Tersenyumlah Bidadari Berjilbab

Ijinkan Aku Berjumpa DenganMU dan Rosul Dengan Hijabku
By Septy Bidadari*

Allah, Engkau Maha Agung, Maha Mulia
Bumi, langit, beserta isinya
Semua milikMU, semua punyaMU
Dunia akhirat dalam kekuasaanMU

Engkau yang Maha Kaya, yang Maha Memiliki
Ya Allah, ku tahu syurga dan neraka pun milikMU
Ku tahu apa yang harus aku lakukan untuk bisa berdiri di tepi Al KautsarMU
Ku tahu itu ya Allah, ku tahu

Tapi aku tak sanggup akan rayuan syaithon yang mengajakku menjauhiMU
Allah, sungguh ku tak sanggup untuk berada di jahannamMU
Tapi aku pun tak pantas berlari-lari di taman FirdausMU
Allah, ku tahu amalku tidak seluas langit dan tidak pula seluas bumi
Allah, ku tahu amalku tak kan sanggup menggantikan nikmat mata yang telah Engkau beri
Tak kan sanggup menggantikan nikmat satu kakiku,
Tak sanggup menggantikan semua yang Engkau beri untuk hambaMU ini

Allah, ku tahu luas ampunanMU, besar ampunanMU
Hamba memohon belas ampunanMU
Hamba meminta belas kasihMU
Hamba merayu pertolonganMU
Hamba, hamba, hamba hanya bisa meminta belas rahmatMU
untuk mempertahankan hijab ini agar tak koyak
Sebagai bekal untuk bisa berjumpa denganMU dan RosulMU ya Allah dengan wajahku yang berseri
Amin ya mujibassailiin


Bismillahi Nawaitul Lilahi Ta'ala....
Assalamu’alaikum warohmatullallhi wabarokaatuh, ..
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah......

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Ketika seorang Muslimah mencoba menyempurnakan keislamannya dengan mulai mengenakan jilbab, terkadang terdengar segudang pertanyaan mengarah kepadanya, kenapa sih kamu kok pake jilbab? Kamu cantik? Atau, pake jilbab itu ribet, biayanya juga banyak! Sebagian wanita yang kurang percaya diri, dengan mudah menanggalkannya begitu saja.

Namun seorang Muslimah yang cantik jiwanya, tidak akan terpengaruh dengan kata-kata di atas. Mereka justru tersenyum, karena mereka tahu bahwa mereka memiliki alasan yang benar sebagai dasar pijakan mengapa mereka harus berjilbab, mereka bilang:


Melaksanakan Perintah Tuhan
Hal yang paling utama bagi seorang Muslimah, adalah keikhlasan hati dalam melaksanakan segala aturan syariat. Rasa cinta Ilahi akan timbul, tatkala keikhlasan ini telah memenuhi lubuk jiwanya, sehingga segala perintah dan anjuran Tuhan, dengan mudah diindahkan dan dilaksanakan. Allah I menjelaskan, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, dan hendaklah mereka menjaga pandangannya dan menutup kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang tampak darinya. Dan hendaklah menutupkan kain kudung ke dadanya”. (QS an-Nûr [24]: 31).
Betapa besar pahala bagi mereka yang dengan tabah melaksanakan perintah-Nya. Semakin berat cobaan yang dilalui, semakin tinggi nilai perbuatannya. Faktor lingkungan, merasa kampungan, ataupun cemoohan dari berbagai pihak adalah cobaan yang menghadang. Para Muslimah mengerti, bahwa mereka harus tabah menghadapinya, karena pahala Allah I jauh lebih baik dari itu semua.


Sebagai Bukti Kehormatan Diri
Kehormatan adalah segalanya bagi seorang wanita. Karenanya, setiap wanita akan berusaha menjaga dan memeliharanya sekuat hati. Namun terkadang, menjaga kehormatan terasa kabur dengan adanya ajang mencari popularitas dan salah jaga image yang berlebihan. Hingga buka-bukaan tidak lagi dianggap sebagai hal yang negatif. Betapa para artis dengan tenang membuka aurat di depan khalayak ramai, dan dengan bangga mereka bilang kalau diri mereka adalah orang yang terhormat. Seharusnya kehormatan dijaga bukannya diobral dengan acara buka-bukaan. Wanita Muslimah mengerti bahwa dengan jilbabnya ia akan semakin tampak memesona, bukan hanya paras namun juga hati. Dengan begitu berarti ia telah sabar dan ikhlas melaksanakan perintah syariat Islam. Keteguhan jiwa mereka menunjukkan betapa tinggi kehormatan mereka, baik di mata manusia, terlebih di sisi Allah swt.
Jilbab bukanlah hanya sekadar pakaian suplementer saja, seperti jas dan ikat pinggang. Namun lebih dari itu, jilbab adalah nilai kehormatan seorang wanita. Bukankah barang obralan yang dijual di pinggir-pinggir jalan, justru akan membuatnya bernilai rendah. Sebaliknya, jika dikemas dengan apik dan dijual di tempat mewah, akan semakin bernilai tinggi. Dengan berjilbab berarti para Muslimah mencoba mengemas dirinya dengan apik dan sopan. Yang hal itu akan membuat harga dirinya semakin tak ternilai.


