Sesungguhnya Ini Bukanlah Ujian, Tetapi Sebuah Kesempatan Besar...

Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah

Bismillahirrahmanirrahim.
Tuhan membawa pelajaran (Hikmah) kepada kita melalui berbagai cara. Seseorang bisa mendapatkan pelajaran melalui anaknya, ada yang melalui istrinya, ada juga yang melalui perkerjaannya. Dengan banyak jalan Tuhan memberikan kita pelajaran. Jadi, setiap saat kita berhadapan dengan sebuah masalah atau kesulitan, kita perlu menerimanya karena dengannya kita telah diangkat menuju langkah yang lebih tinggi. Setiap hal yang menyebabkan sakit atau penderitaan atau kekhawatiran, kita perlu menyadari bahwa Tuhan telah merancang hal tersebut untuk menaikkan langkah kita ke tinggkat yang lebih tinggi. Melalui kehidupan , Dia selalu memberikan kita hikmah sehingga dengannya, satu per satu, kita bisa naik menuju 99 langkah[1].

Sayangnya, kita cendrung berpikir bahwa situasi seperti ini adalah musibah, lalu kita menderita dan mengeluh. Sebuah pelajaran bisa datang melalui berbagai bentuk – problem ditempat kerja, masalah menyangkut gelar atau ketenaran, pertanyaan tentang kasta atau suku, masalah politik, atau melalui kelaparan, sakit, atau wabah penyakit. Tetapi setiap hal ini merupakan kesempatan bagi kita untuk menaiki derajat kecintaan kita kepada Tuhan. Ini adalah suatu kesempatan untuk menguatkan keimanan kita kepadaNya dan memperoleh sifat-sifatNya.

Untuk itu, kita seharusnya tidak mengkritik Tuhan, mengatakan, “Dia memberiku terlalu banyak masalah!” Kita perlu menyadari bahwa melalui setiap masalah Dia mencoba untuk mengangkat kita dari keterpurukan, keadaan yang tidak stabil yang kita tempati saat ini dan menempatkan kita pada langkah yang lebih tinggi, langkah yang akan menguatkan iman dan rasa syukur kita, dimana kita menjadikannya sebagai tempat berpijak.

Jangan pernah berpikir Tuhan mengujimu. Itu bukanlah caraNya. Selalu berpikir apapun yang datang adalah kesempatan Tuhan untuk mengangkatmu. Lihatnya seperti itu dan berpikirlah, “Hal ini terjadi untuk menunjukkan aku sesuatu, untuk menjelaskan sesuatu kepadaku.”

Jadi panjatlah. Panjatlah menuju langkah berikutnya dengan keimanan, kesabaran, dan keihklasan. Jika kau berhasil dalam melakukan semua 99 langkah ini, lalu semua masalah yang kau hadapi akan hilang. Kau akan meninggalkannya dibelakang. Kau hanya akan melihat Tuhan. Masalah-masalah ini tidak baik untukmu, bahkan mereka tidak mau bersamamu, jadi tinggalkan mereka dibelakang dan panjatlah lebih tinggi. Jika kau kembali kepada tingkat mereka, itu hanya akan mendatangkan banyak masalah lainnya. Jadi panjatlah, dan tetaplah memanjat. Tuhan berkata, “Panjatlah, percayakan kepadaKu. Naiklah dan menetaplah di tempatKu, tempat kebaikan. Datanglah menujuKu dan panjatlah dengan keimanan dan kesabaran yang tinggi.” Itulah yang kau butuhkan. Lalu kau akan mengerti tentangNya.

Hentikan keluhan dan rengekanmu. Berhenti berkata, “Aduh, Tuhan mengujiku, Dia memberiku ujian ini. Jika Tuhan itu ada, kenapa Dia memberiku masalah-masalah ini?” Tidak seharusnya kau bersikap seperti itu. Tuhan telah mengatakan kepada kita, “Aku menciptakan kebaikan dan keburukan agar kau melihatnya dan menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Kebaikan adalah untukmu dan keburukan adalah musuhmu. Jadi ketika keburukan mendekatimu, tinggalkan ia dibelakang dan panjatlah.”

Ketika masalah selanjutnya muncul, panjatlah lebih tinggi. Kau harus menghadapi masalah-masalah ini agar kau menjadi lebih arif. Jika kau tetap menyalahkan Tuhan dan mengeluh tentang kehidupanmu, kau akan menyerah dihadapan Tuhan daripada berjalan menujuNya. Kau harus mengerti akan hal ini. Ini adalah sikap keimanan. Kau harus menjaga agar tetap sabar dan tawakal dalam berjalan menujuNya. Manusia yang berhasil memanjat seluruh langkah akan menjadi manusia yang sempurna.

