Positive Thingking (Berpikir Positif)



Positive thinking is a mental attitude that admits into the mind thoughts, words and images that are conductive to growth, expansion and success. It is a mental attitude that expects good and favorable results. A positive mind anticipates happiness, joy, health and a successful outcome of every situation and action. Whatever the mind expects, it finds.

Not everyone accepts or believes in positive thinking. Some consider the subject as just nonsense, and others scoff at people who believe and accept it. Among the people who accept it, not many know how to use it effectively to get results. Yet, it seems that many are becoming attracted to this subject, as evidenced by the many books, lectures and courses about it. This is a subject that is gaining popularity.

It is quite common to hear people say: "Think positive!", to someone who feels down and worried. Most people do not take these words seriously, as they do not know what they really mean, or do not consider them as useful and effective. How many people do you know, who stop to think what the power of positive thinking means?

The following story illustrates how this power works:
Allan applied for a new job, but as his self-esteem was low, and he considered himself as a failure and unworthy of success, he was sure that he was not going to get the job. He had a negative attitude towards himself, and believed that the other applicants were better and more qualified than him. Allan manifested this attitude, due to his negative past experiences with job interviews.

His mind was filled with negative thoughts and fears concerning the job for the whole week before the job interview. He was sure he would be rejected. On the day of the interview he got up late, and to his horror he discovered that the shirt he had planned to wear was dirty, and the other one needed ironing. As it was already too late, he went out wearing a shirt full of wrinkles.

During the interview he was tense, displayed a negative attitude, worried about his shirt, and felt hungry because he did not have enough time to eat breakfast. All this distracted his mind and made it difficult for him to focus on the interview. His overall behavior made a bad impression, and consequently he materialized his fear and did not get the job.

Jim applied for the same job too, but approached the matter in a different way. He was sure that he was going to get the job. During the week preceding the interview he often visualized himself making a good impression and getting the job.

In the evening before the interview he prepared the clothes he was going to wear, and went to sleep a little earlier. On day of the interview he woke up earlier than usual, and had ample time to eat breakfast, and then to arrive to the interview before the scheduled time.

He got the job because he made a good impression. He had also of course, the proper qualifications for the job, but so had Allan.

What do we learn from these two stories? Is there any magic employed here? No, it is all natural. When the attitude is positive we entertain pleasant feelings and constructive images, and see in our mind's eye what we really want to happen. This brings brightness to the eyes, more energy and happiness. The whole being broadcasts good will, happiness and success. Even the health is affected in a beneficial way. We walk tall and the voice is more powerful. Our body language shows the way you feel inside.

Positive and negative thinking are both contagious.
All of us affect, in one way or another, the people we meet. This happens instinctively and on a subconscious level, through thoughts and feelings transference, and through body language. People sense our aura and are affected by our thoughts, and vice versa. Is it any wonder that we want to be around positive people and avoid negative ones? People are more disposed to help us if we are positive, and they dislike and avoid anyone broadcasting negativity.

Negative thoughts, words and attitude bring up negative and unhappy moods and actions. When the mind is negative, poisons are released into the blood, which cause more unhappiness and negativity. This is the way to failure, frustration and disappointment.


Practical Instructions
In order to turn the mind toward the positive, inner work and training are required. Attitude and thoughts do not change overnight.

Read about this subject, think about its benefits and persuade yourself to try it. The power of thoughts is a mighty power that is always shaping our life. This shaping is usually done subconsciously, but it is possible to make the process a conscious one. Even if the idea seems strange give it a try, as you have nothing to lose, but only to gain. Ignore what others might say or think about you, if they discover that you are changing the way you think.

Always visualize only favorable and beneficial situations. Use positive words in your inner dialogues or when talking with others. Smile a little more, as this helps to think positively. Disregard any feelings of laziness or a desire to quit. If you persevere, you will transform the way your mind thinks.

Once a negative thought enters your mind, you have to be aware of it and endeavor to replace it with a constructive one. The negative thought will try again to enter your mind, and then you have to replace it again with a positive one. It is as if there are two pictures in front of you, and you choose to look at one of them and disregard the other. Persistence will eventually teach your mind to think positively and ignore negative thoughts.