Sebagai Wujud Jati Diri
Penampilan luar seseorang sangat menentukan penilaian orang lain terhadapnya. Di tempat umum misalnya, begitu banyak figur dengan segala kepribadiannya. Penampilan merupakan wajah utama yang terlihat, orang akan menilai baik tidaknya seseorang dengan wajah penampilan ini. Seseorang yang memakai pakaian “ala preman” dan kurang sopan, meskipun ia orang baik-baik, akan dinilai sebagai orang yang kurang sopan. Sebaliknya, bila pakaiannya terlihat sopan dan menjaga aurat, orang akan menganggapnya sebagai orang baik, meskipun sebenarnya dia bukan orang baik.

Saat itulah seorang wanita Muslimah—dengan jilbabnya—menunjukkan kepada dunia, bahwa dia adalah orang yang memiliki kepribadian baik, bahwa dia adalah seorang wanita salehah yang taat menjaga aturan syariat.

Selanjutnya, dekadensi moral besar-besaran yang terjadi di Indonesia sangat berperan aktif menurunkan nilai spiritual jilbab. Hingga jilbab tak lagi dipandang sebagai perintah Tuhan, namun lebih mengarah sebagai ajang menarik simpati dan mengikuti pakaian yang lagi trend. Pada bulan Ramadan, mereka berbondong-bondong memakai jilbab dengan segala alasan. Namun pada dasarnya itu tak lebih dari sekedar ikut-ikutan saja. Terbukti ketika bulan Ramadan berlalu, hanya sebagian kecil dari mereka yang tetap mempertahankannya. Ironis.

Seharusnya, mengenakan jilbab bukan atas dasar sedang trend atau program membebek para artis. Jilbab dikenakan karena anjuran syariat dan perintah Allah I. Sekarang dan sampai kapanpun. Di sini dan dimanapun. Mengenakan jilbab tidak terpengaruh oleh bulan suci atau karena sedang laku di pasaran, hingga timbul istilah, pelaksanaan syariat bulanan atau agama bulanan. Juga bukan karena tempat suci atau daerah wajib berjilbab. Hingga ketika ia berada di luar daerah itu, dengan sesuka hati melepaskan jilbab. Tapi sekali lagi, jilbab adalah tuntunan Allah I untuk menguji ketaatan hambanya yang saleh.

Karena itulah, para wanita salehah dengan ikhlas dan tabah memegang erat aturan ini. Mereka yakin akan janji Tuhan dan balasan bagi mereka yang taat peraturan. Bahkan kewajiban ini tidak mereka rasakan sebagai sesuatu yang berat. Mereka justru tersenyum, karena mereka telah melaksanakan perintah Sang Kekasih. Mereka semakin bangga dengan diri mereka sendiri. Karena berarti mereka tidak hanya cantik wajah, namun juga cantik hati. Karena mereka tak hanya jelita rupa, tapi juga jelita pekerti. Karena merekalah para bidadari berjilbab. Wallahu a’lamu.


Wanita berjilbab siapakah engkau
sungguh sungguh menjadi cinta
oh wanita berjilbab putih
kebaikan hatimu seperti aisyah...
tabah hatimu seperti maryam....
kuat nya dirimu seperti siti khodijah....
cantiknya dirimu seperti bidadari
oh wanita berjilbab putih siapakah dirimu....???.

Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...

Subhanakallahumma wabihamdika 
Asyadu Allahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ... 
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

------------------------------
Sumber 
http://nasyid-intertainment.blogspot.com/2008/07/tersenyumlah-bidadari-berjilbab.html
http://tebarjilbab.com/page/2/

Tidak ada komentar