Hatimu Adalah Surgamu

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Yaa Allah
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini
telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa dalam taat pada-Mu,telah bersatu dalam dakwah-Mu,
telah berpadu dalam membela syari’at-Mu,
Kokohkanlah Yaa Allah ikatannya,
kekalkanlah cintanya, tunjukanlah jalan-jalannya
Penuhilah hati-hati ini
dengan Nur Cahaya-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada kami dengan limpahan keimanan pada-Mu,
dan keindahan bertawakal pada-Mu
Nyalakanlah hati kami dengan ma’rifat pada-Mu
Matikanlah dia dalam syahid di jalan-Mu
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung
dan sebaik-baik penolong. Amin
Sampaikanlah kesejahteraan Yaa Allah,
pada junjungan kami Muhammad SAW,
keluarga, dan sahabat-sahabatnya,
dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.
Amien…

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Sungguh nikmat yang luar biasa dahsyat ketika kita bisa menjaga hati sehingga mampu merasakan hatiku surgaku, hati yang terjaga dari segala penyakitnya, hati yang salim, yang selamat, yang selalu dalam penjagaan dari Sang Maha Menjaga dan Menyaksikan. Kita hidup di bumi Allah maka yakin suatu saat kita akan kembali kepada Allah. Tentu kita sangat merindukan saat kembali kepada-Nya dengan membawa qalbun salim, itulah mengapa kita senantiasa berupaya untuk hidup seimbang mencari dan mengejar kebahagiaan dunia dan akhirat yang kesemuannya itu bisa kita raih ketika kita mampu untuk menjaga kesucian hati. Hati yang sehat yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat Allah, hati yang selalu sabar dan ridho dengan segala ujian yang diberikan oleh-Nya, baik ujian yang berupa kesenangan, kesedihan, diangkat dan diturunkan derajat, kelapangan, maupun kesempitan.

Hidup seimbang artinya bukan hanya mengejar kecantikan jasmani saja namun juga sangat memperhatikan kecantikan ruhani, kecantikan hati yang terpancar dari akhlak yang mulia dengan berpola hidup yang benar yang sesuai dengan pedoman hidup Alquran dan tuntunan rasul. Rasul menasehatkan bahwasanya dalam diri manusia terdapat segumpal darah, apabila ia baik maka sekujur tubuh akan baik, dan apabila ia buruk maka begitu pula sekujur tubuhnya, dan segumpal darah itu adalah qalbu.

Ketika kita hanya disibukkan dengan perawatan penampilan luar agar terlihat cantik namun jika hatinya buruk akan terpancar juga keluar keburukan itu. Cantik di luar namun ketika dipandang tidak menyejukkan pandangan karena sudah terkontaminasi dengan kesombongan, riya, dan ketidaksucian hati. Ada kalanya kita menemui seseorang yang mungkin penampilan fisik terlihat sederhana namun wajahnya bercahaya, tatapan mata yang teduh penuh kasih sayang ke sesama, hati yang mudah memaafkan jauh dari rasa dendam dan buruk sangka, maka tidak heran jika banyak orang lain yang menyukainya, menantikan keberadaannya karena selalu mendatangkan manfaat kepada sesama. Bukankah sudah dicontohkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang keindahan akhlak, yang senantiasa berbaik sangka kepada Allah, mensyukuri segala nikmat-Nya, dan bersabar dalam segala bentuk ujian-Nya. Jika kita ingin merasakan bahagia maka bercerminlah kepada hati. Jika hati masih ternodai dengan sifat sombong, dengki, tidak suka ketika orang lain mendapatkan kesenangan, dan bahagia ketika melihat orang lain mendapatkan kesusahan, maka bisa dipastikan hidup pun akan jauh dari kebahagiaan.

Orang yang hatinya terjaga kesuciannya maka terlihat ketika mendapatkan ujian musibah sekalipun ia masih mampu mengembangkan senyumnya penuh ketulusan dari hati karena ia yakin bahwasanya pasti ada hikmah yang telah disiapkan Allah di balik setiap ujian-Nya. Sebaliknya ketika mendapatkan ujian kenikmatan tidak serta membuat dirinya lupa diri dan mengendorkan kualitas keimanan dan kedekatannya dengan Sang Pemberi Kebahagiaan. Seringkali kita menemui seseorang yang merasa cukup merasa kaya meskipun hidupnya serba kekurangan menurut kita karena ia senantiasa sibuk mensyukuri nikmat yang ada , tidak sibuk melihat nikmat yang didapatkan oleh orang lain karena ia sangat yakin kepada Allah Yang Maha Adil dalam memberikan nikmat kepada setiap hamba-Nya. Hatinya merasa kaya dan sibuk bersyukur karena meskipun kekurangan harta tapi Allah masih mengamanahkan kesehatan yang tiada ternilai harganya. Ia bersyukur dengan segala keterbatasannya masih dikaruniai keluarga dan kemampuan untuk menafkahi mereka meskipun dengan hasil yang sangat sederhana sehingga keluarga yang terbina pun tumbuh menjadi keluarga yang ahli bersyukur. Meskipun dalam keadaan sakit tapi tetap bisa merasakan nikmat. Subhanallah.

Ketika kita semakin mendekatkan diri kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan untuk menjalani hidup secara seimbang. Kita dihidupkan di bumi Allah, maka hendaknya kita serius untuk hidup di jalan Allah karena kembali kepada Allah adalah suatu keniscayaan, dan Allah selalu serius dalam memperhatikan dan menjaga kita.