In case you feel any inner resistance when replacing negative thoughts with positive ones, do not give up, but keep looking only at the beneficial, good and happy thoughts in your mind.

It does not matter what your circumstances are at the present moment. Think positively, expect only favorable results and situations, and circumstances will change accordingly. It may take some time for the changes to take place, but eventually they do.

Another method to employ is the repetition of affirmations. It is a method which resembles creative visualization, and which can be used in conjunction with it. It is the subject of another article on this website.

The other articles at this website, about the power of concentration, will power, self-discipline and peace of mind also contribute to the development of a positive mind, and are recommended for reading and practicing.
by Remez Sasson

Translate :
Berpikir positif adalah sikap mental yang mengakui ke dalam pikiran pikiran, kata-kata dan gambar yang konduktif untuk pertumbuhan, ekspansi dan kesuksesan. Ini adalah sikap mental yang baik dan mengharapkan hasil yang baik. Pikiran positif mengantisipasi kebahagiaan, kegembiraan, kesehatan dan hasil yang sukses dari setiap situasi dan tindakan. Apa pun pikiran berharap, yang ditemukan.

Tidak semua orang menerima atau percaya dalam berpikir positif. Beberapa orang menganggap subjek sebagai hanya omong kosong, dan lain-lain mengejek orang-orang yang percaya dan menerimanya. Di antara orang-orang yang menerimanya, tidak banyak yang tahu bagaimana menggunakannya secara efektif untuk mendapatkan hasil. Namun, tampaknya banyak yang menjadi tertarik pada subjek ini, sebagaimana dibuktikan oleh banyak buku, ceramah dan kursus-kursus tentang hal itu. Ini adalah topik yang populer.

Hal ini cukup sering mendengar orang berkata: "Berpikir positif!", Untuk seseorang yang merasa turun dan khawatir. Kebanyakan orang tidak menganggap serius kata-kata ini, karena mereka tidak tahu apa yang mereka sungguh-sungguh, atau tidak menganggap mereka sebagai bermanfaat dan efektif. Berapa banyak orang yang Anda tahu, yang berhenti untuk berpikir apa kekuatan berpikir positif berarti?

Kisah berikut ini menggambarkan bagaimana kekuatan ini bekerja:
Allan melamar pekerjaan baru, tetapi karena harga dirinya rendah, dan ia menganggap dirinya sebagai suatu kegagalan dan tidak pantas sukses, ia yakin bahwa ia tidak akan mendapatkan pekerjaan. Dia memiliki sikap negatif terhadap dirinya sendiri, dan percaya bahwa para pelamar lain yang lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan dia. Allan diwujudkan sikap ini, karena pengalaman masa lalu yang negatif dengan wawancara kerja.

Pikirannya dipenuhi dengan pikiran negatif dan ketakutan tentang pekerjaan untuk seluruh minggu sebelum wawancara kerja. Dia yakin ia akan ditolak. Pada hari wawancara ia bangun terlambat, dan dengan ngeri ia menemukan bahwa kemeja ia telah merencanakan untuk memakai kotor, dan yang lain diperlukan menyetrika. Seperti yang sudah terlambat, ia pergi keluar mengenakan kemeja penuh keriput.

Selama wawancara ia tegang, menunjukkan sikap negatif, khawatir tentang kemeja, dan merasa lapar karena ia tidak punya cukup waktu untuk sarapan pagi. Semua ini terganggu pikirannya dan membuatnya sulit baginya untuk fokus pada wawancara. Nya perilaku keseluruhan membuat kesan buruk, dan akibatnya ia muncul rasa takut dan tidak mendapatkan pekerjaan.

Jim diterapkan untuk pekerjaan yang sama juga, tetapi mendekati masalah dengan cara yang berbeda. Dia yakin bahwa dia akan mendapatkan pekerjaan. Selama seminggu sebelum wawancara ia sering membayangkan dirinya membuat kesan yang baik dan mendapatkan pekerjaan.

Pada malam sebelum wawancara ia menyiapkan pakaian yang akan dipakai, dan tidur lebih awal. Pada hari wawancara ia bangun lebih awal dari biasanya, dan punya banyak waktu untuk sarapan pagi, dan kemudian datang untuk wawancara sebelum waktu yang dijadwalkan.

