hawin Murtadlo & Abu Sayyid Sayyaf. Cetakan ke-6. (Solo : At-Tibyan).<br />
2. ———-. 2002. Ar-Radd Al-Mufhim Hukum Cadar (Ar-Radd Al-Mufhim ‘Ala Man Khalafa Al-‘Ulama wa Tasyaddada wa Ta’ashshaba wa Alzama Al-Mar`ah bi Satri Wajhiha wa Kaffayha wa Awjaba). Alih Bahasa Abu Shafiya. Cetakan ke-1. (Yogyakarta : Media Hidayah).<br />
3. Al-Baghdadi, Abdurrahman. 1998. Emansipasi Adakah dalam Islam Suatu Tinjauan Syariat Islam Tentang Kehidupan Wanita. Cetakan ke-10. (Jakarta : Gema Insani Press).<br />
4. Ali, Wan Muhammad bin Muhammad. Al-Hijab. Alih bahasa Supriyanto Abdullah. Cetakan ke-1. (Yogyakarta : Ash-Shaff).<br />
5. Ambarwati, K.R. & M. Al-Khaththath. 2003. Jilbab Antara Trend dan Kewajiban. Cetakan Ke-1. (Jakarta : Wahyu Press).<br />
6. Anis, Ibrahim et.al. 1972. Al-Mu’jamul Wasith. Cet. 2. (Kairo : Darul Ma’arif)<br />
7. An-Nabhani, Taqiyuddin. 1990. An-Nizham Al-Ijtima’i fi Al-Islam. Cetakan ke-3. (Beirut : Darul Ummah).<br />
8. Ath-Thayyibiy, Achmad Junaidi. 2003. Tata Kehidupan Wanita dalam Syariat Islam. Cetakan ke-1. (Jakarta : Wahyu Press).<br />
9. Bin Baz, Syaikh Abdul Aziz et.al. 2000. Fatwa-Fatwa Tentang Memandang, Berkhalwat, dan Berbaurnya Pria dan Wanita (Fatawa An-Nazhar wa al-Khalwah wa Al-Ikhtilath). Alih Bahasa Team At-Tibyan. Cetakan ke-5. (Solo : At-Tibyan).<br />
10. Taimiyyah, Ibnu. 2000. Hijab dan Pakaian Wanita Muslimah dalam Sholat (Hijab Al-Mar`ah wa Libasuha fi Ash-Shalah). Ditahqiq Oleh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Alih Bahasa Hawin Murtadlo. Cetakan ke-2. (Solo : At-Tibyan).<br />
11. ———- et. al. 2002. 5 Risalah Hijab Kumpulan Fatwa-Fatwa Tentang Pakaian, Hijab, Cadar, Ikhtilath, Berjabat Tangan, dan Khalwat (Majmu’ Rasail fi Al Hijab wa As-Sufur). Alih Bahasa Muzaidi Hasbullah. Cetakan ke-1. (Solo : Pustaka Arafah).<br />
12. Qonita, Arina. 2001. Jilbab dan Hijab. Cetakan ke-1. (Jakarta : Bina Mitra Press)</span></div></div>Dedie Kusmayadihttp://www.blogger.com/profile/13935270759496946708noreply@blogger.com0