Catatan:
1)Ini adalah referensi dari 99 nama Tuhan dalam Islam, nama seperti Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Untuk memanjat adalah menerapkan sifat-sifat dari nama tersebut. Oleh: M. R. Bawa Muhaiyaddeen. Diterjemahkan oleh: Dimas Tandayu 


Menatap Langit Tak Akan Menghilangkan Dahagamu
Cintaku, cucu-cucuku. Kemari, lihatlah cakrawala langit. Tahukah kau darimana datangnya hujan? Air yang terdapat pada bumi diserap oleh langit. Ia terkumpul menjadi awan dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan. Bagaimanapun, proses ini tidak terjadi setiap waktu. Kau tidak bisa bergantung pada hujan. Contohnya, kau selalu membutuhkan air untuk minum, betulkah? Tapi bisakah kau bergantung dari air hujan yang turun dari langit? Akankah menatap langit dapat menghilangkan dahagamu? Tidak bisa, tidak selamanya hujan turun tatkala dahaga mendatangimu. Kau tidak mungkin berharap air turun dari langit ketika kau menginginkannya. Jika kau berdiri di sana berharap hujan akan turun, kau tak akan bisa menghilangkan dahagamu. Malahan kau akan berakhir dengan berkeliling bersama kotoranmu dan kau akan mati.

Sekarang lihatlah tanah ini cucu-cucuku. Selalu tersedia air di dalamnya. Jika kau gali tanahnya dan kemudian menemukan mata air, kau bisa meminum sepuasnya, sesuka hatimu. Untuk itu, jangan berharap dari langit. Kau harus berusaha dan menggali jauh ke dalam tanah untuk mendapatkan airmu.

Seperti itulah, cucu-cucuku, kau tak akan bisa menghilangkan dahaga jiwamu hanya dengan menatap langit memohon kepada Allah Swt. sembari berkata, “Allah ada di sana. Dia yang akan menyediakan.” Allah ada dan Dia akan menolong pada saat yang tepat, tapi sebelumnya kau harus berusaha. Kau harus mencoba.

Sebagaimana titik-titik air yang terdapat pada bumi diserap oleh langit dan turun kembali ke bumi dalam bentuk hujan, Allah mengambil apapun yang kau miliki dan mengembalikannya kembali padamu. Sifat-sifat apapun yang kau miliki akan kembali padamu. Jika kau mengumpulkan sifat-sifat neraka, itulah yang akan kau dapatkan kembali. Tapi, cucu-cucuku, jika kau mengumpulkan sifat-sifat surga, kau akan meraih surga. Jika kau mengumpulkan kebijaksanaan, semua sifat-sifat baik di dalam dirimu dan bertingkah laku dengan baik, Allah akan membuat sifat-sifat tersebut menjadi jauh lebih indah lagi dengan cahaya-Nya. Dia akan merubah sifat-sifat tersebut menuju kemerdekaan bagi sang jiwa dan membuat hujan turun membasahi dirimu. Allah akan mengambil apa yang kau miliki dan merubahnya menjadi sesuatu yang jauh lebih baik, sesuatu yang jauh lebih bernilai. Dia akan membuatnya sempurna dan mengembalikannya padamu.

Allah itu ada. Dia ada dimanapun, tapi kau harus menggali ke dalam dirimu dan menemukan Dia di sana. Segala tindakan-Nya harus hadir pada dirimu. Baru kemudian kau akan meraih khazanah rahmat. Untuk itu, anak-anak, jangan berpikir, “Allah akan melakukannya. Allah akan menyediakannya.” Merupakan suatu kesalahan tatkala menatap langit dan berpikir, “Aku tidak perlu melakukan apapun. Hujan akan datang dengan sendirinya.” Tidak ada manfaatnya bersikap seperti itu.

Cintaku, cucu-cucuku. Pikirkan baik-baik. Pikirkan tentang tugas yang harus kau lakukan. Jangan kau tatap langit, tataplah ke dalam dirimu. Semuanya ada di dalam dirimu, sebagaimana air terdapat di dalam tanah. Cintaku, cucu-cucuku. Kau harus memahami hal ini.

Diterjemahkan oleh sahabat Dimas Tandayu dari :
“Gazing at the Sky Will Never Quench Your Thirst” Come to the Secret Garden: Sufi Tales of Wisdom Written By M. R. Bawa Muhaiyaddeen

Tidak ada komentar