Bagaimanakah cara kita untuk mengetahui apakah hati kita menjadi surga kita?

Adalah dengan melakukan tafakur, perenungan dan waktu yang tepat untuk melakukan tafakur adalah di antara jeda antara tahajud dan subuh, dengan meluangkan sekitar 15-30 menit untuk bertafakur dan bermuhasabah diri mengenai apa yang sudah kita lakukan selama hari yang telah kita jalani. Jika kita menemukan banyak kesalahan itu artinya ahti kita belum benar, maka segerakan diri untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Lanjutkan dengan meminta kritik dan saran dari orang-orang di sekitar kita, bisa keluarga maupun teman terdekat kita mengenai kekurangan apa yang harus segera kita perbaiki. Kembali bercermin kepada hati dan tanyakan padanya sudahkan ia merasakan ketenangan dalam bersyukur. Rajinkan diri untuk berterima kasih kepada Allah, perbanyak dzikrullah karena hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. Segera kembalikan segala perkara kepad Allah Sang Penguasa Hati. Mulai lakukan segala sesuatu dengan meluruskan niat hanya karena Allah. Ketika kita bersungguh-sungguh dalam menjemput rizki-Nya, bersungguh-sungguh menjalankan rencana kita, jangan lupa bahwasanya Allah lah yang mengatur segalanya. Maka jadikan sabar dan syukur sebagai bekal kita agar hidup terselamatkan.

*Teruskan dengan melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya dengan ikhlas agar hati semakin ditenangkan. Bukankah ketika kita banyak melakukan kebohongan, mendzolimi orang lain, berbuat kerusakan, maka hatipun akan terasa sakit, karena hati berontak, menentang sesuatu yang bertentangan dengan fitrahnya. Hati akan berbicara bahwa ini salah ini benar ketika kita hendak mengerjakan sesuatu. maka jangan abaikan suara hati nurani kita agar hati mampu menangkah nur hidayah dari Allah sehingga mampu menerangi setiap langkah kehidupan kita.

*Perbaiki kualitas sholat kita, menjadi lebih khusyu dan tartil dalam membaca bacaan shalat. Yakin dari shalat yang kusyu’ maka aka nada kekuatan untuk mencegah diri dari berbuat keji dan mungkar, menghapuskan sifat buruk di dalam diri dan menggantinya dengan sifat-sifat yang baik. Perbaiki shalat mulai dari niat, takbir, bacaan suratnya, di saatt ruku’ dan sujud serta setiap detail gerakan sholat lainnya. Lakukan shalat di awal waktu dan ketika selesai lanjutkan dengan berdzikir dan berdoa kepada Allah agar diberikan hidayah. Yakin, dari shalat yang benar maka akan jauh dari sifat amarah dan jauh dari sifat-sifat lain yang tidak disukai Allah dan rasul-Nya.

* Berbanyak tilawah Quran karena sesungguhnya Alquran adalah Asy-Syifa. Bacalah alquran dengan tartil baik di pagi, siang, sore, maupun malam hari agar hati pun semakin dilembutkan. Sifat keras yang ada dalam diri lambat laun akan lembut dan menjadi semakin baik dengan iman yang benar sehingga hidup pun akan terasa membahagiakan.

*Pandai-pandailah menempatkan diri dalam pergaulan. Jika lingkungan di sekitar kita masih banyak yang suka ghibah maka jika ada kemampuan upayakan untuk menasehati mereka, namun jika kondisi tidak memungkinkan maka berikan keteladanan yang baik dan doakan mereka agar berubah menjadi lebih baik. Jangan sibukkan diri untuk memikirkan kejelekan mereka. Sungguh orang yang tersiksa adalah orang yang setiap saat sibuk memikirkan kejelekan orang lain dan tidak mengembalikan semua urusan kepada Allah. Maka segerakan diri untuk berdoa agar Allah senantiasa memberikan jalan kepada kita untuk bisa terus meningkatkan kualitas diri dalam menjalani kehidupan.

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
(Al-Isra’, QS. 17:72)

(89) kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (90) dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa,
(Asy-Syuara, QS. 26: 89-90)

Dalam setiap ikhtiar kita haruslah menurut syariat yang dibenarkan agama, banyakkan diri curhat kepada Allah, jalin silaturahim dengan ahlinya, yaitu ahli dalam mengupas isi kandungan Alquran dan ahli dalam pengamalannya sehingga ketika memberikan solusi pun adalah sesuai dengan yang disyariatkan rasul yang banyak mengandung kebaikan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Sesungguhnya orang yang jauh dari aturan Allah maka hidupnya tidak akan merasakan kebahagiaan yang hakiki. Oleh karenanya, hiduplah bersama Allah, melakukan segala yang diperintahkan dan disukai-Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan dan dibenci oleh-Nya, tunduk atas aturan Allah dan berupayalah untuk mencontoh suri tauladan kita Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar kita meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ya Allah, aku mohon padaMu,
izinkanlah aku untuk bisa mencintaiMu sepenuhnya..
supaya Engkaupun mencintaiku..

Ya Allah.. aku hanya ingin kasih sayangMu..
belaian lembut tanganMu...pelukanMu..
tak ada yang indah selain Engkau, ya Rabb.

Ya Allah aku akan selalu berusahaa...
berusahaa... !! untuk mendapatkan cinta dan RidhoMu...
akan ku jawab selalu panggilanMu ya Allah..

Tidak ada komentar