Dia mendapat pekerjaan karena ia membuat kesan yang baik. Dia juga tentu saja, kualifikasi yang tepat untuk pekerjaan, tapi begitu sudah Allan.

Apa yang kita pelajari dari kedua kisah? Apakah ada sihir yang bekerja di sini? Tidak, itu semua wajar. Ketika sikap positif kita menghibur perasaan menyenangkan dan konstruktif gambar, dan melihat dalam mata pikiran kita apa yang kita inginkan terjadi. Ini membawa kecerahan mata, lebih banyak energi dan kebahagiaan. Seluruh sedang siaran akan baik, kebahagiaan dan kesuksesan. Bahkan kesehatan dipengaruhi dalam cara yang menguntungkan. Kami berjalan tinggi dan suara yang lebih kuat. Bahasa tubuh kita menunjukkan cara Anda merasa di dalam.

Berpikir positif dan negatif sama-sama menular.
Mempengaruhi kita semua, dalam satu cara atau lain, orang-orang yang kita temui. Hal ini terjadi secara naluri dan pada tingkat bawah sadar, melalui pikiran dan perasaan transferensi, dan melalui bahasa tubuh. Orang merasa aura dan kita dipengaruhi oleh pikiran kita, dan sebaliknya. Apakah mengherankan bahwa kita ingin berada di dekat orang-orang yang positif dan menghindari pikiran negatif? Orang lebih cenderung untuk membantu kita jika kita positif, dan mereka membenci dan menghindari orang penyiaran negatif.

Pikiran negatif, kata-kata dan sikap membesarkan negatif dan tidak bahagia suasana hati dan tindakan. Ketika pikiran negatif, racun yang dilepaskan ke dalam darah, yang menyebabkan lebih banyak ketidakbahagiaan dan negatif. Ini adalah cara untuk kegagalan, frustrasi dan kekecewaan.


Petunjuk Praktis
Dalam rangka untuk mengubah pikiran ke arah positif, batin dan pelatihan yang diperlukan. Sikap dan pikiran tidak berubah dalam semalam.

Baca tentang subjek ini, pikirkan tentang manfaat dan meyakinkan diri sendiri untuk mencobanya. Kekuatan pikiran adalah sebuah kekuatan perkasa yang selalu membentuk hidup kita. Ini biasanya dilakukan membentuk bawah sadar, tapi mungkin untuk membuat proses sadar satu. Bahkan jika gagasan tampak aneh mencobanya, karena Anda tidak akan rugi, tapi hanya untuk memperoleh. Mengabaikan apa yang orang lain mungkin berkata atau berpikir tentang Anda, jika mereka menemukan bahwa Anda mengubah cara Anda berpikir.

Selalu hanya memvisualisasikan situasi yang menguntungkan dan bermanfaat. Gunakan kata-kata positif dalam dialog batin Anda atau ketika berbicara dengan orang lain. Smile sedikit lebih, karena hal ini membantu untuk berpikir positif. Mengabaikan setiap perasaan kemalasan atau keinginan untuk berhenti. Jika Anda bertekun, Anda akan mengubah cara pikiran Anda berpikir.

Sekali pikiran negatif memasuki pikiran Anda, Anda harus menyadari hal itu dan berusaha untuk menggantikannya dengan yang konstruktif satu. Pikiran negatif akan mencoba lagi untuk memasuki pikiran Anda, dan kemudian Anda harus menggantinya lagi dengan yang positif. Seolah-olah ada dua gambar di depan Anda, dan Anda memilih untuk melihat salah satu dari mereka dan mengabaikan yang lain. Kegigihan akhirnya akan mengajarkan pikiran Anda untuk berpikir positif dan mengabaikan pikiran negatif.

Jika anda merasakan adanya perlawanan batin ketika mengganti pikiran negatif dengan yang positif, jangan menyerah, tapi tetap hanya melihat manfaat, baik dan pikiran bahagia dalam pikiran Anda.

Tidak peduli apa keadaan Anda pada saat sekarang. Berpikir positif, hanya mengharapkan hasil yang baik dan situasi, dan keadaan akan berubah dengan sendirinya. Mungkin diperlukan beberapa waktu untuk perubahan terjadi, tetapi akhirnya mereka lakukan.

