Fenomena Akhir Zaman, Akalku Mencari Tuhan

BANTAHAN TENTANG SEMUA AGAMA ADALAH SAMA, FAHAM ATHEISME DAN AGAMA SCIENTOLOGY

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Penciptaan alam semesta oleh ALLAH SWT didahului dengan penciptaan sebuah makhluk Allah yang paling pertama sebelum seluruh alam lainnya seperti Surga dan neraka, alam semesta dan alam-alam lainnya tercipta, yaitu sang Waktu. Setelah itu, barulah dimulai dengan penciptaan alam-alam lainnya dan makluk seperti malaikat maupun Jin. Sedangkan manusia diciptakan oleh Allah SWT paling akhir, dimana dikisahkan bahwa setelah Nabi Adam dan istrinya tergoda memakan buah Quldi oleh rayuan Iblis, Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa di lemparkan ke dunia.




Semenjak alam semesta telah tercipta dan siap menampung segala jenis makhluk hidup lainnya, teori relativitas telah ada dan terungkap oleh seorang Fisikawan bernama Albert Einstein. Tetapi teori ini tak mampu menjawab terciptanya alam semesta, karena terbentur pada dinding pembatas yang sangattebal, yaitu kecepatan cahaya. Dalam catatan yang telah penulis buat dalam sejarah asal usul alam semesta, ternyata tembok tebal itu tiada lain adalah kecepatan cahaya yang juga merupakan kecepatan perputaran lapisan langit alam semesta pertama, dimana masih terdapat enam lapisan langit lainnya yang berkecepatan semakin tinggi dan menurut perkiraan kecepatannya sesuai menurut deret hitung.

Kemisteriusan di luar Alam Semesta terungkap dimana terdapat sebuah kecepatan yang sangat besar yang membuat seluruh alam-alam lainnya seperti surga dan neraka maupun alam semesta berputar, mengelilingi sebuah medan energi yangsangat besar dan dalam bahasa Al Qur’an bernama ARASY. Dan waktu di luar daripada alam-alam seluruhnya yang berputar mengelilingi medan energi itu, benar-benar berhenti sama sekali.

Uraian di atas tadi menimbulkan sebuah pertanyaan klasik seperti yang ditanyakan oleh kaum Atheis, kaum gerejani, maupun agama yang berasal dari bumi seperti Budha, Hindu dam Khonghucu maupun agama-agama lainnya selain Islam. Pertanyaan tersebut adalah :
“dimana Tuhan itu bersemayam, siapa yang menciptakan Tuhan dan kenapa Tuhan itu harus satu”.

Saya menyusun transkripsi ini berdasarkan penilaian objektivitas saya. Penilaian ini bukan atas dasar kajian subjektive yang melahirkan kebenaran semu, kebenaran yang hanya atas dasar dugaan prasangka hati yang hasilnya malah kabur dan tidak jelas untuk dapat dijadikan sebuah pegangan.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, sebelumnya penulis ingin membahasnya bersamaan dengan fenomena pada masa kini dimana Seorang SUFI pernah berkata, semakin maju, semakin tinggi kebudayaan umat manusia, semakin luas otoritas intelektual manusia, lambat laun tapi pasti, manusia berlomba-lomba meninggalkan agamanya masing-masing.

Ada 2 faktor yang melatar belakangi terciptanya fenomena yang sangat agresif ini :
1. Agama sudah tidak sanggup lagi menjawab kebutuhan umat manusia dan tidak sesuai lagi dengan perubahan zaman, akibatnya mereka mencari solusi alternatif lain yang dapat menjawab problemanya, sehingga sengaja tidak sengaja, sadar tidak sadar lahirlah agama baru, atau memang mereka melahirkan agama baru itu. Materialisme, sekularisme, Hedualisme dalam bahasa teks nabi “HUBUDUNIA WAQARA FIATUL MAUT” Cinta dunia yang terlalu berlebihan dan takut terhadap mati. Sisi lainnya, mereka menjadikan agama sebagai mitos-mitos lama, cerita sakral, yang dhidupkan dalam agama menurut mereka adalah RITUAL RUTINITAS, bukan RITUAL YANG BERKUALITAS. Akibatnya Allahuakbar diatas hamparan sajadah, di Musholla, di Masjid, tetapi di Kantor, di Hotel dan dilapangan nafsunya terumbar tak terkontrol. Boleh jadi bibir mereka di rumah bertasbih, berzikir, bershalawat, tapi dari bibir mereka juga keluar ucapan dusta, menipu orang lain, mencaci, memaki, menghina orang lain, ghibah, fitnah. Sewaktu shalat mereka tutupi auratnya dengan rapi, sopan dan mulia, sehingga mudah dikenal oleh penghuni langit dan bumi yang diabadikan Allah dalam surat Al AHZAB : “DZALIKA ADNA AYU’RAFNA FANA YU’ ZAINA” mereka mudah dikenal sebagai wanita mukmimah dan tidak mudah diganggu, tapi seribu kali sayang walaupun berikrar dalam shalatnya, tumbuh patuh pada perintah ALLAH, seusai shalat, pakaian sopan santun mulia itu kembali ditanggalkan, digantikan pakaian serba-serbi transparan.

