Bersediakah Engkau Menjadi Isteri Saya?

Saya takut sekali ketika membaca sebuah hadits, bahwa setiap bagian dari tubuh anak adam ini, bisa terjerumus pada dosa 'zina'. Dimana 'zina' nya mata adalah memandang yang bukan mahrom. wanita yang bukan mahrom. Dan ini yang lebih sulit, bahwa hati pun bisa ber'zina', dan 'zina' nya hati adalah membayangkan yang belum boleh dilakukan sebelum pernikahan. Baik ini dibuktikan dengan "x" atau tidak.

Alhamdulillah, saya mengenal seorang gadis, yang saya anggap istiqomah dalam beragama, maka semata mata niat ibadah, dan menyelamatkan diri dari dosa, saya tanya dia "Maukah engaku bicara soal masa depan dengan saya?"

Saya fikir pertanyaan ini adalah kaliamat yang paling simpel. dimana kalau dia mau, yaa Alhamdulillah, rencana bisa diteruskan. Bila tidak ya tidak mengapa, tokh ibadah nikah, tidak harus selalu dengan dia.

Dengan siapapun tetap dapat pahala, asal ikhlas sama ikhlas. Daripada lama ter katug katung, antara rindu dan ketidak pastian, khan lebih baik segera ditanyakan. Oke atau tidak, selesai  Ternyata dia mau, dan 6 bulan setelah itu, kami menikah... cut disini.

Nah, mengapa anda tidak seperti saya saja. Tanya dia langsung... Nah, sahabat jadilah berani. Kita terkadang takut mengutarakannya, karena khawatir jawabannya.

Apa anda sudah mengutarakannya, tapi dia ragu menjawabnya. Barangkali ajakan anda kurang jelas, terlalu samar, tidak tegas tegas mengajaknya menjadi isteri anda.

Katakan saja : Bersediakah engkau menjadi isteri saya, kalau "iya"

Alhamdulillah, tetapi jikapun tidak, tentu saya tidak bisa menunggu engkau, untuk saya melangkah ke masa depan.

Terus anda Kalau ia mau, maka nikmatilah kebahagiaan baru anda, jika tidak, ulangi pertanyaan ini secara tulus pada muslimah lain.

Kesiapan ditolak, kesiapan menghadapi kenyataan kalaupun bukan dia yang menjadi isteri anda, adalah awal dari hilangnya kegundahan itu,akhirnya kita bimbang, ragu bertanya lebih jelas dan akhirnya terkatung katung yakinilah bahwa yang akan menjadi isteri anda hanyalah yang di taqdirkanNya untuk menjadi isteri anda. Walaupun seseorang telah memakai gaunpengantin, telah duduk dua saksi dan bertatap wajah dengan penghulu, kalauia bukan jodoh kita dalam catatan taqdir, maka kita tidak akan pernah bisa kita raih sebagai isteri. Sebaliknya kalau memang seseorang itu memang jodoh kita dalam kehendakNya, maka sekalipun sekarang masih berada di ujung kutub utara, maka Alloh akan hantarkan ia kepada anda, atau anda yang dihantarkanNya untuk menemui dia.

Sampai saat ini anda belum tahu yang mana yang ditaqdirkan jadi jodoh anda,tinggal sekarang beranikah anda mengintip taqdir itu dan membukanya terus menjemputnya..?Tanya dia, maukah jadi isteri saya ? jika mau, Alhamdulillah barangkali memang dialah itu. Jika dia tidak mau, jangan gelisah, memang taqdir tidak bisa dipaksa koq. Kalau dia tidak mau, yang lain pasti mau ! Siapa yang lain itu ? Ya kita cari lagi dan tanyakan lagi seperti tadi.

Sepanjang kita siap menerima siapapun yang ditaqdirkanNya buat kita, maka Insya Alloh hidup ini akan terasa mudah dan indah.

"If you are not a part of the solution, You are a part of the problem"

Tidak ada komentar