Metode lain untuk mempekerjakan adalah pengulangan afirmasi. Ini adalah metode yang mirip visualisasi kreatif, dan yang dapat digunakan bersama-sama dengan itu. Ini adalah subyek dari artikel lain di website ini.

Artikel lainnya di website ini, tentang kekuatan konsentrasi, kekuatan kehendak, disiplin diri dan ketenangan pikiran juga berkontribusi pada pengembangan pikiran positif, dan dianjurkan untuk membaca dan berlatih.


10 Ciri Orang yang Berpikir Positif
Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.
1. Melihat masalah sebagai tantangan
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
2. Menikmati hidupnya
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak
'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya
Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu
Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.
8. Menggunakan bahasa positif
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat."
9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.
10. Peduli pada citra diri Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam. (hannie k.wardhanie)


Tips Menuju Sukses : Berpikiran Positif
Percaya atau tidak, sikap kita adalah cermin masa lampau kita, pembicara kita di masa sekarang dan merupakan peramal bagi masa depan kita. Maksudnya apa ? Ya, bahwa kondisi masa lalu, sekarang dan masa depan kita dapat tercermin dari bagaimana sikap kita sehari-hari. Camkan satu hal, sikap kita merupakan sahabat yang paling setia, namun juga bisa menjadi musuh yang paling berbahaya.

Bagaimana sikap mental kita adalah sebuah pilihan; positif ataukah negatif.
W.W. Ziege pernah berkata.”Tak akan ada yang dapat menghentikan orang yang bermental positif untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, tak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat membantu seorang yang sudah bermental negatif.

Jika kita seorang yang berpikiran positif, kita pasti mampu menghasilkan sesuatu. Kita akan lebih banyak berkreasi daripada bereaksi. Jelasnya, kita lebih berkonsentrasi untuk berjuang mencapai tujuan-tujuan yang positif daripada terus saja memikirkan hal-hal negatif yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kehidupan dan kebahagiaan seseorang tidaklah bisa diukur dengan ukuran gelar kesarjanaan, kedudukan maupun latar belakang keluarga. Yang dilihat adalah bagaimana cara berpikir orang itu. Memang kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir.
Ingat perkataan Robert J. Hasting, “Tempat dan keadaan tidak menjamin kebahagiaan. Kita sendirilah yang harus memutuskan apakah kita ingin bahagia atau tidak. Dan begitu kita mengambil keputusan, maka kebahagiaan itu akan datang”.

Dengan bersikap positif bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.

Dari beberapa buku yang saya baca beberapa tips berikut terbukti cukup membantu. Cobalah untuk menjalankan kegiatan-kegiatan berikut ini sebanyak mungkin dalam hidup kita. Sebagaimana untuk mencapai hal-hal lainnya, untuk menjadi seorang yang berpikiran positif, prosesnya harus dilakukan secara terus-menerus :
1. Pilihlah sebuah kutipan yang bernada positif setiap minggunya dan tulislah kutipan tadi pada selembar kartu berukuran 3 x 5. bawalah kartu tadi setiap hari selama seminggu. Baca dan camkanlah kutipan tadi secara berkala dalam sehari dan jadikan afirmasi, misalnya di meja kerja Anda, di dashboard mobil, atau di cermin kamar mandi. Jadikanlah setiap kutipan tersebut bagian pemikiran Anda selama seminggu itu.

Contoh :
“Seorang pemimpin yang baik adalah yang bisa membesarkan semangat dan harapan-harapan kepada anak buahnya.” (Napoleon Bonaparte). “Hari ini saya ingin menolong orang sebanyak mungkin” (Harry Bullis)
2. Pilihlah seseorang yang dalam hidup Anda yang Anda anggap berpikiran negatif. Cobalah cari hal-hal yang positif dalam diri orang itu dan ubahlah pikiran-pikiran negatif Anda mengenai orang tersebut dengan hal-hal positif tadi. Sebagai orang beragama, tolong doakan pula orang tersebut dengan hal-hal positif tadi dan mohonlah agar Tuhan menolongnya.
3. Pilih satu hari istimewa dalam seminggu dan jadikanlah hari itu sebagai “hari 10″. Bangunlah pada pagi hari dan yakinlah bahwa setiap orang yang akan Anda temui bernilai “10″, dan perlakukanlah mereka secara demikian. Anda pasti akan heran sendiri melihat tanggapan yang akan Anda peroleh dari orang-orang yang selama ini Anda anggap remeh.
4. Tandai suatu hari dalam seminggu sebagai “hari berpikiran positif.” Hapuslah kata-kata “tidak dapat,” “tidak pernah,” atau kata-kata lain yang senada, usahakan agar Anda menemukan cara untuk mengatakan apa yang bisa Anda lakukan.
5. Paling tidak sekali dalam seminggu, carilah suatu kesempatan untuk bisa memberi kepada orang lain dengan tulus. Lakukanlah suatu yang khusus pada suami/istri ataupun anak-anak Anda. Berbuatlah suatu kebaikan pada seseorang yang belum Anda kenal.