2. Mereka menyatakan, Otakku adalah Tuhanku, dengan kemampuan otak, olah otak, melahirkan ilmu pengetahuan, science, dari science melahirkan teknologi dan teknologi segala urusan manusia dapat mudah diselesaikan dengan segala kemudahannya. Maka saat itu manusia sudah tidak lagi membutuhkan agama. Kita tentunya mengenal Aktor terkenal yang bernama TOM CRUISE... dia beragama Scientologi... pada sampai titik kulminasinya (titik tertinggi) mereka menganggap, BUKAN TUHAN YANG MENCIPTAKAN MANUSIA, TETAPI MANUSIALAH YANG MENGADA-ADAKAN TUHAN ATAU MANUSIA YANG MENCIPTAKAN TUHAN, dan dengan alibi yang melecehkan agama dia bertanya “KALAU MEMANG TUHAN ITU ADA, LALU DIMANA ADANYA, DAN KALAU MEMANG TUHAN ITU ADA, KAPAN ADANYA, TELORKAH DULU, ATAU AYAM DULU, KALAU MEMANG TUHAN ITU ADA BAGAIMANA WUJUDNYA?” Hal ini melahirkan ada agama yang mewujudkan tuhan dalam bentuk benda-benda, hewan, manusia. Baik, kalau memang alam semesta ini ciptaan TUHAN, lalu siapa yang menciptakan TUHAN? (Sungguh luar biasa dahsyatnya pertanyaan yang dapat menggelincirkan orang yang beriman lemah, ragu-ragu dan malas mencari hidayah dari Allah SWT, ini perlu Bapak-bapak dan Ibu-ibu ketahui agar nanti kita dapat menasihati anak-anak kita nantinya, mari kita jawab pertanyaan yang sangat dahsyat itu)

Dari 2 pernyataan itu melahirkan 2 pertanyaan :
1. Apakah sunnah Rasulullah SAW, tidak sanggup menjawab kebutuhan umat manusia? Dan tidak lagi sesuai dengan zaman? Sebagaimana KARLMAX (tokoh sosialisme yang anti TUHAN) berkata semua agama adalah CANDU.....padahal tesisnya itu diperuntukan hanya pada satu agama yang ditujukan kepada kegagalan Agama GEREJANI waktu itu, masih ingatkah hadirin semua akan Tirani Intelektual pada seorang Ilmuwan yang bernama COPERNICUS yang mengumumkan bahwa matahari adalah pusat tata surya, pendapatnya itu bertentangan dengan pendapat gereja yang beranggapan bahwa Bumi adalah pusat tata surya, sehingga COPERNIKUS menjadi tumbalnya, gerejani yang berkuasa kala itu akhirnya membakar hidup-hidup ilmuwan terkenal itu.

Kemudian tirani ekonomi dimana jemaat diwajibkan menyerahkan sebagian hartanya untuk TUHAN BAPAK di atas sana, tetapi malah digunakan untuk kepentingan pribadi kaum gerejani.

Kemudian yang paling menyakitkan adalah Tirani kepercayaan dengan Dogma, Lisensi pengampunan dosa oleh Paus. Sebanyak apapun dosa umat manusia akan dapat diampuni, asal mampu membayar atas nama Fulan bin Fulan bahwa dosa-dosanya akan diampuni untuk masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, dan akan duduk berdampingan dengan Tuhan Bapak di atas sana.

