Agar Dijaga Allah

BEGITU ENGKAU BERSUJUD
Begitu engakau bersujud..., 
terbangunlah ruang yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid .... 
Setiap kali engkau bersujud, 
setiap kali pula telah engkau dirikan masjid ... 
Wahai, betapa menakjubkan, 
berapa ribu masjid telah kau bengun selama hidupmu? .... 
Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu meninggi, 
menembus langit, memasuki alam makrifat .... 
Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika bernama masjid, 
begitu engkau tempati untuk bersujud ..... 
Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada ridha Tuhan, 
menjelma jadi sajadah kemuliaan ..... 
Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkanke piring ke-ilahi-an, 
menjadi se-rakaat sembahyang .... 
Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk cinta kasih ke-Tuhan-an, 
lahir menjadi kumandang suara adzan .... 
Kalau engkau bawa badanmu bersujud, 
engkaulah masjid .... 
Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang Allah, 
engkaulah kiblat .... 
Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang didengar Allah, 
engkaulah tilawah suci ..... 
Dan kalau detakkan hatimu mencintai yang dicintai Allah, 
engkaulah ayatullah ..... 
Ilmu pengetahuan bersujud, 
pekerjaanmu bersujud, 
 karirmu bersujud., 
rumah tanggamu bersujud..., 
sepi dan ramaimu bersujud..., 
duka deritamu bersujud .... 
menjadilah engkau masjid ......
------------------------
Oleh :Emha Ainun Najib 

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah..

Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Sekali waktu Nabi Muhammad SAW berpesan kepada Ibnu Abbas, ''Jagalah Allah, niscaya Dia menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu dapati Dia di hadapanmu.''

Ketika menjelaskan hadis ini, Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitabnya Jami'ul-Ulum wal-Hikam menyatakan, ungkapan ''Jagalah Allah'' maksudnya adalah jagalah hukum-hukum Allah, hak-hak-Nya, perintah-perintah-Nya, dan larangan-larangan-Nya. Artinya, lakukanlah perintah-perintah Allah dan tinggalkanlah larangan-larangan-Nya. Juga jangan dilanggar hukum-hukum Allah, baik menyangkut perintah maupun larangan-Nya.

Hadis di atas mengandung wasiat yang agung menyangkut persoalan penting dalam agama. Nabi Sulaiman AS pernah mengatakan, ''Kami telah pelajari ilmu apa pun yang telah dipelajari manusia dan ilmu-ilmu yang belum dipelajari manusia. Ternyata, kami tidak mendapatkan (sesuatu pun) yang sehebat penjagaan Allah, baik di alam gaib maupun di alam nyata.''

Para ulama mengatakan bahwa ada dua bentuk penjagaan Allah SWT itu. Pertama, menjaga seorang hamba menyangkut kepentingan duniawinya, seperti menjaga fisiknya, anaknya, keluarganya, atau harta bendanya.

Allah SWT berfirman, ''Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.'' (Ar-Ra'd: 11).

Penjagaan Allah seperti disebutkan dalam ayat tadi pernah dialami oleh seorang suci bernama Ibrahim bin Adham. Diceritakan, suatu kali Ibrahim bin Adham tertidur di sebuah kebun, sementara di sampingnya ada ular berbisa yang di mulutnya ada seikat bunga narsia. Ular itu terus menggelosor-gelosor sampai sang sufi terbangun.

Kedua, dan inilah bentuk penjagaan Allah yang paling agung, yaitu menjaga hamba dalam hal agamanya dan keimanannya. Sehingga, dalam hidupnya ia terjaga dari hal-hal yang syubhat yang menyesatkan, dari syahwat yang diharamkan dan di saat sakaratul maut pun agamanya tetap terjaga sehingga dia wafat dalam keadaan beriman.

Maka, berbahagialah orang yang dijaga Allah, sehingga hatinya terjaga dari berbagai syubhat dan keraguan, terjaga dari syirik dan nifaq, terjaga dari kebingungan dan kebimbangan, terjaga dari setiap ideologi yang diselinapkan dan merusak akidah.

Bagi orang yang dijaga Allah, maka boleh jadi manusia-manusia di sekitarnya terjerumus dalam kesesatan, penyimpangan, bertindak ilegal, korup, serta tidak punya arah dan tujuan. Namun, orang tadi tetap dijaga Allah, sehingga ia tetap mengenal jalan hidayah, kebaikan, dan kemenangan.

Seorang ulama salafus shaleh berujar, ''Bila maut hendak menjemput seseorang, maka dikatakan kepada malaikat ciumlah kepalanya. Malaikat menjawab: kutemukan dalam kepalanya Alquran. Dikatakan pula: ciumlah hatinya. Sahut malaikat: kutemukan puasa dalam hatinya. Dikatakan lagi: ciumlah kedua kakinya. Ujar malaikat: kutemukan qiyam (bangun untuk ibadah) di kedua kakinya. Malaikat kembali menambahkan: dia telah menjaga dirinya maka Allah pun menjaganya.'' Wallahu a'lam.
---------------------------
Oleh : Makmun Nawawi

Tidak ada komentar