Siapa yang ingin sukses ?
Kuncinya jangan pernah sekali-kali berpikiran negatif !
Buang jauh-jauh hal-hal negatif; juga kalimat-kalimat negatif dari pikiran Anda !
Jangan pernah ada lagi kalimat-kalimat seperti :
“Pasti gagal;
Kami belum pernah melakukannya;
Kami tak sanggup melakukannya;
Saya belum siap melakukannya;
Itu bukan tanggung jawab kami; dan sebagainya”.
Selamat mencoba, dan …..
Semoga sukses senantiasa bersama kita yang selalu berusaha maksimal menggapainya.


Pelajaran Berpikir Positif dari Surat Adh-Dhuha
Oleh: Agung Yulianto
Surat Adh-Dhuha memberikan pengajaran dengan sangat mendalam tentang Berpikir Positif. Di lain pihak, Shalat Sunnah Dhuha banyak dianggap sebagai Shalat Sunnah mohon rezki. Lantas apa hubungan dari hal itu semua?

Arti dari Dhuha adalah saat matahari naik di pagi hari. Oleh karena itu waktu ideal melaksanakan shalat Dhuha adalah ketika matahari naik sepenggalan atau sekitar pukul 8, walaupun diperkenankan sejak matahari mulai terbit (sekitar pukul 6.00 s.d 6.30).

Surat ini dimulai dengan qasam (sumpah) dengan huruf wâw (و) dan dhuhâ (ضُحَى) sebagai muqsamu bih-nya (مُقْسَمٌ بِهِ, obyek yang digunakan untuk bersumpah). Pendapat yang berlaku di kalangan ulama terdahulu mengatakan bahwa sumpah al-Qur’an dengan wâw mengandung makna pengagungan terhadap muqsamu bih (مُقْسَمٌ بِهِ). Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa sumpah Allah dengan sebagian makhluk-Nya menunjukkan bahwa ia termasuk tanda-tanda kekuasaan-Nya yang besar. Menurut Muhammad Abduh, sumpah dengan dhuhâ (cahaya matahari di waktu pagi) dimaksudkan untuk menunjukkan pentingnya dan besarnya kadar kenikmatan di dalamnya. Berarti pada saat matahari naik di pagi hari (Dhuha) dan pada saat sunyinya malam ada rahasia penting tentang nikmat Allah di dalamnya.

Mari kita renungkan satu persatu lanjutan ayat-ayatnya.
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
“Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu”

Para mufassir sepakat bahwa latar belakang turunnya surat ini adalah keterlambatan turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW Keadaan ini dirasakan berat oleh Rasul, sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa Muhammad SAW telah ditinggalkan oleh Tuhan nya dan dibenci-Nya.

Ayat ini memberikan taujih (arahan) kepada Rasulullah SAW agar tetap berpikir positif kepada Allah SWT, dan tidak menduga-duga hal negatif atau hal buruk seperti yang ada di pikiran orang-orang munafik dan musyrik.

وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ
“dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk…” (QS. 48 ayat 6)

Jika pun hidup kita berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Yakinlah hari-hari kemudian akan lebih baik dari hari-hari sekarang dan hari-hari yang telah lalu.

وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)”

Berprasangka baiklah Allah SWT akan memberikan karunia dan rahmat yang besar di hari-hari esok, dan JANGAN BERPUTUS ASA!

اِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْفَأَلَ و يَكْرَهُ التَّسَاؤُم
“Sesungguhnya Allah mencintai sikap optimis dan membenci sikap putus asa” (Hadits)
Kalaupun sepanjang hidup kita di dunia selalu dalam kesulitan dan kesempitan, kita tetap berpikir positif bahwa kelimpahan dan kenikmatan akan Allah berikan kepada kita di Hari Akhirat. Maka orang yang bisa berpikir positif seperti itu, tetap tersenyum bahagia dalam menjalankan kehidupan sulitnya di dunia.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas”

Optimis dan yakin berjumpa Allah di hari Akhir nanti dan mendapatkan limpahan karunia-Nya yang tak terkira, sungguh akan memuaskan hati kita. Karunia Allah kepada penduduk dunia seperti air menetes dari jari yang dicelupkan ke lautan, dibandingkan karunia Allah di hari Akhirat yang seluas lautan itu sendiri.

Bagaimana agar kita selalu berpikir positif? Ingatlah semua nikmat-nikmat Allah yang jika kita hitung tentu tidak akan sanggup.

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ, وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ, وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?”

Ingat, renungkan rasakan betapa luas nikmat Allah kepada kita. Apa nikmat Allah yang paling Anda syukuri? Di antaranya adalah, Anda bisa melihat tulisan ini, yang melibatkan kerja milyaran sel, prajurit-prajurit Allah SWT. Bagaimana jika sel-sel itu tidak bekerja?

Yuk kita bersyukur dengan lisan, pikiran dan perasaan. Nikmat sekecil apapun! Dengan lisan ucapkan “Alhamdulillah”, didukung dengan pikiran dan perasaan kita. Sampaikan rasa terima kasih tak berhingga seperti seorang pengemis yang berhari-hari kekurangan makan dan diberi makan oleh seorang kaya, seperti seorang pasien yang sudah berbulan-bulan menderita sakit dan disembuhkan dengan bantuan seorang dokter. Yang Allah berikan kepada kita lebih dari orang kaya dan dokter tersebut di atas, namun mengapa kita lupa mengucapkan terima kasih kepada-Nya? Pantas jika Allah belum menambah nikmat kepada kita, nikmat-nikmat yang lalu saja belum kita syukuri sebagaimana mestinya.

Kalaupun ada kesulitan dan kekurangan dalam hidup kita, tetap saja karunia dan kelimpahan dari Allah masih jauh lebih besar. Lihatlah ke bawah, orang-orang yang lebih susah dari kita, lebih sakit dari kita, lebih miskin dari kita. Jangan selalu melihat ke atas. Melihat ke bawah akan menghaluskan jiwa, melembutkan perasaan, menghidupkan syukur dan mengobati stress, ketidakpuasan dan putus asa.

Setelah bersyukur dengan lisan, pikiran dan perasaan, syukur sejati adalah syukur dengan ‘amal.
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ, وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.”

Seorang yang bersyukur akan memanfaatkan nikmat-nikmat yang diperolehnya untuk ibadah, amal shalih, dan perbuatan baik terhadap sesama. Itulah yang dimaksud dalam ayat pamungkas surat ini :
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. Wallahu a’lam.


Berpikir Positif
Penulis : Hifizah Nur
“Hounto ni dekimasu ka?” Seorang teman memandang saya dengan tidak percaya ketika saya berusaha melakukan sesuatu yang dianggapnya tidak sesuai dengan kemampuan saya. Pikiran negatif semacam itu sering kali hinggap dalam kepala kita ketika kita dihadapkan dalam situasi yang menurut sebagian besar orang terlampau sulit untuk kita jalani. Renungkanlah, berapa sering kita berpikir seperti ini, “ Saya merasa tidak akan sanggup melewati ini, masalahnya terlalu berat, kerusakan yang terjadi begitu banyak, saya akan gagal.” Pikiran negatif yang sering kali merusak daya juang kita, sehingga kita kalah sebelum bertanding, menyerah sebelum melakukan usaha terbaik yang dapat kita lakukan.

Seorang muslimah mualaf Jepang, berusia lebih dari 50 tahun, dalam waktu 3 tahun sudah lancar membaca Al-Qur’an disertai dengan tajwid yang baik. Itu dapat terjadi karena ketekunannya mengikuti program iqra’ sepekan sekali dan usaha yang sungguh-sungguh berlatih di rumah. Padahal, pengucapan lafal bahasa Arab merupakan sesuatu yang sulit untuk orang Jepang kebanyakan dan juga untuk kita yang terlahir sebagai muslim.