Justru doktrin inilah pangkal Hologanisme, kebrutalan, semakin berani orang-orang melakukan pelanggaran-pelangaran agama, toh nanti akan diampuni oleh Tuhan Bapak, semakin berani orang merampok toh, dia akan membayar Tuhan agar dosanya diampuni...TUHAN dibayar manusia...Tuhan disuap manusia agar bebas melakukan apa saja, semakin berani korupsi. Yang baik menjadi jahat dan yang jahat semakin menjadi-jadi jahatnya. Inilah yang melatar belakangi KARLMAX dalam menulis tesisnya dengan sangat emosional dan mengatakan bahwa semua agama adalah CANDU, agama adalah penjara kehidupan yang baik, bermoral dan beradab.

Kesimpulan yang menyamakan semua agama yang sampai sekarang ini masih dianut oleh beberapa orang tertentu di dunia ini sehingga mencampur adukkan faham semua agama, dan menarik banyak orang untuk mempelajarinya dan juga membeasiswakannya. Ini artinya KARLMAX mengatakan bahwa semua hewan berkaki empat adalah KERBAU, atau Gajah, Anjing atau Kuda, tanpa sudi melihat bahwa hewan berkaki empat banyak jenisnya. Ini artinya ada satu kebenaran mutlak diantara kebenaran nisbi.

2. Manusia mana yang paling pantas beragama, apakah kalau dia sudah cerdas itu berarti dia sudah tidak membutuhkan agama? Dalam pengertian lain adalah bahwa agama adalah milik orang-orang bodoh, orang-orang terbelakang, orang beragama terkesan terbelakang, kampungan?

Untuk menjawab ke dua pertanyaan di atas, harus dijawab dengan pengkajian objektif dan bukan subjektif, rasional, bukan emosional, bahasan otak bukan bahasan hati.......mengapa? jika pengkajiannya emosional atau hati, maka hasilnya adalah nisbi, relatif dan semu, kebenaran yang terbatas. SEMUA AGAMA ADALAH BENAR.....itu menurut kepercayaan dan keyakinannya masing-masing. Tetapi bila dikaji secara RASIONAL OBJEKTIF, tidaklah mungkin semua agama benar !!!!! pasti ada kebenaran mutlak diantara kebenaran nisbi, pasti ada kebenaran Objektif, umum diantara kebenaran subjektif yang terbatas. Baiklah kita mulai pengkajian objektifitas ini dengan mencari jawaban syarat-syarat TUHAN, jika TUHANnya benar maka agamanya benar:

a. Kita uji dengan teori Relativitas, dimana pada pengkajian yang lalu kita ketahui bahwa teori terkenal ini telah dapat saya patahkan dengan teori alam semesta, bahwa semakin mendekati kecepatan yang tertinggi, semakin dibatasi oleh Ruang, Waktu, massa dan daya. Manusia tidak dapat melewati lapisan langit pertama yang berputar hanya berkecepatan secepat cahaya, sedangkan pada lapisan-lapisan lainnya, masih terdapat 6 lapisan langit lagi yang kecepatannya jauh lebih cepat dari kecepatan lapisan langit pertama. Ini artinya, manusia yang berada pada lapisan langit paling dalam, tidak akan pernah mampu untuk keluar dari bola langit alam semesta, yang ternyata pada lapisan dalamnya saja begitu besar dan sangatlah luas. Keteraturan yang begitu maha besarnya dalam pertunjukan orkestra alam semesta jagat raya, hanya bisa dilakukan oleh DZAT yang memiliki kekuasaan mutlak. Di balik semua ini ada SANG PENGATUR, sementara didunia kita sebuah cerita pada pertunjukan Film, sinetron maupun drama rumah tangga pasti memerlukan seorang sutradara yang mengatur jalan ceritanya. Sementara makhluk gaib lainnya selain manusia seperti Malaikat, Jin, Syetan, Siluman dan makhluk gaib lainnya belum cukupkah memproklamirkan bahwa penciptanya sendiri lebih MAHA GHAIB lagi

b. Teori Non atomatic. Teori ini mengatakan bahwa dimuka bumi ini tidak ada yang otomatis, ABRAKADABRA, SIM SALABIM, lalu terjadi dengan mudah begitu saja. Di balik wayang, pasti ada dalang, di balik Film pasti ada sutradara, di balik permainan pasti ada pemain, di balik penciptaan pasti ada pencipta