Kasus lain yang pernah saya dapatkan, seorang teman pada awalnya merasa tidak PD dengan kemampuannya berbicara di depan orang banyak. Harus berulang kali mendorongnya untuk melakukan hal itu. Ketika ia akhirnya mau mencoba, ia terkejut dengan kemampuannya sendiri. Ternyata, dengan persiapan yang matang, dia mampu menyampaikan apa yang ia pikirkan dengan baik. Satu kesuksesan yang merubah cara pandangnya terhadap kemampuannya.

Sering kita tidak mengetahui, bahwa kemampuan kita jauh melebihi apa yang kita pikirkan selama ini, dan dalam kondisi terpaksa, kemampuan itu ternyata keluar dan mengejutkan kita. Contohnya seorang teman yang suaminya tidak mendapat beasiswa di Jepang, berusaha mencari kerja untuk sekedar menyambung hidup keluarga yang memiliki dua anak balita ini. Dia muslimah, berjilbab, dengan dua anak yang masih membutuhkan perhatian penuh. Awalnya tidak ada yang percaya dia akan mendapatkan pekerjaan dengan tetap mempertahankan jilbabnya. Selain itu, mengikuti gaya kerja orang Jepang yang sangat ketat dalam masalah waktu dan kerasnya jenis pekerjaan membuat setiap orang Indonesia, bahkan yang lelaki pun, banyak mengeluh tidak sanggup menjalaninya. Tapi ternyata muslimah ini sanggup melakukannya, dan tetap menjalankan amanahnya, sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai staf di salah satu organisasi muslimah di Jepang, dengan baik. Itulah hasil dari berpikir positif. Saya pasti mampu, saya akan mencobanya, saya tidak akan menyerah sampai titik juang terakhir.

Rasa percaya diri seseorang, sadar atau tidak, sangat dipengaruhi oleh positif atau negatifnya ia dalam memandang kehidupan. Dan cara pandang ini jugalah yang membuat seseorang itu aktif atau pasif, antusias atau tidak dalam menjalani kehidupan. Kalau kita perhatikan di sekitar kita, banyak sekali kita menemui dua tipe ini. Ada orang yang selalu bersemangat, begitu gembira memandang hidup, selalu bersemangat mengatasi masalah-masalah yang ada di hadapannya. Orang seperti ini memiliki energi positif yang dipengaruhi oleh cara pandangnya yang positif terhadap sesuatu. Bandingkanlah dengan orang yang selalu mengeluh, selalu bersedih, semua hal yang dialaminya dinilai secara negatif. Orang semacam ini dipenuhi oleh energi negatif yang dipengaruhi oleh cara pandang yang negatif terhadap kehidupan.

Lalu, apa yang membuat seseorang bisa memiliki pola pikir yang positif?

Pola asuh orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan pola pikir positif ini. Mungkin sering kita melarang anak kita yang ingin melakukan sesuatu, dengan cara seperti ini, “Jangan, kamu tidak bisa, masih kecil," atau “Jangan, bahaya, nanti kamu jatuh," atau banyak larangan-larangan lain yang sebenarnya merupakan wujud kekhawatiran kita, namun ternyata kalau kita selalu melakukannya, akan membentuk konsep diri yang negatif pada anak; saya tidak bisa, saya masih kecil, saya pasti jatuh kalau naik ke atas meja. Akhirnya anak memandang dirinya orang yang tidak mampu melakukan sesuatu dan anak belajar untuk menjadi tidak berdaya dalam menghadapi kehidupan. Mungkin kalau kita melakukan larangan dengan cara yang berbeda, akan berdampak sebaliknya, misalnya, ”Hati-hati ya, nak. Meja itu masih terlalu tinggi untuk kamu, nanti jatuh kalau naik ke atas,” atau “Nanti kalau kamu sudah lebih besar, ibu yakin, kamu bisa melakukannya. Sekarang jangan dulu ya.” Sering juga kita mendengar orang Jepang menyemangati anaknya dengan cara “Ganbatte ne, ki o tsukete kudasai,” kata-kata yang menantang harga diri anak untuk bisa melakukan hal terbaik yang bisa ia lakukan.

Hal lain yang mempengaruhi cara pandang seseorang adalah feedback dari lingkungan, seperti guru atau orang dewasa di sekitarnya atau teman. Sering kali lingkungan kita tidak bisa mentolerir suatu kesalahan yang dibuat oleh seseorang. Padahal kesalahan itu adalah sesuatu yang lumrah dan biasa terjadi pada setiap orang, apalagi kalau ia masih kecil. Kesalahan adalah bagian dari proses belajar, tidak ada seorang pun yang tidak pernah berbuat salah, namun lingkungan sangat menentukan apakah proses belajar ini akan diteruskan ketika seseorang berbuat salah atau berhenti karena dihujat, dicemooh, atau diasingkan dari pergaulan. Di zaman Rasulullah, ada orang yang melakukan kesalahan, lalu dihukum, kemudian kembali beraktivitas di dalam masyarakat seperti biasa.

Hal terakhir yang paling penting dalam mempengaruhi pola pikir seseorang, adalah keimanan. Ya, keimanan. Di dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah (QS. 39 : 59, 12 : 87), masih ada waktu untuk memperbaharui diri, menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam hadits disebutkan, segala sesuatu itu baik bagi setiap muslim. Kalau yang menimpa dirinya adalah suatu musibah, maka ia berpikir positif bahwa yang ia alami adalah ujian, dan ia bersabar dan berusaha mengatasinya. Bila yang ia alami adalah kesenangan, maka ia bersyukur dan berusaha untuk menjadi muslim yang lebih baik agar Allah menambahkan nikmat untuknya. Jadi, berpikir positif ini adalah masalah keimanan, yang membuat seorang muslim selalu aktif bergerak dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Berikut ada beberapa tips agar kita bisa selalu berpikir positif;
1. Kuatkan Komitmen. Komitmen untuk meningkatkan keimanan, komitmen untuk selalu belajar, komitmen kepada keluarga, teman, dan mahluk Allah yang lain. Hargai diri sendiri dan orang lain, impikan kesuksesan, dan bersemangatlah.
2. Tetaplah Melakukan Kontrol Diri. Fokus pada hal-hal penting, tetapkan tujuan dan prioritas. Bayangkanlah sesuatu sebelum berbuat. Misalnya, bila kita akan berbicara di depan orang banyak, bayangkanlah kita sedang berada di hadapan mereka, bayangkan apa yang kita bicarakan sesuai dengan apa yang kita rancang, bayangkan pertayaan-pertanyaan yang mungkin diajukan. Dengan begitu, kita menyiapkan kesuksesan. Belajarlah untuk rileks, nikmati kesuksesan, dan jujurlah dengan diri sendiri.
3. Berubahlah, dan Tingkatkan Kualitas Diri Setiap Hari. Misalnya dalam hal ibadah kita, sudahkah ada peningkatan kualitas dan kuantitas dalam bacaan Al-Qur’an kita, shalat-shalat sunnah kita, atau adakah kebiasaan baik baru yang sudah kita lakukan jika dibandingkan setahun lalu. Lakukan yang terbaik dan janganlah selalu melihat ke belakang. Pandanglah belajar dan berubah sebagai sesuatu tantangan. Cobalah hal baru, pertimbangkan berbagai pilihan, temuilah hal-hal baru, banyaklah bertanya tentang sesuatu yang kita tidak tahu, jagalah kesehatan fisik dan mental kita, optimislah.

Hounto ni dekimasuka? : Apa benar, kamu bisa?
Ganbatte ne : Selamat berusaha ya.
Ki o tsukete kudasai : Hati-hati ya.


9 Teknik Untuk Berhenti Berfikir Negatif
Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut…

Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung.

Jessica Padykula menyarankan sembilan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut :
1. Hidup di saat ini.
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.

2. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.

3. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.

4. Jangan berdiam diri.
Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.

5. Fokus pada hal-hal positif.
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti ‘hari ini cerah’ atau ‘makan sore hari ini menakjubkan’. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.

6. Bergeraklah
Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.

7. Hadapi rasa takutmu
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.

8. Coba hal-hal baru
Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran ‘ya, tapi…’. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.

9. Ubah cara pandang
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.

Tidak ada komentar