Kedua teori penguji itu sudah mampu menjawab bahwa memang Tuhan itu ada, sebagai tambahan penguat kedua teori di atas, para Atheis mempercayai adanya sinyal selular yang tak terlihat oleh mata telanjang mereka. Padahal sinyal tersebut termasuk kategori gaib dan begitu banyaknya di sekeliling kita seperti sinyal radio, televisi, sinyal para bola maupun sinyal radar untuk mendeteksi kedatangan benda asing pada suatu wilayah yang terjaga.

Pada Q.S Al-Mukminun 23:115 Allah SWT berfirman :
“Apakah sesungguhnya kamu mengira bahwa KAMI menciptakan kamu secara main-main dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada KAMI”

Pada uraian pertama di atas juga merupakan sebuah jawaban bagi orang yang masih berpendapat bahwa semua agama adalah sama dan baik. Itu memang benar sama dan baik, tetapi apakah sama dan baik itu sudah terkaji secara rasional objektive, atau kebenaran di atas rata-rata, kebenaran mutlak dan hakiki. Tuhan tidak bersinggasana di bumi, maupun dalam alam semsta jagat raya ini. Dia dapat berada dimana saja seperti seorang yang mempunyai sebuah aquarium kecil dengan berjenis-jenis ikan di dalamnya. Tuhan dapat berada dimana saja di alam semesta ini, di masjid, di musholla, di tempat-tempat bencana alam dan di tempat orang-orang yang terdzalimi haknya dengan cara yang tidak adil. Apa yang terjadi seandainya orang yang memelihara ikan di aquarium kecil itu mempunyai rumahnya di dalam aquarium kecil itu, sudah dapat dipastikan kalau aquarium itu akan pecah dan hancur. Lalu bagaimana jawaban bahwa Tuhan itu mempunyai banyak perwujudan, seperti Tuhan Bapak, Tuhan Putera dan Tuhan Roh Kudus. Hal itu tiada lain sebagai bentuk persamaan bahwa sebenarnya Tuhan itu harus lebih dari satu untuk mengurusi umat manusia dan alam semesta ini.

Tak akan mungkin Tuhan itu lebih dari pada satu, karena hal itu sama saja dengan mengatakan bahwa selain Tuhan itu, masih ada Tuhan lainnya yang menciptakan Tuhan itu sendiri. Ini artinya pertanyan tentang hakikat Tuhan terus berputar pada Tuhan itu sendiri.

Tuhan haruslah Tunggal atau satu, karena dengan demikian gugurlah sudah pertanyaan yang mengatakan siapa pencipta Tuhan itu sendiri dan nantinya akan dijawab, kalau Tuhan itu masih mempunyai Tuhan lain selain DIA, mengapa hanya diciptakan satu saja.

Dengan adanya Tuhan yang tunggal berarti hal itu merupakan sebuah pernyataan bahwa hanya Dialah Tuhan, hanya Dialah Sang Pencipta yang menciptakan sesuatu dan bukan tercipta dari sesuatu.

Para hadirin sekalin, Ibu dan Bapak yang saya hormati, seluruh argumentasi yang saya ungkapkan di atas akhirnya mengerucut pada sebuah agama yang saya anut dan saya yakini kebenarannya sampai saat ini yaitu ISLAM. Seperti yang tertuang dalam Firman Allah SWT dalam surat Al Ikhlas :
“Katakanlah Muhammad, aku ini adalah Tuhan, tiada Tuhan lain selain Aku. Aku tidak beranak dan tidak diperanakkan”.

Mudahan kajian saya dapat lebih memperteguh iman Islam kita dan kiranya kita sebagai orang tua dapat menceritakannya pada anak-anak kita dan keluarga kita,maupun juga terhadap orang lain yang masih meragukan akan kesempurnaan agama kita yaitu ISLAM. Karena Islam adalah agama yang mampu menceritakan seluruh kejadian di alam semesta ini melalui kitab sucinya yaitu AL QUR’AN. Karena Al Qur’an itu sendiri merupakan kitab suci yang paling sempurna di alam semesta ini.

Salam Santun

Tidak ada komentar